Breaking News

Kisah Tetsuya Yamagami, Pembunuh PM Jepang Shinzo Abe: Keluarga Hancur Karena Suatu Kelompok Agama

Tersangka pembunuhan itu dilaporkan mengincar politikus Shinzo Abe karena kaitannya dengan suatu kelompok keagamaan.

Editor: Faisal Zamzami
Juntaro Yokoyama/Kyodo News via AP
Tetsuya Yamagami (kiri), pelaku pembunuhan eks Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dikawal polisi untuk dipindahkan ke kantor kejaksaan dari kantor kepolisian Nara, Jepang, Minggu (10/7/2022). Seorang kerabat menyebut Tetsuya Yamagami harus melalui masa-masa sulit sejak kecil karena ibunya bergabung dengan suatu kelompok keagamaan. Ia diduga menyimpan dendam terhadp kelompok agama itu hingga nekat membunuh Shinzo Abe. 

Kerabat Yamagami mengira pembunuh Shinzo Abe itu memutuskan gabung Angkatan Laut karena “kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.”

Pria itu mengaku terakhir melihat Yamagami sekitar tahun 2005.

Sedangkan perusahaan yang dijalankan ibunya dibubarkan pada 2009.

Ketika ditanya soal kelompok agama yang disinggung terkait motif pembunuhan Shinzo Abe, kerabat Yamagami mengira pria 41 tahun itu sudah memendam dendam sejak lama.

“Saya pikir dia (Yamagami) menyimpan dendam sepanjang waktu. Saya pikir dia merasa bahwa hidupnya diubah oleh itu (kelompok agama),” tutur kerabat Yamagami.

Menurut keterangan penyelidik yang dimuat media-media Jepang, Yamagami disebut mengakui kebenciannya terhadap kelompok agama yang dianggap mengubah sang ibu.

“Saya tidak bisa memaafkan mereka karena ibu saya terus membayar uang ke mereka, bahkan setelah dia dinyatakan bangkrut,” kata Yamagami sebagaimana dimuat keterangan penyelidik.

Yamagami diketahui bekerja pada sebuah agensi kerjantara (temporary staffing agency) di Prefektur Osaka.

Ia dipekerjakan di sebuah pabrik di Prefektur Kyoto selama satu setengah tahun, terkini hingga Mei 2022.

Di pabrik Kyoto, bekas atasan Yamagami menyebut pria itu menjadi operator forklift.

Ia menyebut Yamagami pada awalnya terlihat seperti “pria sederhana.”

Setelah sekitar setengah tahun bekerja, Yamagami disebut mulai mengabaikan prosedur operasi.

Kemudian, pada Maret, ia pernah bertengkar dengan koleganya karena mengabaikan aturan.

Usai pertengkaran itu, Yamagami disebut mulai bolos kerja, terkadang memakai dalih “masalah jantung.”

Pada April 2022, melalui agensi kerjantaranya, Yamagami memberi tahu pihak pabrik bahwa ia berniat keluar pekerjaan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved