Presiden Tunisia Mengamuk, Pecat 57 Hakim Tanpa Sebab

SERAMBINEWS.COM, TUNIS - Presiden Tunisia Kaïs Saied, Kamis (2/6/2022) mengamuk atas sikap para hakim yang mendukung para demonstran.

Dia langsung memecat 57 hakim dengan dalih menghalangi berfungsinya keadilan.

Padahal, dia ingin memperkuat cengkeramannya pada peradilan.

Pada Juli 2021, para kritikus menuduh Saied mengambil alih pemerintahan setelah memecat pemerintah dan mengambil alih kekuasaan eksekutif.

Dilansir AP, dia dituduh melakukan kudeta setelah mengabaikan konstitusi 2014, untuk memerintah dengan dekrit.

Pada Rabu (1/6/2022) malam, pemberhentian hakim itu dikukuhkan dengan keputusan dalam Berita Resmi.

Baca juga: Usai Bubarkan Parlemen, Presiden Tunisia Tunda Pemilu Tiga Bulan, AS Minta Pemerintahan Demokratis

Kemudian, disampaikan dalam pidato televisi di mana Saied mengatakan telah memberi kesempatan demi kesempatan dan peringatan demi peringatan kepada pengadilan untuk menyucikan diri.

Saied mendapat serangkaian tuduhan panjang dengan sedikit bukti terhadap lusinan hakim.

Mulai dari korupsi, pengumpulan kekayaan secara ilegal, melindungi teroris dan bahkan pelecehan seksual.

Saied menganugerahkan pada dirinya sendiri kekuatan besar tahun lalu.

Sebuah langka yang diklaim presiden diperlukan untuk menyelamatkan negara dari bahaya yang akan segera terjadi dan memerangi korupsi yang meluas.

Di bawah tekanan dari sekutu Tunisia, yang khawatir tentang kemunduran demokrasi di negara itu, Saied menyusun sebuah peta jalan damai.

Baca juga: Mantan Menteri Kehakiman Tunisia Mogok Makan, Akhirnya Masuk Rumah Sakit

Diperkirakan, akan diselenggarakan referendum 25 Juli 2022 tentang reformasi politik untuk mengamandemen konstitusi.

Kemudian, diikuti pemilihan parlemen pada 17 Desember 2022.(*)