Berita Aceh Barat Daya
Agen Pengepul Sawit di Abdya Mulai Batasi Pembelian TBS, Ini Alasannya
Agen pengepul di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai membatasi pembelian tanda buah segar (TBS) milik petani sawit
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Agen pengepul di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai membatasi pembelian tanda buah segar (TBS) milik petani sawit.
Pasalnya, sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS) yang selama ini menampung TBS sawit agen pengepul dari Abdya mulai membatasi pembelian TBS.
Salah seorang agen pengepul dari kecamatan Babahrot, Yusran Adek saat dikonfirmasi Serambinews.com, membenarkan bahwa pihaknya mulai membatasi pembelian TBS petani.
“Iya, kita batasi, mengingat sejumlah PKS, sudah mulai membatasi pembelian TBS,” ujar salah seorang agen pengepul dari kecamatan Babahrot, Yusran Adek.
Menurutnya, kejadian itu tidak pernah terjadi dan dialaminya sejak dirinya membeli TBS dari petani sawit.
“Ini aneh, dan baru kali ini terjadi,” sebutnya.
Baca juga: Harga Beli TBS Sawit di Nagan Raya Semakin Anjlok
Atas kebijakan membatasi TBS itu, Yusran mengaku menjadi kewalahan membeli TBS petani.
Karena pihaknya khawatir takut setelah membeli TBS petani, PKS tidak menerima TBS tersebut.
“Kalau dulu, berapa kita antar tetap ditampung pabrik, kalau saat ini tidak lagi, sehari kini mereka hanya menampung 200 ton sawit,” terangnya.
Bukan itu saja, katanya, pasca anjloknya harga sawit hanya Rp 600 per kilogram, para petani kini juga enggan memanen sawit, sehingga membiarkan sawitnya membusuk di pohon.
“Kalau kita, memang tidak ada dampak, apalagi selama ini petani juga mulai enggan memanen akibat harga yang murah,” pungkasnya.
Baca juga: Imbas Laga RANS Nusantara FC Plus Ronaldinho Lawan Persik Kediri, Raffi Ahmad Marah ke Gading Marten
Sementara itu, Humas PMKS PT Mon Jambee, Kalmi saat dihubungi Serambinews.com mengaku sejauh ini pihaknya tidak membatasi pembelian TBS petani.
“Alhamdulillah dulu kalau kita tidak batasi, dan masih kita tampung sawit petani, kabarnya ada yang mulai stop,” katanya.
Ia mengaku, pihaknya menampung harga sawit Rp 1000 per kilogram, harga tersebut turun Rp 100 dari sehari sebelumnya.
“Iya, ini sudah sangat rendah, tapi kalau kita prinsipnya, kalau masih bisa kita tampung, kasian petani, kecuali tidak ada lagi petani yang panen sawit, mungkin kita stop beli dulu,” pungkasnya. (*)
Baca juga: Obat Herbal untuk Gagal Ginjal agar Tidak Cuci Darah Terus, dr Zaidul Akbar: Bisa Dicoba 4 Bahan Ini