Idul Adha 2022
Penetapan Idul Adha 2022 Antara Pemerintah dan Muhammadiyah Ada Potensi Beda, Ini Penjelasan BRIN
Menurut prediksi BRIN, antara pemerintah dengan Muhammadiyah ada selisih satu hari dalam penetapan Idul Adha 1443 H.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah/2022 masehi tidak lama lagi akan berlangsung.
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan kapan Hari Raya Idul Adha 1443 H/2022 Masehi akan diperingati.
Menurut PP Muhammadiyah, 10 Dzulhijjah 1443 H atau Hari Raya Idul Adha 2022 jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.
Hal tersebut termaktub dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H.
Menurut maklumat tersebut, 1 Dzulhijah 1443 H jatuh pada 30 Juni dan Idul Adha 2022 atau 10 Dzulhijah 1443 H jatuh pada 9 Juli 2022.
"Pada hari Rabu Legi, 29 Zulkaidah 1443 H bertepatan dengan 29 Juni 2022 M, ijtimak jelang Zulhijah 1443 H terjadi pada pukul 09:55:07 WIB," tulis maklumat tersebut.
Dalam maklumat itu disebutkan juga bahwa bulan di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk ketika petang hari (29/6/2022).
Baca juga: Jadwal Idul Adha 2022, BRIN Prediksi Ada Potensi Beda dengan Muhammadiyah, Bagaimana dengan Kemenag?
Lantas, kapan Idul Adha 2022 menurut ketetapan pemerintah?
Ada potensi beda
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi adanya potensi perbedaan penetapan Idul Adha 2022 antara Pemerintah Indonesia dengan Muhammadiyah.
Menurut prediksi BRIN, antara pemerintah dengan Muhammadiyah ada selisih satu hari dalam penetapan Idul Adha 1443 H.
Profesor riset astronomi dan astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan, prediksi penetapan Idul Adha yang berbeda itu bisa terjadi lantaran adanya pengubahan ketetapan MABIMS.
Kriteria lama MABIMS mengharuskan ketinggian minimal 2 derajat dan elongasi 3 derajat atau umur bulan 8 jam untuk menentukan Idul Adha.
Namun pada kriteria baru MABIMS, elongasi (jarak sudut Bulan-Matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.
Adapun MABIMS adalah kepanjangan dari Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Baca juga: Idul Adha 2022 akan Tiba, Berencana Kurban, tapi Berhutang? Simak Penjelasan UAS, Begini Hukumnya
Kesepakatan baru MABIMS, hilal dinyatakan dengan elongasi (jarak sudut Bulan-Matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.
"Kriteria baru MABIMS digunakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan beberapa ormas (organisasi masyarakat) Islam," tutur Thomas sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Senin (6/6/2022).
Adapun penetapan hari libur nasional Idul Adha 1443 H sebelumnya yang jatuh pada Juli 2022, lanjut Thomas, didasarkan oleh kriteria lama MABIMS.
Posisi Hilal pada 29 Juni 2022
Saat ini, terdapat dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia, yaitu kriteria wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS.
Dijelaskan Thomas, kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah berdasarkan pada kondisi Bulan yang terbenam setelah Matahari.
"Artinya, tidak melihat pada berapapun ketinggian hilal, selama berada di atas ufuk saat Matahari terbenam," terangnya.
Sementara pada kriteria baru MABIMS, didasarkan pada batasan minimal terlihatnya hilal atau visibilitas hilal.
Profesor yang juga anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag mengatakan, posisi bulan di Indonesia pada saat maghrib 29 Juni 2022 sudah berada di atas ufuk.
Baca juga: Pasokan Daging Dipastikan Aman Untuk Kebutuhan Idul Adha, Indonesia Rawan Penyakit Zoonosis
Berdasarkan wujudul hilal, sebut Thomas, kriterianya sudah terpenuhi.
"Itu sebabnya Muhammadiyah di dalam maklumat menyatakan 1 Dzulhijah 1443 H jatuh pada 30 Juni 2022 dan Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022," lanjut Thomas.
Sementara itu, garis tanggal kriteria baru MABIMS menunjukkan bahwa di Indonesia pada saat Maghrib 29 Juni 2022, tinggi Bulan umumnya kurang dari 3 derajat dan elongasi kurang dari 6,4 derajat.
Ini menunjukan hilal terlalu tipis untuk dapat mengalahkan cahaya senja yang masih kuat.
"Akibatnya, hilal tidak mungkin dapat dirukyat (diamati)," imbuh Thomas menjelaskan.
Berdasarkan hal tersebut, ada kemungkinan bahwa 1 Dzulhijjah 1443 H akan jatuh pada 1 Juli 2022 dan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022.
Namun penetapan Idul Adha 1443 H/2022 Masehi ini baru akan diputuskan pada sidang isbat.
"Konfirmasi rukyat akan dilakukan pada 29 Juni dan diputuskan pada sidang isbat awal Dzulhijah 1443 H," pungkasnya.
Penjelasan Kemenag
Terkait soal potensi penetapan Idul Adha 2022 yang diprediksi berbeda, Kementerian Agama (Kemenag) belum bisa memastikan lebih lanjut.
Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menegaskan, pihaknya masih menunggu hasil sidang isbat untuk menetapkan perayaan Idul Adha 1443 H yang akan digelar pada akhir Juni 2022 mendatang.
"Kita menunggu hasil sidang isbat yang insya Allah akan dilaksanakan tanggal 29 Zulkaidah (bertepatan 29 Juni)," ujarnya yang dihubungi Kompas.com, Selasa (7/6/2022), seperti dikutip dari pemberitaannya.
Kamaruddin juga mengimbau masyarakat untuk saling menghargai jika dalam pelaksanaan hari raya Idul Adha pada tahun ini/2022 mengalami perbedaan.
"Kalau pun ada perbedaan, kita berharap masyarakat bisa memahami dan saling menghargai," tegasnya.
Baca juga: Fakta Janggal Deklarasi FPI Reborn Dukung Anies Maju Capres, Dikawal Polisi Hingga Dikasih Uang
Kamaruddin pun meyakini bahwa masyarakat sudah terbiasa dengan perbedaan penetapan perayaan umat muslim di Indonesia.
"Masyarakat kita sudah terbiasa dan dewasa dalam menyikapi perbedaan," tuturnya.
Sebab, penetapan perbedaan Hari Raya Idul Adha di Indonesia juga pernah terjadi sebelumnya, tepatnya pada 2015 lalu.
Saat itu, pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada 24 september 2015.
Sementara PP Muhammadiyah menetapkan Idul Adha sehari lebih awal pada 23 September 2015.
(Serambinews.com/Yeni Hardika, Kompas.com/Diva Lufiana Putri/Dandy Bayu Bramasta)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI