Kupi Beungoh
Kemarau Basah, Surya Paloh, dan Penjabat Gubernur (I) – Aceh Sedang Phet That That?
Anehnya semakin ke ujung periode pertama dana Otsus pilihan terhadap “phet that that” (sangat sangat pahit) semakin dominan.
Latar belakangnya adalah ilmuwan sosial yang sangat suka dengan penelitian kualitatif dan telah cukup berpengalaman di berbagai tempat di Indonesia.
Ia dengan sangat cerdas menggunakan penerjemah sekaligus konsultan lokal untuk penelitiannya.
Ia telah menyiapkan berbagai pertanyaan yang kedatangannya kali ini lebih kepada mengadakan “uji coba” pertanyaan untuk sampel individu, rumah tangga, atau kelompok diskusi terpilih.
Yang diharapkan, pada akhirnya akan didapatkan sebuah rencana peneitian yang benar dan handal.
Semua pertanyaan yang diajukan adalah cocok dan benar, baik kata, isi, serta maksud.
Uji coba itu tentu saja memberi peluang untuk perbaikan pertanyaan yang akan diajukan.
Ketika sampai pada penilaian individu dan diskusi kelompok tentang keadaan kehidupan rakyat Aceh selama 15 tahun terakhir, ia mengajukan
pertanyaan tertutup, dengan memberikan pilihan kepada sampel.
Secara sederhana, pertanyaan itu jamak digunakan di kalangan peneliti ilmu sosial sebagai instrumen untuk mengukur tanggapan individu tentang sesuatu hal tertentu dari positif ke negatif secara hirarkis.
Satu di antara pertanyaan itu adalah sampel terpilih diberikan kebebasan untuk memberikan pendapatnya tentang keadaan kehidupan masyarakat dan pembangunan dalam enam kategori.
Sang peneliti meminta kepada individu atau kelompok sampel untuk memilih satu di antara enam tingkatan apa yang mereka rasakan tentang hidup dan kehidupan mereka pasca berlakunya status Otonomi Khusus di Aceh.
Konnstruksi pilihan individu terpilih untuk mengukur kehidupan mereka disusun dalam 6 pilihan, “mangat that” (enak sekali), “mangat” (enak), “lagei biasa” (biasa saja), “phet” (pahit), “phet that” (sangat pahit), dan yang terakhir “phet that that” (sangat sangat pahit).
Saya terkesima dengan penggunaan kosakata lokal yang sangat luar biasa itu yang saya duga atas nasihat dari konsultan lokal itu.
Namun di sebalik itu, saya juga punya beberapa kritik dan catatan khusus tentang kelemahan pertanyaan itu, yang sesungguhnya sangat akademik dan tak layak diuraikan di sini.
Ketika pertanyaan itu diuji di lapangan dan dibentangkan dalam perjalanan waktu selama 15 tahun, maka pada lima tahun pertama ada satu dua yang menyatakan “mangat that” (enak sekali).