Kajian Islam

Bukanlah Sedekah Receh, Ini Makna Dermawan Sebenarnya Menurut Ulama Muda Aceh Ustad Masrul Aidi

Ternyata, dalam sudut pandang Islam, sering memberi sedekah kepada pengemis bukanlah suatu bentuk kedermawanan.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN
Makna dermawan yang sebenarnya menurut Ulama Muda Aceh Ustad Masrul Aidi. (Foto: Ustadz Masrul Aidi prihatin dengan banyaknya kasus penistaan terhadap Islam saat berbicara pada Serambinews.com, Senin 19 April 2021) 

Makna Dermawan yang sebenarnya

Menurut Ustad Masrul Aidi, sering memberi sedekah kepada pengemis bukanlah suatu bentuk kedermawanan,

Sebab, makna dermawan yang sebenarnya ialah membantu menyelesaikan hajat tertentu.

"Misalnya, orang lapar dikasih makan, yang lurus sekolah dibantu beasiswa, tunawisma disediakan tempat tinggal," jelas Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Babul Maghfirah, Aceh Besar tersebut.

Apabila seseroang tidak mampu mengatasi hajat orang yang membutuhkan tersebut, lanjutnya, maka gotong royong adalah solusinya.

Tulisan Ulama Muda Aceh, Ustad Masrul Aidi, LC, MA soal makna kedermawanan.
Tulisan Ulama Muda Aceh, Ustad Masrul Aidi, LC, MA soal makna kedermawanan. (FACEBOOK/MASRUL AIDI)

Praktik sedekah manual tidak akan kurangi jumlah pengemis

Dalam tulisannya itu, Ustad Masrul Aidi juga menyinggung soal praktik sedekah kepada para peminta-minta di jalanan.

Dikatakan Ustad Masrul Aidi, praktik sedekah yang menurutnya masih manual itu tidak akan mengurangi jumlah pengemis.

Justru malah semakin menambah jumlahnya.

Baca juga: Hukum Sedekah Tapi Uang Pas-pasan dan Masih Punya Utang, Ini Kata Ustaz Abdul Somad

"Bila praktik sedekah anda masih manual, yakinlah, pengemis akan semakin ramai, dan makin ramai pula yang turun ke jalan, dan modusnya semakin kreatif," tulis Ustad Masrul.

"Intinya mengundang rasa iba, mulai dari ibu yang menggendong anak sampai yang sakit berkursi roda atau ngesot di jalan. Bila kursi roda sudah tak mujarrab, mungkin ranjang rumah sakit akan didorong di jalan raya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Ustad Masrul menjelaskan, bahwa masjid seharusnya bisa memediasi masalah tersebut.

Kas masjid yang dikelola dengan profesional dan proporsional, seharusnya bisa dimanfaatkan secara maksimal pula.

Setiap masjid bisa menyediakan konsumsi untuk sarapan pagi, makan siang hingga makan malam bagi mereka yang membutuhkan.

"Syaratnya, ikuti salat berjamaah dan pengajian," terangnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved