Berita Subulussalam

Harga TBS Kelapa Sawit di Subulussalam Terus Menurun

Harga TBS sawit di Subulussalam setiap hari turun antara Rp 30 per kilogram hingga Rp 50 per kilogram di semua Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS).

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
TANDAN Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit milik petani di Kota Subulussalam dalam proses untuk dimuat ke truk pengangkutan 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Kota Subulussalam terus mengalami penurunan yang dikuatirkan mencapai titik terendah.

Hal itu disampaikan Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, Netap Ginting dalam rilisnya terkait harga TBS kelapa sawit di daerah ini, Jumat (3/6/2022).

Sejak sepuluh hari terakhir, harga TBS kelapa sawit di Kota Subulussalam terus mengalami penurunan setelah sempat naik beberapa kali. Tidak diketahui pasti penyebab penurunan itu. Pasalnya, pemerintah sebenarnya sudah membuka kran ekspor minyak mentah kelapa sawit atau CPO ke luar negeri.

Selain itu, tender CPO sejauh ini juga dikabarkan masih stabil namun fakta di lapangan harga TBS kelapa sawit di Kota Subulussalam justru merosot setiap hari.

Berdasarkan informasi yang disharing Ketua Apkasindo Kota Subulussalam Netap Ginting, harga TBS di Subulussalam setiap hari turun antara Rp 30 per kilogram hingga Rp 50 per kilogram di semua Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS).

Sejauh ini harga TBS di PMBKS berkisar Rp 1.800 – Rp 1.890 per kilogram. Harga ini pun dikuatirkan akan terus anjlok karena setiap hari terjadi penurunan. Harga tersebut di atas merupakan pembelian di tingkat pabrik, sementara supplier dan agen membeli lebih rendah ke petani.

“Setiap hari terjadi penurunan, lagi-lagi pihak pabrik tidak mengindahkan penetapan harga TBS oleh pemerintah, kita harapkan petani harus kompak untuk mempersoalkan masalah ini,” kata Netap.

Di sisi lain, warga petani kelapa sawit mengaku kondisi harga sawit yang makin anjlok dan tak kunjung membaik membuat perekonomian di sana terseok.

Alasannya, mayoritas masyarakat Subulussalam selama ini mengandalkan pendapatan dari TBS karena komoditas ini satu-satunya paling banyak digeluti penduduk Kota Sada Kata itu. Apalagi, anjloknya harga TBS bukan hanya berdampak pada petaninya namun ada sejumlah kalangan terimbas karena terkait dengan kegiatan tersebut.

Di sisi lain, harga sarana produksi pertanian khususnya kelapa sawit kini makin melambung. Harga pupuk NPK mutiara, pupuk KCL, herbisida dan lainnya tak terkendali karena naik sejak beberapa bulan lalu.

Menurut Netap Ginting, keadaan ini sangat menyulitkan petani sawit, apalagi harga kebutuhan pokok terus meningkat di tambah lagi kebutuhan biaya anak sekolah. Padahal, Subulussalam termasuk salah satu penghasil TBS terbesar di Aceh karena hampir 80 persen masyarakat kota Subulussalam menggeluti komoditi tersebut.

Namun, lanjut Netap, dengan harga yang anjlok dan dikuatirkan akan ke titik nadir ini, kondisi masyarakat sangat merana. Netap pun mendesak  pemerintah bersama DPRK Subulussalam turun tangan mencari solusi. Dia mengingatkan Pemko Subulussalam tidak tinggal diam atas kondisi yang dialami masyarakatnya.

Lebih jauh, Netap meminta pemerintah dan DPRK bertindak dengan meninjau langsung pabrik penampung buah kelapa sawit di Kota Sada Kata itu. Sebab, kata Netap keberadaan pabrik sesuai harapan saat akan dibangun beberapa tahun lalu untuk menjaga stabilitas harga TBS. "Maka ini harus pantau ke pabrik jangan ada yang mempermainkan harga,” tegas Netap

Lebih jauh dikatakan, kondisi harga TBS yang anjlok setiap habis lebaran kerap melanda petani kelapa sawit. Dia pun tidak tau mengapa harga TBS anjlok setiap momen lebaran sehingga imbasnya kepada masyarakat petani.”Mengapa harus masyarakat petani yang menanggung harga yg sangat rendah ini,” keluh Netap.(*)

Baca juga: Harga TBS Sawit Tingkat Petani di Aceh Timur Rp 1.750 per Kilogram, Harga CPO di Sumut Turun

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved