Internasional
Remaja Australia Kemungkinan Tewas di Kamp Penjara Suriah, Dibawa Oleh Kerabat Pendukung ISIS
Seorang remaja Australia yang dibawa ke Suriah saat masih berusia 11 tahun oleh kerabat pendukung ISIS diduga tewas di kamp Suriah yang dikelola
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Seorang remaja Australia yang dibawa ke Suriah saat masih berusia 11 tahun oleh kerabat pendukung ISIS diduga tewas di kamp Suriah yang dikelola pasukan Kurdi.
Dia telah terjebak di dalam penjara selama tiga tahun terakhir, lapor BBC pada Senin (18/7/2022).
Yusuf Zahab (17) dibawa ke Suriah pada tahun 2015 ketika masih berusia 11 tahun oleh anggota keluarga yang telah diradikalisasi di Australia dan ingin bergabung dengan kelompok teror.
Dia dijatuhi hukuman penjara tanpa dakwaan pada 2019 lalu.
Pemerintah Australia telah berdiri teguh membatasi pemulangan warganya dari Suriah.
Bahkan, anak-anak yang dibawa ke negara yang dilanda perang, dengan mengatakan terlalu berbahaya untuk berbuat lebih banyak.
Menanggapi berita kematiannya, keluarga Zahab di Sydney mengatakan mereka sedih dan marah.
Baca juga: Prancis Pulangkan 35 Anak dan 16 Ibu dari Kamp ISIS di Suriah
Keluarga itu telah memohon kepada pihak berwenang Australia selama bertahun-tahun untuk memulangkannya.
Keadaan seputar kemungkinan kematian Zahab masih belum jelas.
Kemungkinan dia terluka pada Januari 2022 setelah ISIS melancarkan serangan ke penjaranya, yang dikelola oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi di timurlaut negara itu.
Para pejuang ISIS berharap untuk membebaskan beberapa rekan mereka dari penjara.
Tetapi ditahan oleh SDF, dengan dukungan militer AS, setelah pertempuran berdarah selama seminggu yang menewaskan 180 orang.
Zahab mengirim rekaman suara ke keluarganya di Australia, dia takut mungkin mati kapan saja ketika pertempuran antara ISIS dan SDF berlanjut.
Dia diperkirakan terluka dalam pertempuran itu.
Baca juga: ISIS Manfaatkan Badai Pasir, Bantai 12 Warga Irak di Kirkuk dan Diyala
"Saya kehilangan banyak darah, karena tidak ada dokter di sini, tidak ada yang bisa membantu saya," katanya saat itu.
UNICEF mengatakan Zahab termasuk di antara sekitar 850 anak-anak yang telah ditahan di penjara di timur laut Suriah setelah ISIS kehilangan wilayah terakhirnya pada 2019.
Dalam sebuah pernyataan, anggota keluarganya mengatakan:
“Bahkan dalam pesan terakhir yang kami terima dari Yusuf, dia meminta kami untuk memberi tahu ibunya bahwa dia mencintai dan merindukannya dan Yusuf tidak perlu mati.
Mereka mengatakan pemerintah Australia sebelumnya tahu tentang kesulitan Yusuf selama lebih dari tiga tahun sebelum pemilihan Mei 2022.
"Kami tidak mengetahui adanya upaya untuk mendukung, peduli atau menanyakan tentang dia," tambahnya.
Badan amal yang beroperasi di wilayah tersebut mengatakan pemerintah Australia mengevakuasi delapan anak yatim pada tahun 2019, selama kekacauan setelah jatuhnya ISIS.
Baca juga: Jackie Chan Produksi Film di Kota Hantu, Bekas Benteng ISIS di Suriah
Tetapi sekitar 63 warga Australia, termasuk mantan anggota ISIS tetap terjebak di Suriah.
Dari 63 hingga 40 adalah anak-anak, beberapa di antaranya lahir dari warga negara Australia di wilayah tersebut.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan sedang menyelidiki laporan tentang kematian Zahab dan mendukung keluarganya.
Dalam sebuah pernyataan, dikatakan pemerintah Australia tetap sangat prihatin tentang warganya di timur laut Suriah.
Tetapi menambahkan kemampuannya untuk beroperasi di wilayah itu sangat terbatas karena krisis keamanan.(*)