Inilah Otak Pembantaian Warga Sipil di Nduga, Ternyata Pecatan TNI yang Membelot ke KKB

Inilah otak pembantaian 11 warga sipil di Nduga, Papua. Sosok itu adalah orang yang pernah bergabungn dengan TNI.

Editor: Amirullah
Tribun-Papua.com/Istimewa
EVAKUASI - Proses evakuasi korban pembantaian oleh KKB dari Nduga ke Timika, Papua, Sabtu (16/7/2022). Sebanyak 10 warga sipil tewas dibantai Egianus Cs di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga. (Dok. Humas Polda Papua) 

Oknum yang menjadi otak pembunuhan paling sadis di Papua, adalah Yotam Bugiangge yang telah bersekutu dengan Egianus Kogeya.

Egianus Kogeya diidentifikasi sebagai pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Nduga. Sedangkan Yotam Bugiangge merupakan bekas Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Jumlah pelaku sudah kami kantongi. Para pelaku adalah anak buah Egianus (Kogeya) dan Yotam (Bugiangge)," kata Kombes Faizal Ramadhani.

Baca juga: FAKTA 12 Warga Sipil Dibantai KKB Papua, 10 Orang Tewas Termasuk Pendeta, Berikut Identitas Korban

Kombes Faizal Ramadhani merupakan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Papua. Ia mengatakan itu, melalui sambungan teleponnya, Rabu 19 Juli 2022.

Keterlibatan keduanya terungkap setelah Satgas Damai Cartenz dan TNI berhasil melakukan olah tempat kejadian perkara dan menanyai beberapa saksi yang sempat melihat tragedi berdarah itu.

Korban yang selamat pun sudah bisa memberi keterangan kepada polisi untuk mengungkap pelaku pembantaian.

Faizal menyampaikan, saat hendak mengevakuasi jenazah terakhir di Kampung Nogolait, aparat keamanan selalu diganggu dan terlibat kontak senjata dengan KKB selama tiga hari.

"Kita diganggu terus, mereka berdua (Egianus dan Yotam) memang terlihat," kata dia.

Yotam merupakan pecatan TNI yang kabur dari kesatuannya pada akhir tahun lalu, tepatnya 21 Desember 2021. Saat kabur, ia berpangkat Prada dan membawa satu pucuk senjata api SS-2 V1.

Seperti diberitakan sebelumnya, KKB melakukan pembantaian terhadap warga sipil di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu 15 Juli 2022.

Akibatnya, 11 warga tewas dan dua lainnya menderita luka-luka. Pada korban yang meninggal antara lain:

1. Yulius Watu (asal NTT),
2. Hubertus Goti (asal NTT),
3. Yohanes Rangka (asal NTT)
4. Daeng Marannu,
5. Taufan Amir,
6. Alex,
7. Yuda Nurusingga,
8. Nasjen,
9. Mahmut Ismain,
10. Eliaser Baner dan
11. Roy Manampiring.

Sementara dua korban yang mengalami luka-luka, masing-masing Sudirman dan Hasdin.

Seluruh korban, selain Eliaser Baner, dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, pada Sabtu 16 Juli 2022 sore.

Korban terakhir, Roy Manampiring baru diketahui keberadaannya dari laporan masyarakat pada Senin 17 Juli 2022.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved