Longsor

Dinas ESDM: Fenomena Likuifaksi & Longsor di Desa Pondok Balek Ketol Berbahaya dan Bisa Telan Korban

Mahdinur mengatakan, hasil pemantauan dan pengukuran yang kita lakukan dari udara, pada Juni 2011 lalu, luasan tanah longsor di wilayah Gampong Pondok

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Kiriman Dinas ESDM Aceh
Lokasi pergerakan tanah longsor di Gampong Pondok Balek Ketol, Aceh Tengah, sudah mendekati badan jalan, Sabtu (18/6/2022) 

Laporan Herianto l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh Ir Mahdinur MM menyatakan pergerakan tanah (likuifaksi) yang mengakibatkan tanah longsor di areal persawahan dan perkebunan tebu di Desa Pondok Balek, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, perlu terus diwaspadai oleh masyarakat setempat.

“Informasi ini kami sampaikan, karena dari hasil kunjungan kami bersama Tim Geologi Dinas ESDM Aceh, yang telah berkunjung pada hari Sabtu (18/6) ke lokasi tanah yang bergerak dan longsor tersebut, luas tanah yang sudah longsor terus bertambah,” kata Ir Mahdinur MM yang didampingi Kabid Geologi Ikhlas, kepada Serambinews.com, Senin (20/6/2022) di ruang kerjanya.

Mahdinur mengatakan, hasil pemantauan dan pengukuran yang kita lakukan dari udara, pada Juni 2011 lalu, luasan tanah longsor di wilayah Gampong Pondok Balek, Kecamatan Ketol itu, baru 7.982 M2, Desember 2015 dilakukan pengukuran ulang, luas tanah longsornya bertambah menjadi 12.193 M2, Maret 2019 diukur ulang lagi, bertambah menjadi 16.498 M2.

VIDEO Kerusakan Gempa dan Tsunami Palu, Disusul Likuifaksi yang Menelan Permukiman

Bulan September 2021 diukur ulang lagi, luas kolam longsorannya bertambah menjadi 20.199 M2, 5 Desember 2022, diukur ulang lagi luas tanah longsornya bertambah menjadi 23.213 M3, 12 Februari 2022 diukur ulang kembali luas tanah longsornya menjadi 24.351 meter dan 11 Juni 2022 lalu diukur ulang kembali, luasan tanah yang longsor dan amblas ke dalam bumi sudah mencapai 27.918 M2.

Sementara lokasi kolam longsoran dari areal badan jalan kabupaten yang terdapat di gampong Pondok Balek Ketol, dari 135 meter dari badan jalan, sekarang ini jaraknya tinggal 28,4 meter lagi, sudah semakin dekat.

Mahdinur menjelaskan, kunjungannya bersama Tim Geologi Dinas ESDM Aceh, pada hari Sabtu (18/6/2022) ke lokasi tanah longsor di Desa Pondok Balek, Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah, atas surat permohonan bantuan peninjauan lokasi tanah longsor di Desa Pondok Balek, Kecamtan Ketol, yang disampaikan Bupati Aceh Tengah, Ishabela Abubakar  kepada kami beberapa hari lalu.

Longsor di Ketol Aceh Tengah Makin Mendekati Badan Jalan Kabupaten, Ini Rekomendasi Dinas ESDM Aceh

Dalam surat permohonan bantuan pemantauan berkala dan penyelidikan lebih lanjut pergerakan tanah longsor di Gampong Pondok Balek, Kecamatan Ketol, Bupati Aceh Tengah menyatakan, pergerakan tanah longsor di Gampong Pondok Balek Kecamatan Ketol berkembang ke arah Tenggara, hampir memutuskan badan jalan kabupaten dan membuat resah masyarakat.

Untuk memberikan pengamanan di area tanah longsor, kata Kadis ESDM Aceh, Mahdinur, BPBD Aceh Tengah, sudah memasang rambu-rambu tanda bahaya tanah longsor di kawasan lokasi dekat tanah longsor yang terus mengalami pergerakan.

Hasil analisa awal kami bersama  Tim Geologi Dinas ESDM Aceh, yang telah meninjau lokasi tanah bergerak dan longsor di Gampong Pondok Balek Kecamatan Ketol tersebut, ungkap Mahdinur, faktor yang menyebabkan terjadi tanah longsor di areal pertanian di Gampong Pondok Balek tersebut, disebabkan karena batuan pada lokasi tanah longsor, baru berumur kuarter/muda, yang berasal dari formasi Gunung Api Lampahan dengan satuan pasir dan tanah tuff.

Satuan pasir dan tanah tuff, tersebut belum terkompaksi (mengikat/keras jadi batu), sehingga masih dalam bentuk material lepas. Batuan yang masih dalam bentuk material lepas akan mudah mengalami pelapukan dan rentan terhadap tanah longsor, bila terdapat pada lereng yang terjal.

Faktor lain penyebab lainnya, lanjut Mahdinur, pergerakan tanah longsor  di Gampong Pondok Balek tersebut, kata Mahdinur, diduga ada saluran air irigasi yang berada di pinggiran lintasan badan jalan kabupaten tersebut, kemungkinan mengalami kebocoran atau retak, sehingga menginfiltrasi pada lapisan tanah yang berupa material lepas.

Proses infiltrasi tersebut, menyebabkan terbentuknya zona jenuh air pada lapisan bantuan, sehingga berkurangnya gesekan antar butir pasir, menyebabkan erosi literal yang terlihat, terbawa material oleh air pada bagian bawah dan meningkatkan tekanan pori tanah yang mengganggu kestabilan lereng, hingga mempercepat terjadinya luasan tanah longsor.

Berdasarkan hasil peninjauan dan penyelidikan lokasi gerakan tanah di Gampong Pondok Balek Kecamatan Ketol tersebut, kata Kadis Dinas ESDM Aceh, Ir Mahdinur MM, pihaknya merekomendasikan kepada Pemerintah Aceh Tengah, Camat dan Kepala Desa/Gampong setempat.

Pertama, menyerukan kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap pergerakan tanah longsor di lokasi dekat areal tanah longsor, terutama pada saat musim hujan.

Kedua, menghindari beraktivitas atau bermukim, mendirikan bangunan di sekitar area tanah longsor dan area prediksi pergerakan tanah longsor. Ketiga melakukan pembatasan lalu lintas kendaraan bermotor berat, seperti truk angkut tanah dan alat berat, pada jalan Simpang Balek – Blang Mancung, untuk mengurangi pembebanan dan getaran pada lokasi dekat tanah longsor.

Keempat, memasang rambu-rambu bahaya tanah longsor di sekitar lokasi pergerakan tanah, agar masyarakat dapat lebih waspada, ketika melewati jalan Simpang Balek – Blang Mancung.

Kelima, buat rencana program pemindahan saluran drainase irigasi yang berada di dekat areal prediksi pergerakan tanah longsor, dipindahkan ke lokasi yang lebih aman dan nyaman.

Selain itu, badan jalan masuk ke Gampong Pondok Balek, Kecamatan Ketol yang ada sekarang ini, perlu dibuat jalur badan jalan baru, yang letaknya jauh dari area perkiraan pergerakan tanah longsor.

"Usulan ini kami sampaikan karena lokasi jalur badan jalan kabupaten yang ada sekarang ini, lokasinya dekat sekali dengan, bukaan baru tanah longsor yang ada, jaraknya tinggal 28,4 meter lagi. Begitu juga dengan jaringan irigasinya, perlu di pindah ke lokasi yang lebih aman dan nyaman dari ancaman pergerakan tanah longsor," ujar.

Karenanya, pi sampaikan kepada Pemerintah Aceh Tengah, kata Mahdinur, kalau jalur jalan masuknya yang lama tidak dipindahkan dari sekarang, maka pada saat terjadi tanah longsor pada bagian badan jalan tersebut, untuk membangun badan jalan yang baru perlu waktu yang lama.

“Hal itu akan mengakibatkan, arus transportasi antar desa dan kecamatan bisa terputus dalam waktu yang terlalu lama. Sayang masyarakat akan terisolasi dan terkurung dalam jangka waktu yang lama, akibat tanah longsor, jalur transportasi barang dan orang jadi terputus total nantinya,” ujar Mahdinur.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved