Berita Lhokseumawe

Tgk Mahdi Idris, Ulama Muda dan Sastrawan Aceh Meninggal Dunia, Almarhum Anggota MPU Aceh Utara

Tgk Mahdi Idris, sastrawan Aceh kelahiran di Desa Keureutou, Kecamatan Lapang, Aceh Utara, 3 Mei 1979, meninggal dunia pada Rabu (22/6/2022) sore. 

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Saifullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Tgk Mahdi Idris, anggota MPU Aceh Utara yang juga seorang ulama muda dan sastrawan Aceh meninggal dunia, Rabu (22/6/2022) sore. 

Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Tgk Mahdi Idris, sastrawan Aceh kelahiran di Desa Keureutou, Kecamatan Lapang, Aceh Utara, 3 Mei 1979, meninggal dunia pada Rabu (22/6/2022) sore. 

Mahdi Idris juga sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Utara dan merupakan sosok teungku (ustaz) yang berlatar belakang pendidikan dayah (pesantren). 

Almarhum telah menjadi ikon dan spirit bagi penulis Aceh bahwa kalangan santri dan dai pun mampu menulis karya sastra serupa cerpen dan puisi. 

Hal itu mengingatkan banyak kalangan akan sejarah ulama nusantara tempo dulu bahwa betapa eloknya karya para penulis yang lahir dari lingkungan pesantren seperti Ali Hasjmy. 

Namun apa dayanya saat ini, penulis Mahdi Idris kini telah tiada. Sebelum meninggal Tgk Mahdi Idris sempat  dirawat di RS Umum Cut Meutia.

Ayi Jufridar, salah seorang penulis dan juga rekan almarhum Tgk Mahdi Idris menyebutkan sebelumnya para penulis dan sastrawan Aceh berencana untuk berkunjung ke kediaman ulama muda dan sastrawan tersebut.

Baca juga: Tiga Sastrawan Aceh Lulus Kurasi ke Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia di Jakarta

"Namun Allah berkehendak lain, di mana Mahdi Idris meninggal dunia pada sore tadi," kata Ayi kepada Serambinews.com, Rabu (22/6/2022).

Ayi mengatakan, Tgk Mahdi Idris, seorang ulama muda di Aceh Utara yang juga seorang penulis buku sehimpunan sajak yang diberi judul “Membaca Tanda”.

"Ini merupakan buku kumpulan sajak keenam dari Mahdi Idris. Sebelumnya, penulis yang juga seorang guru ini sudah menerbitkan lagu di persimpangan jalan (2014)," ungkap Ayi.

Kemudian, sambung Ayi, almarhum juga menulis buku Kidung Setangkai Sunyi (2016), Kutukan Rencong (2018), Sebatang Pena di Meja Penyair (2018), dan Doa Dalam Tidur (2019).

"Betapa produktif dan kreatifnya Tgk Mahdi dalam menulis di tengah berbagai kesibukan mengajar dan bekerja di Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) di Aceh Utara,” ungkap Ayi. 

“Saya mengagumi konsistensi dan ketekunan tersebut karena tidak banyak penulis yang mampu memelihara semangat dan kreativitas agar selalu berada di level atas,” ucap dia.

Baca juga: VIDEO Ulama Kharismatik Aceh, Abu Lueng Angen Meninggal Dunia

“Saya sendiri sampai 2019, belum memiliki satu pun buku kumpulan sajak," pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved