Kajian Islam
Bukanlah Sedekah Receh, Ini Makna Dermawan Sebenarnya Menurut Ulama Muda Aceh Ustad Masrul Aidi
Ternyata, dalam sudut pandang Islam, sering memberi sedekah kepada pengemis bukanlah suatu bentuk kedermawanan.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
Makna Dermawan yang sebenarnya
Menurut Ustad Masrul Aidi, sering memberi sedekah kepada pengemis bukanlah suatu bentuk kedermawanan,
Sebab, makna dermawan yang sebenarnya ialah membantu menyelesaikan hajat tertentu.
"Misalnya, orang lapar dikasih makan, yang lurus sekolah dibantu beasiswa, tunawisma disediakan tempat tinggal," jelas Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Babul Maghfirah, Aceh Besar tersebut.
Apabila seseroang tidak mampu mengatasi hajat orang yang membutuhkan tersebut, lanjutnya, maka gotong royong adalah solusinya.

Praktik sedekah manual tidak akan kurangi jumlah pengemis
Dalam tulisannya itu, Ustad Masrul Aidi juga menyinggung soal praktik sedekah kepada para peminta-minta di jalanan.
Dikatakan Ustad Masrul Aidi, praktik sedekah yang menurutnya masih manual itu tidak akan mengurangi jumlah pengemis.
Justru malah semakin menambah jumlahnya.
Baca juga: Hukum Sedekah Tapi Uang Pas-pasan dan Masih Punya Utang, Ini Kata Ustaz Abdul Somad
"Bila praktik sedekah anda masih manual, yakinlah, pengemis akan semakin ramai, dan makin ramai pula yang turun ke jalan, dan modusnya semakin kreatif," tulis Ustad Masrul.
"Intinya mengundang rasa iba, mulai dari ibu yang menggendong anak sampai yang sakit berkursi roda atau ngesot di jalan. Bila kursi roda sudah tak mujarrab, mungkin ranjang rumah sakit akan didorong di jalan raya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ustad Masrul menjelaskan, bahwa masjid seharusnya bisa memediasi masalah tersebut.
Kas masjid yang dikelola dengan profesional dan proporsional, seharusnya bisa dimanfaatkan secara maksimal pula.
Setiap masjid bisa menyediakan konsumsi untuk sarapan pagi, makan siang hingga makan malam bagi mereka yang membutuhkan.
"Syaratnya, ikuti salat berjamaah dan pengajian," terangnya.