Wawancara Eksklusif

Tak Pernah Terbayang Jadi Bupati

Drs Haili Yoga MSI mengaku tidak pernah terbayang dirinya bisa mengapai puncak karir di pemerintahan, yaitu menjabat orang nomor satu di daerahnya

Editor: bakri
FOR SERAMBINEWS.COM
Haili Yoga, Pj Bupati Bener Meriah 

PENJABAT (Pj) Bupati Bener Meriah Drs Haili Yoga MSI mengaku tidak pernah terbayang dirinya bisa mengapai puncak karir di pemerintahan, yaitu menjabat orang nomor satu di daerahnya.

Mendagri Tito Karnavian sebelumnya menetapkan Haili Yoga yang saat ini menjabat Sekda Bener Meriah sebagai Pj Bupati.

Dia dilantik oleh Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki di Banda Aceh pada Kamis (14/7/2022).

Hal itu disampaikannya saat berbincang-bincang dengan Pemimpin Redaksi Harian Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur dalam program Podcast Serambi di Kantor Harian Serambi Indonesia di Desa Meunasah Manyang, Ingin Jaya, Aceh Besar, Jumat (15/7/2022).

Berikuti petikan wawancara Pj Bupati Bener Meriah Haili Yoga yang dirangkum wartawan Serambi Indonesia, Masrizal bin Zairi.

Assalamualaikum, bagaimana kabar hari ini?

Waalaikumsalam, baik alhamdulillah sehat juga.

Sebelum dilantik, apakah Anda pernah bermimpi untuk menjadi Bupati?

Belum terbayang. Waktu ikut tes CPNS dulu saya hanya berpikir jadi pegawai saja sudah cukup, tidak pernah terpikir akan sampai seperti hari ini (menjadi Penjabat Bupati Bener Meriah).

Baca juga: Tinjau Tes CPNS di Politeknik, Sekda Haili Yoga Pastikan SKB CASN Bener Meriah Berjalan Lancar

Baca juga: Sekda Haili Yoga Buka Rapat Persiapan Gamawar dan Lauching Posyandu Keluarga di Bener Meriah

Tapi kemudian dalam prosesnya ada perubahan-perubahan.

Bagaimana cerita awal Anda menjadi PNS?

Sedikit saya informasikan kepada generasi penerus. Pertama sekali di tahun 1985, saya ikut seleksi masuk sekolah keperawatan di Lhokseumawe.

Karena lulus dengan nilai terbaik, saya ditempatkan di Kesdam Banda Aceh.

Terakhir, diukur balik, ternyata tinggi badan saya kurang 2 centimeter. Maka gagallah saya menjadi siswa SPK (Sekolah Perawat Kesehatan).

Beberapa hari setelah itu, Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan (kini Dinas Pendidikan) membuka lowongan kerja.

Saya coba ikut tes. Waktu itu umur saya 15 tahun.

Pada tahun itu, kebetulan tidak ada syarat minimal berusia 18 tahun, sehingga saya bisa mendaftar dan ikut tes yang dilaksanakan di Stadion Lampineung (Stadion Dimurthala).

Setelah keluar pengumuman, saya dinyatakan lulus di peringkat 1.

Waktu saya mendaftar ulang, ternyata saya dinyatakan tidak cukup umur, karena masih berusia 15 tahun. Maka, salah satu kasubbag kepegawaian di Kanwil P dan K Aceh menyampaikan ke saya agar nanti datang kembali setelah berusia 18 tahun, baru kami berikan SK (pengangkatan sebagai PNS). Maka ketika saya masih kelas 3 SMA, saya sudah punya SK sebagai pegawai negeri.

Saat itu, Anda ikut tes PNS dengan ijazah SMP?

Iya, SMP sehingga golongannya 1B. Dulu posisinya adalah juru muda. Jadi tugas saya di sekolah adalah sebagai tukang ketik, tukang sapu.

Karena sekolahnya berada di kawasan terpencil, terkadang saya juga mengajar menjadi guru.

Jabatan apa saja yang pernah Anda emban selama menjadi PNS?

Ketika saya masih golongan 1B, saya ada izin belajar kuliah di Banda Aceh mengambil S1. Pada tahun 1993 saya selesai penyesuaian ijazah sehingga golongan saya dari 1B ke golongan 3A.

Saat itu diperbolehkan seperti itu karena telah selesai kuliah, jadi namanya penyesuaian ijazah.

Karena golongan 3A jarang, sebab lulusan sarjana langka di kabupaten, maka diangkatlah saya sebagai Kepala Tata Usaha di sekolah.

Dulunya pangkat saya paling bawah kemudian saya naik keurutan tingkat 3 pada saat itu.

Lalu saya dipindahkan karena ada prestasi dulu, naik eselon menjadi Kasubbag SMK namanya SMEA dulu, itu eselonnya udah 4B naik karena prestasi, dulu sulit jabatan karena saingan kita banyak.

Naik ke SMK itu lebih kurang 3 tahun kita disana, kemudian naik lagi ke Kasubag Umum di Dinas Perkebunan.

Kemudian antara Aceh Tengah dan Bener Meriah pisah (pemekaran), maka pindah lagi ke Bener Meriah pada saat itu saya menjadi Kasubag Perencaanan di Dinas Pendidikan, kemudian balik lagi Kasubbag Umum di Dinas Pendidikan juga di Bener Meriah.

Setelah itu saya naik jadi Kepala Bidang Parwisata, disitulah saya kembangkan parawisata. Lalu lebih kurang ada 3 tahun lebih, saya diangkat menjadi Kabag Organisasi di Sekdakab, itu (menjabat) lebih kurang ada 5 tahun.

Pada tahun 2016 saya dilantik menjadi Kepala Dinas Perhubungan, pada hari itu dinas perhubungan gabung, kominfo gabung, parawisata gabung lalu pisah jadi Kepala Dinas Parawisata.

Kemudian pindah lagi ke Kepala Dinas Transmigrasi, coba-coba ikut seleksi Sekda 3 tahun yang lalu, alhamdulillah terpilih, lalu dilantik oleh bupati untuk diberikan kepercayaan.

Di Sekda lebih kurang 3 tahun, sekarang jadi Penjabat Bupati Bener Meriah terhitung kemarin tanggal 14 Juli 2022.

Dari sekian banyak posisi, jabatan apa yang paling berkesan bagi Anda?

Saya berkesan waktu dipindahkan dari KTU (Kepala Tata Usaha) SMP ke SMK, itu naik. Pada saat itu bangganya luar biasa, karena sangat sedikit jabatan, saingan kita hari itu di SMEA (SMK) itu ada 22 karyawan pada tua semua, dan mereka berebut untuk posisi itu.

Lalu kita dapat itu saya pikir sesuatu yang tidak mungkin menurut saya pada saat itu, tapi memang menurut saya harus punya prestasi, inovasi, sederhana dan loyalitas.

Kira-kira apa kiat atau jurus rahasia Anda sehingga bisa mencapai karir setinggi ini?

Sebenarnya ini kan rahasia Illahi. Yang penting hari ini kita punya komitmen. Jadi proses ini diawali dengan perencanaan. Kita harus ada perencanaan yang matang, dimulai dari kita. Kalau hari ini kita tidak bisa disiplin, disiplin shalat lima waktu, disiplin ditempat kerja, disiplin semua, itu tidak mungkin berhasil.

Maka pesan kami kepada semua generasi penerus yang sudah berbeda dengan masa kami dulu, komitmen awal itu yang penting, kita mau jadi apa itu prosesnya diperencanaan.

Kalau perencanaannya bagus insya Alah nanti hasilnya pun bagus.

Bagaimana perasaan dan suasana hati Anda ketika mendapatkan kabar akan dilantik sebagai Penjabat Bupati Bener Meriah?

Memang hampir semua orang mengharapkan sesuatu yang punya nilai bagi dirinya atau sedikit jenjang karir. Siapa yang tidak bahagia mengharapkan sesuatu.

Tapi kita tidak berlebihan, karena saya pikir, begitu saya mendengar amanah ini, bagi saya ini semacam musibah, artinya disini ada peran, tanggung jawab, apakah saya mampu?

Ada bahagia. Kebahagiaan ini ingin saya sampaikan pertama ke orang tua, kebetulan ibu pada hari ini sudah tidak ada lagi.

Nah beliau yang memberikan motivasi karena kan jabatan bupati ini jabatan yang tidak mungkin, seperti mimpi.

Beliau tidak sempat melihat, tapi saya sempat mengadu ke kuburan beliau, saya hadir mudah-mudahan ya Allah kalau ini baik, maka pahala kebaikan diberikanlah kepada orang tua, beliau luar biasa.

Karena dari sisi ekonomi kami susah memang, tidak mungkin tercapai cita-cita setinggi ini, lalu saya berpikir ini amanah, tidak mungkin tidak ada restu dari Allah SWT.

Maka begitu mendengar jabatan ini terbayang orang tua. Kemudian terbayang di lubuk saya terutama Pak Bupati Bener Meriah (Sarkawi) dan Wakil (Dailami) dan Forkopimda dan seluruh elemen masyarakat yang memberi dukungan kepada kami, alhamdulillah.

Kemudian, ya sahabat kami di Masjid Agung, saya rutin lima waktu di sana di Bener Meriah, itu terbayang semua, ini berkat doa mereka semua, tidak mungkin saya seperti ini.

Nah kebahagian seperti itulah yang tidak dapat diceritakan selain daripada dirasakan rasa syukur pada Allah SWT.

Sebagai Pj Bupati Bener Meriah, apa saja program perioritas Anda?

Pertama ada amanah dari Bapak Presiden melalui Bapak Pejabat Gubernur Aceh, Bapak (Achmad) Marzuki. Inikan ada isu strategis nasional, provinsi dan kabupaten, ini harus ada kolaborasi.

Maka dikabupaten ada menyusun namanya Rencana Pembangunan Daerah (RPD), jadi kita buat skala prioritas yang dibutuhkan daerah itu apa sebenarnya.

Isu strategis nasional pertama terkait dengan Covid-19, kebetulan alhamdulillah Bener Meriah yang terbaik, kemudian juga terkait kesehatan stunting yang kemudian ada juga dana desa.

Tahun lalu kita dapat peringkat terbaik terkait tata cara pengelolaan dana desa sehingga ada hubungannya dengan UMKM dan dirasakan oleh masyarakat. Dari proses musrebangdes sampai mekanisme tata cara pengeluaran pertanggungjawaban kita dampingi.

Saya selalu hadir di setiap kecamatan, nanti kita kumpulkan semua baik forkopimcamnya, semua aparatur desa.

Apabila dari satu kecamatan itu ada 5 desa yang belum siap, ada sepuluh desa yang sudah siap, nah ini harus kolaborasi sehingga 5 desa ini harus selesai, dan insya Allah itu kalau dengan kebersamaan bisa.

Yang kedua ada program strategis yaitu, Bener Meriah kan daerah kunjungan wisata. Nah hari ini kita lihat kunjugan parawisata dari teman-teman kita, saudara-saudara kita dari pesisir, itu Sabtu-Minggu sudah penuh.

Jika datang dari arah utara diperbatasan sampai ke Bener Meriah, itu kan beberapa komoditas unggulan mulai dijual, nah tentu ini yang harus kita kembangkan.

Ada konsep namanya desa wisata dan itu harus kita kembangkan, menjual tapi konsepnya harus bersih, masjidnya bersih, halamanya bersih, semua harus bersih.

Nah ini saya pikir menjadi prioritas dan selama ini sudah bersih tinggal kita tingkatkan lagi. Saya pikir bersih itu nilainya sangat luar biasa.

Kemudian beberapa komoditas unggulan seperti perdagangan, bisnis. Kita kan ada kopi, ini juga bagaimana kolaborasi kita dengan pusat.

Dengan provinsi kebetulan kita dibantu oleh Kanwil DJKN, bagaimana menjual kopi itu secara online, tidak lagi secara manual. Nah ini yang mungkin menjadi isu strategis kita sehingga nanti masyarakat itu memahami bahwa dengan kebersamaan tidak saling menyalahi, lalu kita terobos bersama.

Bagaimana kita menghadirkan nanti bapak menteri dari Jakarta, hadir untuk memperlihatkan inilah masalah di Bener Meriah, lalu kita hadirkan dari provinsi cari solusi menjadi program prioritas. Karena kita zona pertanian maka itu prioritas.

Apa pesan Anda kepada masyarakat Bener Meriah?

Mungkin pesan kami yang bisa di petik untuk menjalani kehidupan. Memang sudah berbeda generasi kami dulu dengan sekarang, tetapi konsepnya tidak jauh beda, hanya alam, cara, dan pola pikir yang berbeda,

Tapi yang terpenting adalah bagi generasi muda buat perencanaan yang matang, saling menghargai, apabila kita menemukan kelemahan teman kita mari kita saling menutupi, dan itu salah satu ciri sukses.

Kemudian orang tua itu adalah garda terdepan kita. Kalau ada saudaramu dalam satu rumah itu lima kalau ada uang kamu lebih, ada ilmu kamu lebih, lalu mendapatkan saudara kita yang satu keluarga ekonominya kurang, ilmunya kurang, maka itu menjadi faktor utama dari pada yang lain.

Jangan dulu kita melangkah keluar sebelum ini dituntaskan. Uang kita lebih berikan terlebih dahulu kepada saudara kita dan itu dampaknya luar biasa dan dia akan mendoakan kita secara tulus.

Yang kedua, saya hanya memberikan imbauan yang saya rasakan, sholat itu harus tepat waktu. Kalau kita shalat tepat waktu insya Allah Allah itu hadir untuk kita, yang kemudian kalau ada rezeki kita lebih jangan segan untuk bersedekah.

Sedekah itu merupakan kunci keselamatan kita, sedekah itu yang melindungi kita dan itu yang saya lakukan.

Kemudian bangunlah di sepertiga malam lakukan itu, kemudian juga ada shalat dhuha lakukan itu, saling berbagi, saling merasakan, jangan pernah merasa tinggi.

Tidak ada yang tinggi yang terhebat itu adalah bersama, sama-sama bekerja, sukses juga bersama.

Yang baik itu adalah saudara kita yang mau menutupi kelemahan kita, memberikan solusi untuk kemajuan kita bersama.

Kemudian pada saudaraku sebagai generasi penerus, jangan lupa selalu berdoa disetiap aktivitasmu kemanapun dimanapun doa dan saling mendoakan dan itu yang terbaik untuk kehidupan kita.(*)

Baca juga: Sekda Haili Yoga Pantau Pilkades Serentak di Bener Meriah

Baca juga: Sekda Haili Yoga Pimpin Apel Kesiap-Siagaan Bencana Nasional di Bener Meriah, Berikut Datanya

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved