Pernah Jadi Bagian dari Indonesia, Warga Timor Leste Ini Bersyukur Diberi Kesempatan untuk Sekolah
Natly menyebut, saat itu Indonesia memberi kesempatan warga Timor Leste untuk bersekolah.
"Sampai sekarang banyak juga pemuda-pemuda Timor Leste yang sekolah di sana (Indonesia), tinggal di sana," katanya.
"Penginnya lanjut sampai universitas di sana, mimpinya pengin masuk UGM," ungkap Celestino.

Najwa Shihab selaku pembawa acara Mata Najwa lalu menanyakan soal kabar anak muda Timor Leste ingin meninggalkan negaranya.
Lucitania Cris yang juga mahasiswi UNTL mengatakan, perkembangan ekonomi dan pendidikan di Timor Leste masih minim.
Sehingga, kata dia, banyak anak muda Timor Leste yang memilih bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Menurutnya, banyak anak muda Timor Leste yang pergi ke Inggris, Korea Selatan, dan Australia.
"Dilihat dari pendapatan keluarga juga minim, jadi mau tidak mau anak pertama biasanya harus mengorbankan pendidikannya untuk mencari hidup yang lebih baik lagi," ujarnya.
"Itu menjadi fenomena sosial yang salah satunya jumlah migran banyak," jelas Lucitania.

Dilansir Kompas.com, sempat terjadi kekosongan kekuasaan di Timor Leste usai dijajah Portugis.
Terdapat tiga perbedaan keinginan di Timor Leste, yakni keinginan untuk merdeka dan memiliki otonomi sendiri, merdeka secara bertahap, dan bersatu dengan Indonesia.
Perbedaan pendapat itu memicu perang saudara hingga Indonesia datang dan menyatakan Timor Leste sebagai bagian dari negara pada 7 Desember 1975 dalam Operasi Seroja.
Operasi Seroja bertujuan untuk memukul mundur pasukan Fretilin yang merupakan pihak yang memerdekakan Timor Leste, namun tidak mendapat dukungan dari warga sipil.
Saat Indonesia ingin mengambil hati rakyat Timor Leste, gerakan separatis terbentuk dan Timor Leste ingin menjadi negara merdeka.
Timor Leste akhirnya dinyatakan merdeka secara utuh oleh PBB pada 30 Agustus 1999.
Presiden BJ Habibie adalah presiden Indonesia yang saat itu memegang tampuk pemerintahan ketika peristiwa merdekanya Timor Leste terjadi.