Hewan Kurban

Dihantui Wabah PMK, Minat Berkurban Sebagian Kampung Aceh Tamiang Menurun

Dulu beberapa warga kita yang sukses di perantauan menitipkan sapi kurbannya ke kantor datok, makanya banyak. Mungkin karena cemas dengan PMK jadinya

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/ HERIANTO
Syariful Alam menunjukan surat sehat dari Puskeswan untuk sapi yang akan dikurban di Aceh Tamiang. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Antusias masyarakat ikut berkurban pada Idul Adha 1443 H di sebagian wilayah di Aceh Tamiang menurun. Selain serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), lesunya perekonomian akibat wabah Covid-19 menjadi penyebab utama.

Menurunnya antusias ini terlihat di Kampung Kesehatan, Kecamatan Karangbaru, Aceh Tamiang.

Dibanding tahun lalu yang mencapai 15 ekor sapi, tahun ini Pemerintahan Kampung Kesehatan hanya menerima 10 ekor sapi.

Kerbau Kurban Ini Mengamuk, Akhirnya Terpaksa Dilumpuhkan dengan Tembakan

Baca juga: Kerbau Kurban Ini Mengamuk, Akhirnya Terpaksa Dilumpuhkan dengan Tembakan

“Kalau dibilang menurun ya tidak bisa dibantah, tahun semalam 15 ekor, sekarang cuma 10 ekor sapi,” kata Datok Kampung Kesehatan, Syariful Alam, Minggu (10/7/2022).

Syariful tidak bisa memastikan penyebab menurunnya partisipasi masyarakat. Namun dia menilai kondisi ini tidak terlepas dari wabah PMK dan Covid-19. 

“Tapi kalau saya bilang PMK jadi pemicu utama, soalnya tahun lalu di saat Covid-19 lagi tinggi-tingginya, masih bisa 15 ekor,” ungkapnya.

Padahal Syariful untuk menjamin kesehatan sapi kurban, Pemerintahan Kampung Kesehatan berlakukan syarat ketat. Mereka menerapkan Surat Edaran Bupati Aceh Tamiang tentang jaminan kesehatan dan isolasi hewan kurban selama seminggu sebelum disembelih.

Syariful menekankan kepada masyarakat untuk menyertai sapi kurban dengan surat dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).

“Ini semua ada suratnya dari Puskeswan, kalau tidak ada, tidak kami terima,” ujarnya.

Di sisi lain dia mengatakan dampak PMK ini menyebabkan harga sapi naik. Bila sebelumnya sapi seharga Rp 13 juta dapat hitungan daging 85 hingga 90 kilogram, saat ini dengan harga serupa hanya mendapat 70 kilogram.

“Harga nai, bagi saya kenaikannya cukup drastis,” kata Syariful. 

Kondisi serupa juga terjadi di Pemerintahan Kampung Sampaimah, Kecamatan Manyakpayed. Bila tahun lalu sapi yang dikurban mencapai  13 ekor, tahun ini masyakarat yang menitipkan sapi kurban hanya lima ekor.

“Dulu beberapa warga kita yang sukses di perantauan menitipkan sapi kurbannya ke kantor datok, makanya banyak. Mungkin karena cemas dengan PMK jadinya tidak ada yang menitip,” duga Datok Penghulu Kampung Sampaimah, Zul Aqli.

Namun tidak semua kampung di Aceh Tamiang mengalami penurunan jumlah hewan kurban. Di Kampung Blangkandis, Kecamatan Bandarpusaka sapi yang dititipkan warga justru melonjak 19 ekor dari sebelumnya 15 ekor.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved