Berita Banda Aceh

Baitul Mal Aceh Kembali Lahirkan Penghafal Qur’an Melalui Program Beasiswa Penuh

Dana zakat yang dikelola Baitul Mal Aceh (BMA) kembali melahirkan penghafal Alquran melalui program beasiswa penuh kategori tahfiz

Editor: bakri
Dok Baitul Mal Aceh
Anggota Badan BMA, Dr Abdul Rani Usman, MSi saat menyampaikan pengarahan program pemberdayaan ekonomi untuk mualaf di Masjid Agung Atau Taqwa, Kutacane, Aceh Tenggara 

BANDA ACEH - Dana zakat yang dikelola Baitul Mal Aceh (BMA) kembali melahirkan penghafal Alquran melalui program beasiswa penuh kategori tahfiz.

Kali ini, santri binaan BMA yang telah purna pendidikan tahfidh-nya sebanyak 7 santri yang belajar di SMP Plus Al-Athiyah, Lembah Seulawah, Aceh Besar.

Ketujuh santri tersebut sudah menghafal 20-30 juz Alquran dan menjalani wisuda pada Minggu (19/6/2022).

Anggota Badan BMA, Dr Abdul Rani Usman MSi, Senin (20/6/2022) mengatakan, program beasiswa penuh kategori tahfidh ini merupakan salah satu program unggulan BMA dari senif Ibnu Sabil.

“Sasaran penerimanya adalah anak-anak dari keluarga kurang mampu di Provinsi Aceh, terutama yang berdomisili di Banda Aceh dan Aceh Besar,” sebutnya.

Selain untuk mempopulerkan pendidikan Alquran dan menjaga agar siklus penghafal Al-Qur’an tidak terputus, lanjut Abdul Rani, program ini juga dimaksudkan agar pendidikan penghafal Qur’an tidak lagi eksklusif hanya untuk keluarga mampu.

“Anak-anak dari keluarga kurang mampu yang memiliki potensi juga diberi akses untuk menjadi penghafal Alquran melalui beasiswa dari zakat,” katanya.

Ia menjelaskan, tujuh penghafal Qur’an yang diwisuda hari ini merupakan santri yang biaya pendidikannya ditanggung penuh oleh dana zakat di Baitul Mal Aceh.

Mereka dibiayai selama 3 tahun, sejak masuk ke SMP Al-Athiyah pada 2019 hingga lulus pada 2022 ini.

Baca juga: Baitul Mal Aceh Bantu 210 KK Korban Puting Beliung di Aceh Besar

Baca juga: Donor Darah Tahap II, Amil Baitul Mal Aceh Kumpulkan Darah 49 Kantong

Total dana zakat yang disalurkan untuk biaya pendidikan tujuh santri ini mencapai Rp 428,4 juta dengan rincian biaya per anak masing-masing Rp 20,4 juta per tahun.

“Selain biaya SPP dan asrama, dana zakat tersebut juga kita salurkan untuk uang saku mereka.

Setiap bulan masing-masing anak mendapat uang saku Rp 400 ribu.

Sehingga, beban finansial keluarga anak-anak ini untuk masalah pendidikan mereka benar-benar dapat kita kurangi,” urai Abdul Rani.

Adapun tujuh santri binaan SMP Plus beserta rincian hafalan yang diwisuda Dayah Al-Athiyah tersebut adalah Rihan Qaula Syifa (hafal 30 juz, predikat mumtaz), Quratun Aini (hafal 30 juz, predikat jayyid), Ghea Pinkan Matalatta (hafal 30 juz, predikat jayyid jiddan), Rizki Putra Bahagia (hafal 30 juz, predikat jayyid jiddan), Muhammad Fahril (hafal 30 juz, predikat jayyid), Iriansah (hafal 20 juz, predikat jayyid), dan Muhammad Syauqi (hafal 30 juz, predikat jayyid jiddan).

Selain tujuh santri tersebut, saat ini masih ada sekitar 33 santri calon penghafal Al-Qur’an lain yang sedang menempuh pendidikan di Dayah Al-Athiyah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved