Pemuda Desa Ini Jarang Keluar Rumah, Dikira Kerja Gaib, Ternyata Kelola Server di Berbagai Negara
Kisah pemuda desa di Kulon Progo ini menjadi salah satu yang menginspirasi. Mengelola hingga 50 server di berbagai negara dari rumahnya.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
Karenanya, jelaga dan debu dari genting jatuh ke plastik dan menyisakan tampilan tembus pandang langit-langit yang kotor.
Baca juga: Zara Terduduk Lemas Memegang Lukisan Wajah Eril Sambil Menyaksikan Sang Abang Dimakamkan
Ruangan kamar ini memang belum sempurna selesai, namun kondisinya lebih bagus daripada kondisi keseluruhan rumah.
Rumah Nur sekitar 48 meter persegi.
Separuh rumah, mulai dari kamar tidur hingga ke kamar tamu dan teras, berdiri dari batako yang belum diplester.
Sebagian lagi, yakni bagian dapur, masih berdinding anyaman bambu lusuh dan lapuk.
Hanya kamar yang ditempati Nur yang berlantai keramik putih sehingga terkesan bersih.
Sementara yang lain lantai semen kasar.
Dalam kamar Nur ini terdapat meja dengan satu monitor dan satu laptop.
Dinding di dekat meja menggantung instalasi WiFi dan hub sentral yang membagi Wifi ke beberapa rumah tetangga.
Tidak ada kasur apalagi dipan dalam kamar. Hanya tikar plastik menghampar di lantai keramik putih.
"Di sini (tikar) saya tidur atau di kursi. Di meja ini saya lebih banyak aktivitas," kata Nur.
Nur mengendalikan secara remote atau dari jarak jauh. Ia mengendalikan server dalam beberapa data center agar tetap aman dan lancar dimanfaatkan.
Baca juga: Hacker Retas Twitter Perdana Menteri India, Sebut Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran Sah
Perusahaan IT tempat ia bekerja bahkan menyewa sekitar 50 – 70 server yang ada di Singapura.
Sebelumnya, ada di berbagai negara di Eropa hingga Amerika. Karena persoalan kestabilan dan keamanan data center, maka mereka memindahkannya ke Singapura.
Pekerjaan mengendalikan server itu rupanya menyita waktu hidupnya.