Nikah Baru 2 Minggu Tapi Hamil Sudah 1 Bulan, Jangan Suudzon, Ini Penjelasan dr Aisah Dahlan

dr Aisah Dahlan menjelaskan alasan meskipun menikah baru 2 minggu tetapi usia kandungan sudah 1 bulan lebih.

Editor: Amirullah
The Huffington Post, robertoforzoni.com
ilustrasi hamil 

SERAMBINEWS.COM - dr Aisah Dahlan menjelaskan alasan meskipun menikah baru 2 minggu tetapi usia kandungan sudah 1 bulan lebih.

Jangan suudzon terlebih dahulu, bukan karena hamil duluan sebelum menikah.

Dalam sebuah kajian, dr Aisah Dahlan membeberkan alasan mengapa demikian.

Sehingga jangan sampai orang salah paham dan mengira istri tersebut sudah hamil duluan sebelum menikah.

Hal itu dipaparkan oleh akun Instagram @drparenting sebagaimana dilansir oleh Bangkapos.com, Senin 13 Juni 2022.

Sebuah pertanyaan menarik, baru menikah 2 minggu, kok istri hamil sudah 1 bulan lebih?

dr Aisah menjelaskan misalnya seorang wanita status pengantin baru mengalami haid terakhir pada tanggal 17 Februari.

Sedangkan ia menikah pada tanggal 8 Maret.

Ia mencek dirinya ke bidan pada tanggal 22 Maret.

Diketahui usia kehamilan mencapai 1 bulan 5 hari.

Motivator keluarga dr Aisah Dahlan
Motivator keluarga dr Aisah Dahlan (Tangkapan Layar Youtube)

"Kok bisa? Kan baru menikah 2 mingguan? Tapi kok hamil sudah usia 1 bulan 5 hari?

Ternyata, perhitungan usia kehamilan itu dimulai bari hari pertama haid terakhir (HPHT) bukan dari hari pertama menikah," bebernya.

Sepintas ini hal yang sepele sekali, tapi suami wajib tahu.

Demikian juga para calon pengantin atau yang belum menikah, perlu tahu tentang hal ini.

Sebab banyak sekali kejadian seperti itu.

Istri baru dinikahi beberapa minggu tapi usia kehamilan sudah ebih dari 1 bulan.

"Jika tidak didasari oleh ilmu pengetahuan, hal itu bisa menimbulkan suudzon.

Akhirnya bahkan bisa memicu pertengkaran hingga fitnah dari sana-sini," papar dr Aisah Dahlan.

Oleh sebab itu penting dicatat kapan hari pertama haid terakhir.

"Mengapa? Karena ketika ke dokter kandungan, maka untuk USG, dokter pasti akan bertanya,"Kapan HPHT-nya?," jelas dr Aisah Dahlan.

"Dokter kandungan tak mungkin bertanya,"Kapan bikinnya?" tambahnya.

Bisa juga jika pengantin baru hanya berhubungan intim sebulan sekali, maka lebih mudah diketahui kapan terjadi pembuahan.

Namun yang namanya pengantin baru, rasanya tak mungkin hanya sekali berhubungan intim dalam sebulan.

"Kecuali setelah hari pertama suami langusng pergi kerja jauh keluar pulau," pungkasnya.

Inilah Frekuensi Terbaik Berhubungan Suami Istri

Frekuensi berhubungan biologis dalam seminggu menurut dr Aisah Dahlan, ada batasannya.

Bukan dilakukan setiap hari termasuk para pegantin baru.

Sebab, jika terlalu sering justru akan ada dampak yang ditimbulkan.

Memang hubungan suami istri sangat penting dalam rumah tangga.

Tetapi jangan sampai tidak paham frekuensi idealnya.

Bagi pasangan suami istri penting untuk mengetahui seberapa penting frekuensi berhubungan biologis.

Selain tidak bosan, agar suami maupun istri tetap sehat.

Kadang kala bagi pengantin baru hubungan biologis dilakukan terlalu sering.

Padahal menurut para ahli justru tidak dianjurkan.

Maka dari itu, dr Aisah Dahlan menjelaskan frekuensi berhubungan suami istri dalam seminggu yang normal dilakukan pasutri.

Terlebih bagi suami jika penat dan otaknya tegang harus dilenturkan dengan cara berhubungan suami istri.

Lalu, berapa jatah hubungan suami istri sebenarnya menurut dokter peneliti sekaligus motivator rumah tangga, dr Aisah Dahlan?

Simak penjelasannya dalam kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt yang diunggah pada 21 Juli 2021.

dr Aisah Dahlan menjelaskan bahwa otak yang menjadi bagian pusat syahwat pada laki-laki lebih lebar.

Bagian otak ini juga berfungsi sebagai pusat yang mengatur munculnya kebutuhan menjaga keamanan.

Salah satu keamanan yang dijaga oleh laki-laki dari diri dan keluarganya ialah keamanan ekonomi.

"Tetapi karena laki-laki lebih lebar, berarti laki-laki kalau sedang bekerja di luar kantor itu kan berarti dia menjaga keamanan ekonomi," kata dr Aisah Dahlan.

Bekerja secara terus-menerus akan menyebabkan bagian otak ini menjadi tegang.

"Tiga hari bu itu, ini hipotalamus tegang. Pada saat tegang, syahwat naik, bu.

Makanya harus dilenturkan dengan hubungan suami istri," kata dr Aisah Dahlan.

Berbeda dengan perempuan yang lebih cenderung mengharapkan cinta, kasih, dan komunikasi terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan suami-istri.

Pada laki-laki hubungan antara suami istri merupakan sarana melepas ketegangan sehingga setelahnya menjadi lebih rileks dan lebih bersemangat.

Namun boleh melakukannya di malam hari bulan ramadhan.

Barulah setelahnya mampu memberikan cinta yang lebih pada istri, lebih bersemangat bekerja besoknya lagi.

dr Aisah Dahlan menjelaskan bahwa ketegangan hipotalamus dapat dipengaruhi oleh faktor usia.

Pada usia di atas 55 tahun biasanya hipotalamus baru akan tegang dalam waktu seminggu.

Namun, bagi yang usianya masih muda bisa jadi dua hari sudah membuat hipotalamus tegang.

Artinya 2 kali sehari bagi pasangan muda berhubungan suami istri.

Sementara bagi pasangan yang sudah tua cukup 1 kali dalam seminggu karena sesuai hipotalamus tegang dalam seminggu.

Sehingga harus berhubungan suami istri lebih sering, yaitu dua hari sekali dan akan lebih sering lagi jika merupakan pasangan baru.

"Kalau dia menikahnya umur 30 tahun, akil balighnya 10 tahun, berarti 20 tahun dia sudah tegang, makanya sehari dua kali dia bisa," bebernya.

"Artinya apa? Semakin kita layani suami , maka dia akan semakin baik bekerja menjaga keamaan ekonomi kita," ujarnya.

(Bangkapos.com/Widodo)

 

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Jangan Suudzon Dulu, Menikah Baru 2 Minggu, Hamil Sudah 1 Bulan Simak Penjelasan dr Aisah Dahlan

Baca juga: Viral Aturan Naik Sepeda Motor Pakai Sandal Jepit Bakal Ditilang, Begini Penjelasan Korlantas

Baca juga: Dijadwalkan Rilis 2023, Ini Bocoran Film Pertualangan Sherina 2, Siap Ajak Penggemarnya Bernostalgia

Baca juga: 10 Bulan Menikah, Nur Aini Baru Tahu Suaminya Ternyata Perempuan, Tak Curiga saat Berhubungan Intim

 

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved