Berita Aceh Utara

Petugas Lempar Petasan ke Udara Giring Kawanan Gajah dari Kebun Petani

Tim Conservation Response Unit (CRU) bersama masyarakat melempar petasan ke udara guna menggiring kawanan gajah liar yang mengobrak-abrik gubuk

Editor: bakri

LHOKSEUMAWE – Tim Conservation Response Unit (CRU) bersama masyarakat melempar petasan ke udara guna menggiring kawanan gajah liar yang mengobrak-abrik gubuk, dan delapan hektare kebun milik petani di Gampong Cot Girek, Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara, Jumat (17/6/2022) malam.

Sebelumnya, sejumlah gubuk milik masyarakat yang berkebun di Dusun Alue Buloh rusak parah akibat dirobohkan kawanan gajah liar.

Informasi yang diperoleh, ada sekitar delapan gajah yang masuk ke kawasan perkebunan petani itu.

“Ada sekitar delapan gajah yang terlihat masuk kawasan perkebunan milik petani.

Mereka terpantau merusak gubuk, dan mengobrak-abrik tanaman petani,” ungkap Kepala Conservation Response Unit (CRU) Aceh Utara, Zaikyatuddin Syah, kepada Serambi, Senin (27/6/2022).

Ia menyebutkan, awalnya gajah mulai masuk kawasan pedalaman Aceh Utara pada Kamis (16/6/2022).

Tak hanya itu, beberapa jenis tanaman pertanian semisal pohon pinang juga bertumbangan.

Jenis tanaman lain seperti bibit durian juga berserakan diinjak gajah.

“Setelah berjalan menyusuri sisa-sisa kotoran dan jejak maupun jalur yang dilintasi kawanan gajah hingga titik kumpul.

Baca juga: Gajah Liar Merangsek ke Pemukiman, Warga Teupin Asan Sebut belum Ada Respons dari Pihak Terkait

Baca juga: Kawanan Gajah Liar Dekati Pemukiman Penduduk, Diperkirakan Hanya Berjarak 700 Meter

Kemudian diketahui gajah itupun sejak Sabtu sore mulai memasuki perbatasan antara kebun masyarakat dengan hutan,” jelas Zaikyatuddin Menurutnya, upaya penggiringan terus dilakukan hingga Sabtu (18/6/2022) sore lalu.

Selain itu, turut serta anggota Babinsa Koramil Cot Girek Kodim 0103/Aut, sejumlah masyarakat dan petani.

Dalam upaya penggiringan ini, rombongan harus mencari terlebih dahulu keberadaan gajah.

"Kita perhatikan dulu di mana keberadaan gajah dan titik kumpulnya, supaya tidak salah cara saat dilakukan penggiringan.

Kita tidak tahu persis apakah gajah itu berpencar atau berkumpul.

Karena, masih dalam pemantauan oleh tim," terangnya.

Tetap Memantau

Pada sisi lain, Kepala Conservation Response Unit (CRU) Aceh Utara, Zaikyatuddin Syah menyebutkan, bahawa kawanan gajah tersebut sudah tidak berada di perkebunan warga lagi.

Namun, menurutnya kawanan gajah tersebut masih dekat dengan lokasi kebun warga.

“Untuk pawang gajah atau mahaout memang ada di setiap CRU.

Sejauh ini kita masih menggiring secara manual pakai mercon, karena bayi gajah tersebut tidak dapat dipaksa secara frontal karena bisa mengakibatkan si induk akan marah,” ucap Zaikyatuddin.

Jadi, menurutnya, kawanan gajah tersebut memang harus digiring secara perlahan-lahan dan menunggu kondisi bayi gajah mampu untuk berjalan seperti gajah dewasa.

“Namun tim CRU Cot Girek dan masyarakat terus memantau pergerakan kawanan gajah agar tidak kembali ke perkebunan warga,” ujanya.

Gajah liar tersebut mulai meninggalkan areal perkebunan masyarakat dan bergerak menjelang Magrib, “Gajah lebih suka bergerak dengan kondisi cuaca mulai tidak panas, saat itu kita sempat berhadapan langsung dengan kawanan gajah.

Karena malam jadi kawanan tidak terlihat hanya suara gerak mereka,” tutupnya. (zak)

Baca juga: Polres Langsa Ringkus 2 Tersangka Perdagangan Tulang Gajah, 5 Karung Goni Berisikan Tulang Disita 

Baca juga: Kisah Tragis Maya Murmu, Meninggal Diinjak Gajah saat Ambil Air, Kembali Diinjak saat Pemakaman

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved