Budaya Gayo
Pusat Kajian Kebudayaan Gayo Bahas Tutur Gayo Secara Virtual, Terbuka untuk Umum
Diakui Yusradi, tutur Gayo kurang dikenalkan, kurang diajarkan, dan kurang dipelajari. Tambah lagi, ada kecenderungan mulai beralihnya ke tutur nongay
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Fikar W Eda I Jakarta
SERAMBINEWS COM, JAKARTA - Tutur Gayo dibahas dalam Bincang Budaya Pusat Kajian Kebudayaan Gayo (PKKG) secara virtual, Rabu (15/6/2022).
Hadir sebagai narasumber peneliti dan penulis buku Tutur Gayo, Yusradi Usman al-Gayoni.
Bincang Budaya Tutur Gayo tersebut dapat diakses secara luas melalui tautan Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/89186929676?pwd=T1AvaDNkMzh4YktFR3hzQjlyQ01Qdz09, Meeting ID: 891 8692 9676, dan Passcode: 464255.
"Banyak masukan dari berbagai pihak baik di Gayo maupun di luar Gayo untuk membahas tutur Gayo," kata Yusradi Usman al-Gayoni yang juga Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo.
• VIDEO Seniman Gayo Muazin Mudere Berhasil Rekonstruksi Rebeb, Alat Musik Tradisional Gayo
Diakui Yusradi, tutur Gayo kurang dikenalkan, kurang diajarkan, dan kurang dipelajari. Tambah lagi, ada kecenderungan mulai beralihnya ke tutur nongayo.
"Karenanya, tutur Gayo perlu dibahas dalam sesi khusus Bincang Budaya Tutur Gayo Pusat Kajian Kebudayaan Gayo ini," katanya.
Bincang Budaya Tutur Gayo itu dimoderatori Desi Arita Wati, dosen Universitas Panca Sakti Bekasi, MC Husna Mahyana (siswi SMK Negeri 1 Takengon).
Pusat Kajian Kebudayaan Gayo terbilang aktif menyelenggarakan Bincang Budaya, Bincang Sejarah dan Bincang Seni Gayo.
• Seniman Gayo, Muazin Mudere Berhasil Rekonstruksi Alat Musik Rebeb
Yusradi mengatakan program yang ia asuh itu sebagai bentuk perhatian terhadap kebudayaan Gayo.
Ia mempersilakan masyarakat luas mengakses setiap sesi perbincangan budaya yang diselenggarakan Pusat Kajian Kebudayaan Gayo.(*)