Internasional

Menteri Luar Negeri AS Yakini Pertemuan G-20 Akan Memperluas Perpecahan Perang Ukraina

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menegaskan pertemuan KTT G20 di Bali akan memperburuk situasi perang Ukraina.

Editor: M Nur Pakar
AP
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menegaskan pertemuan KTT G20 di Bali akan memperburuk situasi perang Ukraina.

Sebelum pertemuan puncak G20, para Menteri Luar Negeri dari negara-negara terbesar di dunia ingin membahas perang Rusia di Ukraina.

Khususnya, dampaknya terhadap energi global dan ketahanan pangan ketika mereka bertemu di Indonesia minggu ini.

Namun alih-alih memberikan persatuan, pembicaraan itu mungkin memperburuk perpecahan yang ada atas konflik Ukraina, seperti dilansir AP, Rabu (6/7/2022).

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan menghadiri pertemuan Kelompok 20 di resor Bali.

Baca juga: Menko Airlangga Ungkap Beragam Skenario Presidensi G20 Indonesia Mendukung Pemulihan Ekonomi Global

Dimana, akan mengatur panggung untuk pertemuan puncak para pemimpin G20 pada saat yang sama. tempat pada bulan November.

Ini akan menandai pertama kalinya Blinken dan Lavrov berada di ruangan yang sama, apalagi di kota yang sama, sejak Januari 2022.

Tidak ada indikasi keduanya akan bertemu secara terpisah.

Tetapi bahkan tanpa pertemuan satu lawan satu dengan Lavrov, Blinken dapat menemukan dirinya dalam beberapa diskusi yang sulit.

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan Blinken akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan Wang.

Karena, hubungan AS-China yang sudah sangat tegang diperburuk oleh hubungan persahabatan Beijing dengan Moskow.

Baca juga: Direktur Eksekutif Global Fund Terkesan dengan Presidensi G20 Indonesia

Tidak seperti dalam pertemuan tingkat pemimpin baru-baru ini dengan mitra NATO dan mitra lain yang berpikiran sama.

Kali ini, Blinken akan mendapati dirinya berada di antara diplomat dari negara-negara yang waspada terhadap pendekatan AS ke Ukraina dan khawatir tentang dampaknya terhadap mereka.

Para pejabat AS mengatakan selain Wang, Blinken akan melakukan pembicaraan bilateral di Bali dengan rekan-rekan dari negara-negara yang belum pernah berhadapan dengan Barat tentang invasi Rusia.

Terutama India, yang telah meningkatkan pembelian minyak Rusia, walau AS dan Eropa. telah mencoba menghentikan aliran pendapatan itu untuk Moskow.

Dalam mengumumkan, Blinken akan bertemu dengan Wang di Bali.

Departemen Luar Negeri AS tidak banyak berkomentar tentang kemungkinan dia bertemu dengan Lavrov, yang dijauhi AS sejak invasi Ukraina.

Baca juga: Sukseskan Presidensi G20, Berikut Bukti Dukungan dari Sektor Pangan dan Agribisnis Indonesia

Departemen itu mengatakan tidak akan ada pertemuan formal antara Blinken dan Lavrov, yang oleh para pejabat AS dianggap kurang serius sebelum, selama dan setelah invasi ke Ukraina.

"Kami ingin melihat Rusia serius dalam diplomasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

“Itu belum kita lihat, kami ingin agar Rusia memberi kami alasan untuk bertemu secara bilateral dengan mereka, dengan Menteri Luar Negeri Lavrov," ujarnya.

"Tetapi satu-satunya hal yang kami lihat berasal dari Moskow adalah lebih banyak kebrutalan dan agresi terhadap rakyat dan negara Ukraina," tambahnya.

Pemerintahan Joe Biden menyatakan tidak akan ada bisnis seperti biasa dengan Moskow selama perang berlanjut.

Namun baik Price maupun pejabat AS lainnya tidak dapat mengesampingkan kemungkinan pertemuan Blinken-Lavrov di Bali.

Baca juga: Dukungan Intelektual Diharapkan Jadi Warisan Presidensi G20 Indonesia untuk Dunia

Dimana, akan menjadi yang pertama sejak mereka bertemu terakhir di Jenewa pada Januari 2022.

Price menolak untuk membahas apa yang disebutnya “koreografi” G20.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved