Harga TBS
Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga TBS di Aceh Masih Rendah
Kenapa harga beli TBS petani di pesisir pantai Timur-Utara Aceh, kata Sofyan Abdullah, setelah satu minggu izin larangan ekspor CPO dicabut presiden
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Pertanian dan Perkebuan (Distanbun) Aceh menyatakan, pencabutan larangan ekspor CPO, yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo, pada tanggal 23 Mei 2022 lalu, belum memberikan dampak postif bagi peningkatan harga beli Tandan Buah Segar (TBS) petani kelapa sawit di Aceh, terutama untuk wilayah pantai Barat - Selatan Aceh.
“Di Aceh Barat pada hari Senin (30/5), menurut hasil pantauan lapangan petugas Dinas Perkebunan setempat, harga TBS ditingkat petani dibeli oleh pedagang pengumpul TBS hanya Rp 1.300/Kg,” kata Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP yang didampingi Kabid Pemasaran dan Produksi Perkebunan Distanbun Aceh, Cut Regina kepada Serambi, Senin (30/5) di Banda Aceh.
Cut Huzaimah mengatakan, akhir bulan April 2022 lalu, Kementerian Perdagangan menyetop sementara kran ekspor CPO dan produk ikutannya ke luar negeri, untuk menata kembali suplai kebutuhan CPO di dalam negeri, terutama untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku minyak goreng curah dan kemasan kelapa sawit, serta kebutuhan campuran bahan baku bio solar.
• Miris, Baru Naik Sepekan, Harga TBS di Kota Subulussalam Kembali Turun
Saat itu, ungkap Cut Huzaimah, harga minyak goreng curah melambung tinggi capai antara Rp 28.000 – Rp 30.000/liter, sementara minyak goreng curah di atas Rp 20.000/Kg. Sedangkan Indonesia, termasuk salah satu produsen CPO terbesar dunia, tapi kenapa harga minyak goreng curah dan kemasannya melambung tinggi.
Akibat dari kondisi harga minyak goreng curah dan kemasan yang melambung tinggi tersebut, serta sulitnya pabrik bio solar di dlam negeri mendapat pasokan bahan baku CPO, untuk produksi bio solar nasional, kata Cut Huzaimah, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan, menyetop kran ekspor CPO bersama produk ikutannya sampai 23 Mei 2022 lalu.
Pada saat ekspor CPO di stop sementara, kata Cut Huzaimah, harga minyak goreng curah, berangsur turun. Namun petani kelapa sawit dan pengusaha pabrik kelapa sawit (PKS) di Aceh mengeluh, mereka kesulitan menjual produksi CPO nya, karena di Aceh belum ada industri hilir CPO, yang bisa menampung produksi CPO dalam jumlah besar. Akibatnya, pembelian TBS dikurangi, harga TBS petani jatuh mencapai Rp 2.400 menjadi Rp 1.400/Kg – Rp 1.300/Kg.
• Catat! Ini Harga Beli TBS Sawit Petani oleh PMKS di Aceh Singkil, Tertinggi PT Nafasindo Rp 2.100/Kg
Untuk menyahuti keluhan petani kelapa sawit dan pengusaha PKS, kata Cut Huzaimah, dua pekan lalu, Distanbun Aceh, memfasilitasi pertemuan Perusahaan PKS dengan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh dengan Dirjen dan Direktur Perkebunan Kementan, untuk mencari solusi pelarangan ekspor CPO dalam negeri ke luar negeri. Hasil pertemuan memohon Presiden Joko Widodo membuka kembali penutupan ekspor CPO yang dilakukan Kemendag, akhir April 2022 lalu.
Permohonan Perusahaan PKS dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit di Aceh dan nasional, disahuti Presiden Joko Widodo dan telah mencabut izin larangan ekspor CPO itu kembali pada tanggal 23 Mei 2022 lalu.
Setelah larangan ekspor CPO dicabut oleh Presiden, kata Kadistanbun Aceh, Cut Huzaimah, seharusnya secara perlahan-lahan harga TBS petani sawit di Aceh, bergerak naik. Tapi faktanya di lapangan, harga TBS petani Aceh, di wilayah pantai Barat – Selatan Aceh masih tetap rendah.
Contohnya di Kabupaten Aceh Barat, harga beli TBS di tingkat petani malah murah, hanya Rp 1.300/Kg, tingkat pedagang pengumpul Rp 1.550/Kg dan pabrik PKS beli Rp 1.800/Kg, jauh di bawah harga TBS yang telah kita tetapkan Bulan Mei 2022 lalu, kisaran Rp 2.400/Kg sampai Rp 3.4.00/Kg.
Di Nagan Raya, TBS dibeli pedagang pengumpul hanya Rp 1.400/Kg, ditingkat pedagang pengumpul harganya tinggi Rp 1.700/Kg dan pabrik PKS beli Rp 1.750/Kg. Di Kabupaten Abdya, tingkat petani Rp 1.440/Kg, pedagang penumpul Rp 1.480/Kg dan tingkat pabrik Rp 1.750/Kg.
Untuk wilayah Timur-Utara Aceh, harga TBS ditingkat petani, sudah mulai sedikit naik. Misalnya di Aceh Tamiang, harga TBS petaninya dibeli dengan harga Rp 1.870/Kg, tingkat pedagang pengumpul Rp 2.070/Kg dan perusahaan PKS beli Rp 2.100 – 2.200/Kg. Di Kabupaten Bireuen, sedikit lebih tinggi, ditingkat petani capai Rp 1.900/Kg, pedagang pengumpul Rp 2.050/Kg dan perusahaan PKS beli Rp 2.200/Kg.
Semenatra itu, Ketua DPW Apkasindo Aceh, Sofyan Abdullah yang dimintai tanggapannya mengatakan, harga beli TBS Petani, pasca pencabutan larangan ekspor CPO bersama produk ikutannya, secara bertahap akan naik, tapi berapa besaran naiknya, sangat dipengaruhi oleh stok CPO di masing-masing pabrik PKS. Jika stok CPO di tangki timbun sebuah PKS, masih banyak, maka TBS yang akan dibeli dengan harga lebih rendah. Tapi sebaliknya jika stok CPO di tangki timbunnya sudah menipis, perusahaan PKS akan membeli TBS petani dan pedagang pengumpul, sedikit naik dari harga beli sebelumnya.
Kenapa harga beli TBS petani di pesisir pantai Timur-Utara Aceh, kata Sofyan Abdullah, setelah satu minggu izin larangan ekspor CPO dicabut presiden, harga TBS nya terus bergerak naik, mungkin stok CPO sudah mulai diekspor ke luar negeri. Untuk menambah stok CPO dalam tangki timbun, PKS di wilayah pesisir pantai Timur -Utara Aceh, kembali melakukan pembelian TBS petani dan pedagang pengumpul, dengan harga yang sedikit tinggi dari minggu lalu.