Internasional
Kunjungan Jokowi ke Cina Cerminkan Netralitas ASEAN
Pengamat politik Cina Tang Qifang menilai kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke negaranya pada 25-26 Juli 2022 mencerminkan sikap
BEIJING - Pengamat politik Cina Tang Qifang menilai kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo ( Jokowi) ke negaranya pada 25-26 Juli 2022 mencerminkan sikap netral dari negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ( ASEAN).
"Kunjungan Widodo ke Cina menunjukkan posisi netral dan seimbang negaranegara di Asia Tenggara yang diwakili oleh Indonesia terhadap Cina dan Amerika Serikat (AS)," ujarnya, seperti dikutip media setempat, Jumat (22/7/2022).
Menurut dia, kunjungan Jokowi itu sangat penting kedua negara, apalagi Jokowi bakal menjadi kepala negara pertama di dunia yang mengunjungi Cina pasca-Olimpiade Musim Dingin.
Di sela-sela Olimpiade yang digelar di Beijing pada awal Februari 2022, Presiden Cina Xi Jinping menerima kunjungan beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada kunjungan mendatang, Presiden Jokowi akan diterima oleh Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang di Beijing, sebagaimana dilansir Antara.
"Kunjungan Widodo sangat penting karena dua kepala mengunjungi hampir tiga tahun akibat Covid," kata Tang, peneliti pada Cina Institute of Internatonal Studies.
Ia memprediksi, kunjungan Jokowi tidak hanya mendorong peningkatan kerja sama bilateral perdagangan dan ekonomi Cina-Indonesia dan Cina- ASEAN, melainkan juga mendorong terciptanya perdamaian dan stabilitas global.
"Kerja sama ekonomi dan perdagangan akan menjadi topik yang sangat penting.
Baca juga: PT Trans Continent Siap Jadikan Aceh Sebagai Daerah Penghubung dengan ASEAN dan Kawasan Lainnya
Baca juga: PLN: Listrik RI Termurah Kedua di ASEAN, Kenaikan Tarif Naik Sudah Tepat
Kedua belah pihak kemungkinan besar akan membuat pencapaian praktis karena kerja sama semacam itu sangat dibutuhkan dalam pemulihan ekonomi bilateral dan regional," kata Tang, seperti dikutip Global Times.
Meski momentum kerja sama Cina-Indonesia cukup kuat seiring dengan peningkatan volume perdagangan bilateral di tengah dampak Covid-19, Tang melihat Indonesia masih berada di bawah tekanan kenaikan harga bahan pokok internasional dan inflasi domestik.
Karena itu, menurut Tang, Indonesia ingin meningkatkan kerja sama dengan Cina untuk mempertahankan tren positif tersebut dan menciptakan lebih banyak kesempatan.(kompas.com)
Baca juga: Prabowo Minta AS dan China tak Abaikan ASEAN Terkait Konflik Laut China Selatan
Baca juga: Amerika Serikat Paksa ASEAN Kutuk dan Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Perintah AS Harus Dipatuhi