Kisah Pilu Bocah SD di Binjai, Tewas Usai dikeroyok Teman Kelas, Meninggal dalam Pelukan Ibunda
Diduga dikeroyok Teman Sekelas, Bocah SD di Binjai Meninggal Dunia Usai Muntah, Begini Kronologisnya
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Kisah pilu dialami oleh seorang bocah SD di Binjai, Sumatera Utara.
Bocah berusia 11 tahun itu meninggal dunia di pelukan ibunda setelah mengalami muntah-muntah.
Kepada sang ibu, bocah itu mengaku kondisi buruk yang dia alami tersebut lantaran dirinya sedang sakit.
Namun beberapa hari setelah dikebumikan, belakangan pihak keluarga mulai curiga bahwa putranya diduga sempat mendapat penganiayaan dari teman sekelasnya.
Kejadian pilu itu dialami oleh MIH (11), siswa kelas 5 di salah satu sekolah dasar (SD) di Kelurahan Payaroba, Kecmatan Binjai Barat, Kota Binjai.
MIH meninggal dunia pada Selasa (24/5/2022).
Melansir Tribun-medan.com, Kamis (9/6/2022), terungkapnya kasus tersebut bermula setelah teman-teman MIH yang pernah dianiaya, mengadu pada ibu korban.
Kebetulan, ibu korban berjualan makanan ringan.
Baca juga: Bocah SD di Binjai Meninggal Diduga Dianiaya Teman Sekelas, Orangtua Korban Lapor Polisi
Setelah MIH dikebumikan, teman-temannya datang menemui SCD.
Saat itulah ibu korban kaget, bahwa anaknya meninggal dunia karena diduga digebuki teman sekelas.
"Saya tanya sama temannya, mereka juga takut dianiaya oleh anak yang menganiaya Ikhsan," kata SCD seperti dikutip dari Tribun-medan.com, Kamis (9/6/2022).
Kronologis kejadian
Kasus diduga penganiayaan ini awalnya tidak diketahui oleh orangtua korban, yakni SCD (37) dan AS (40).
Melansir Tribun-medan.com, diceritakan ibu korban, putranya itu meninggal dunia pada Selasa, 24 Mei 2022 lalu.
Sehari sebelumnya yaitu Senin, 23 Mei 2022, korban pulang dari sekolah dalam keadaan lemas.
Saat itu wajahnya pucat dan tidak berselera makan.
Korban juga sempat mengaku pada SCD, bahwa ia sedang dalam keadaan sakit, bukan dianiayai.
"Dia pulang dari sekolah yang gak jauh dari rumah kami, saat di rumah dia bilang lemas dan gak enak badan," kata SCD dikutip dari Tribun-medan.com.
Ibu korban mengaku, selama satu malam setelah kejadian itu, dia tidak mau makan.
Baca juga: Akhir Cerita Kakek Berkali-kali Cabuli Bocah 13 Tahun, Ketahuan Orangtua dari WA & Ditangkap Polisi
Bahkan MIH tidak bisa membuka mulutnya.
Keesokan harinya yaitu pada Selasa, 24 Mei 2022, kondisi MIH masih tetap sama.
SCD mengatakan, saat itu dirinya sempat ingin membawa anaknya ke bidan, namun MIH menolaknya.
Padahal saat itu, MIH sudah tak berdaya hingga mengalami muntah-muntah.
"Saya tanya kenapa muntah-muntah terus, dia bilang enggak apa-apa,"ujar SCD.
SCD menuturkan, saat kondisi putranya itu semakin memburuk, ia pun sempat memanggil suaminya untuk pulang dari tempat kerja, guna melihat kondisi anak laki-laki mereka.
Karena curiga, ia juga sempat memeluk MIH dan menanyakan apa yang terjadi.
Di pangkuan sang ibunda, saat itu MIH sempat menatap lama ke arah Alquran yang tergantung di dinding rumahnya.
Tak ada kata yang keluar dari mulut bocah kelas 5 SD itu, selain mendekap pasrah di pelukan ibunya.
Tak lama berselang, ia pun menghembuskan napas terakhirnya.
Menemukan memar dan luka di tubuh
Setelah MIH meninggal dunia, keluarga mengadakan proses pemakaman.
Jenazah MIH kemudian dimandikan, sebelum dikafani untuk dimakamkan.
Baca juga: Bocah 2,5 Tahun Ditemukan Meninggal Tenggelam di Saluran Irigasi, Hilang Saat Ibunya Mencuci Pakaian
Saat dimandikan, keluarga pun kaget, karena menemukan banyak luka memar di tubuh.
"Begitu dimandikan, punggungnya ada memar, dada memar merah kebiruan. Kuping juga terlihat biru," sebut SCD.
Namun demikian, proses fardhu kifayah terhadap jenazah MIH tetap dilanjutkan hingga proses pemakaman.
Keesokan harinya, barulah SCD tahu bahwa anaknya diduga digebuki oleh teman sekelasnya.
Saat itu, teman-teman MIH datang memberi tahu SCD, bahwa sebelum meninggal dunia, ada enam anak yang memukuli MIH.
Menurut pengakuan teman-teman putranya itu, kata SCD, mereka yang disebut telah menganiaya korban juga sering menganiaya anak lainnya.
Diancam Kepala Sekolah
Setelah mengetahui ada dugaan penganiayaan terhadap putranya, SCD dan suaminya sempat mendatangi SD tempat MIH mengenyam pendidikan.
Kedatangan SCD bertujuan untuk menanyakan kepada pihak sekolah tentang masalah yang menimpa putranya.
Selain itu, ia juga ingin mendapat jawaban, mengapa tidak ada pengawasan dari sekolah terhadap anak didiknya.
Saat bertemu dengan kepala sekolah tersebut, ibu korban sempat diminta untuk tidak kemana-mana.
Namun bukannya mendapat jawaban, menurut SCD, kepala sekolah tersebut malah mengancamnya.
"Kepala sekolah dan orang tua murid yang diduga memukuli anak saya bilang, bahwa tidak mungkin anak mereka memukuli Ikhsan. Kepala sekolah lalu bilang begini, kalau tidak senang lapor saja ke polisi. Kalau ini tidak benar, kepala sekolah mau melaporkan saya juga ke polisi," ungkapnya dengan air mata berlinang.
Pengakuan Wali Kelas MIH
Setelah kasus ini mencuat ke publik, wali kelas MIH berinisial Z, angkat bicara menyoal kematian anak didiknya itu.
Z menyebut MIH telah mengidap penyakit bawaan, lantaran sering tidak masuk sekolah. Akan tetapi, ia belum tahu, penyakit apa yang diidap oleh Ikshan.
"Dia jarang masuk kelas. Kata orang tuanya, dia sakit. Asal tidak masuk sekolah, pasti alasannya karena sakit," katanya saat ditemui Tribun-medan.com di sekolah tempatnya mengajar, Jumat (10/6/2022), seperti dilansir dari pemberitaannya.
Karena sering tidak masuk, Z malah berniat baik untuk menutupi absennya.
Baca juga: Bocah 9 Tahun Dicabuli Kakek Penjaga Warung, Korban Ngadu ke Neneknya Sakit di Bagian Vital
Perihal ini dilakukan agar I tidak tinggal kelas, lantaran jarang masuk.
"Kehadiran jarang masuk kelas. Di absen saya tutupin karena kasihan kan. Kalau absen terlalu banyak bisa gak naik kelas," ucapnya.
Z juga menuturkan, bahwa orang tua MIH tidak memberitahukan jika anaknya telah mengidap penyakit apa.
"Orangtuanya juga gak ada bilang sakit apa dia," ungkapnya.
Namun demikian, selama di sekolah, kata Z, MIH terbilang anak yang pendiam.
Ia memilih duduk sendiri pada bagian belakang kelas.
Dikatakannya, MIH juga jarang mengerjakan tugas yang diberikan untuk dikerjakan di rumah.
"Dia juga jarang kerjain tugas dari sekolah. Maaf cakap dia juga kurang bisa membaca. Dia anaknya polos, dan suka duduk menyendiri di belakang," ungkapnya.
Z menuturkan, MIH juga sering marah dengan murid lain, apabila diganggu.
Menurutnya, ejek-ejekan sesama murid SD itu merupakan hal lumrah, lantaran masih suka bermain.
"Dia juga diganggu terkadang marah-marah kepada teman-temannya. Ikshan malah lebih marah dari pada murid yang lain." ucapnya.
Z mengaku sering mendengar bahwa MIH sering bertengkar dengan siswa lain.
Akan tetapi, tidak sampai begitu parah perkelahiannya.
"Memang ada mukul, tapi bukan pukul pada bagian dada hanya di tangan saja. Kalau muntah tidak pernah di sekolah," jelasnya.
Tak ada pengeroyokan
Z mengaku pihak sekolah terkejut dengan adanya laporan kasus yang dialami MIH.
Apalagi, anak SD tidak seperti remaja SMA, yang berkelahi pasti menggunakan barang atau senjata tajam, sehingga membahayakan nyawanya.
"Kami juga heran, karena pengakuan dari murid-murid tidak ada yang sampai memukuli terlalu sadis. Taulah kalau anak SD bertengkar bagaimana, tidak seperti anak SMA yang sampai membawa benda tajam," jelas Zulfahmi.
Seingatnya, tidak pernah adanya perkelahian atau pengeroyokan yang dilakukan siswa lain terhadap MIH.
Baca juga: Bocah Piatu Dibully dan Diusir dari Sekolah karena Tak Punya HP, Kini Bahagia usai Banjir Bantuan
Menurutnya, setiap kali mengetahui ada siswanya yang bertengkar, mereka pasti akan mendapat hukuman.
Lalu, apabila ada yang sakit, pastinya langsung mendapat pertolongan pertama dari guru-guru yang ada.
"Biasanya kalau ada siswa yang sakit di sini langsung diberi pertolongan pertama. Jadi tidak ada sekolah yang membiarkan anak-anak sakit atau kenapa-kenapa di sekolah," ujarnya.
Disdik Binjai panggil kepala sekolah
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Pembina SD Dinas Pendidikan Kota Binjai, Irwansyah mengaku sudah tahu masalah ini.
Dia pun mengaku sudah memanggil kepala sekolah, tempat MIH belajar.
Hanya saja, Disdik Kota Binjai belum bisa memastikan, apakah MIH benar meninggal karena diduga digebuki teman sekelas, atau karena hal lain.
"Kepala sekolah sudah datang. Kami sudah ketemu dengan keluarga terkait masalah ini. Kita tunggu dari kepolisian untuk mencari kebenarannya," kata Irwansyah.
Kapolres Binjai mengatensi kasus ini
SCD pun telah melaporkan kejadian yang menimpa anak laki-lakinya itu ke Polres Kota Binjai.
Saat ini, kasus diduga penganiayaan ini telah ditangani oleh Polres Binjai.
Kapolres Binjai, AKBP Ferio Santo Ginting pun mengatensi kasus tersebut.
Bahkan, ia juga sudah meyambangi kediaman MIH, untuk bertemu dengan ibu dan ayah korban.
Dalam pertemuan itu, Kapolres Binjai mencari tahu lebih lanjut kebenaran kasus ini.
Dia pun berjanji akan mengusut kasus ini hingga tuntas, demi mencari kebenaran yang sesungguhnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika; Tribu-medan.com/Satia)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI