Jurnalisme Warga
Listrik Tenaga Angin Tampil di G20
G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar dunia
Dari energi listrik yang diperoleh dapat menerangi 70.000 rumah, di mana setiap rumah rata-rata mengonsumsi listrik 900 kWh.
Energi listrik yang diperoleh dari PLTB juga dapat terhubung dengan Interkoneksi Jaringan Kelistrikan Sidrap-Maros Sulbangsel sebanyak 150 kV.
Pemanfaatan lahan pribadi dan kehutanan di daerah tersebut menjadikan daerah yang dahunya hutan belantara, menjadi tumbuh berbagai aktivitas ekonomi di seputaran pabrik tersebut.
Namun, pembangkit listrik tenaga angin tersebut aktivitasnya terasa adem dikarenakan tidak bising.
Dengan modal yang relatif tidak terlalu mahal, yaitu sekitar US$ 150 juta pembangkit listrik tersebut sudah dapat berjalan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Operasi dan pemeliharaan dilakukan oleh UPC Renewables, di mana pembagian kerja untuk pemeliharaan turbin dilakukan oleh Siemens Gamesa dan entitas lokal UPC berperan sebagai subkontraktor Siemens Gamesa.
Untuk pabrik turbin Siemens Gamesa G114 dapat menghasilkan 2,625 MW di mana menara yang dibangun tingginya 80 meter.
Kecepatan angin yang terjadi secara rata-rata selama 12 bulan yaitu 6,62m per detik.
Setelah dihitung terjadi pengurangan emisi setara dengan 155 ribu ton CO2 setiap tahunnya.
Efek dari pencemaran udara yang berasal dari emisi yang sangat berbahaya terhadap keberlangsungan hidup manusia di muka Bumi ini, merupakan tanggung jawab manusia yang hidup sekarang ini bagi penerus bangsa.
Sehingga, rasa kepedulian inilah yang menjadikan konter pameran UPC Renewabbles banyak dikunjungi peserta G20 Nusa Dua Indonesia.
Berdasarkan perhitungan evaluasi proyek atau kelayakan usaha, PLTB yang diperkirakan turbin tersebut umur ekonominya 30 tahun lebih, sehingga untuk jangka panjang sangat layak untuk diterapkan di Indonesia.
Kehadiran kincir angin di berbagai tempat yang telah dipasang, tidak ada yang merusak pemandangan.
Bahkan tempat-tempat yang telah ada turbin kincir angin, menjadikan daerah tersebut memperoleh perhatian masyarakat serta dapat meningkatkan kunjungan masyarakat yang juga bagian dari ketertarikan para wisatawan.
Aceh yang memiliki kecepatan angin rata-rata di atas 7 meter per detik, seharusnya lebih dahulu membuka PLTB baik di Dataran Tinggi Gayo maupun di sepanjang pantai timur dan barat selatan Aceh.