Internasional

Raja Abdullah II dari Jordania Minta Iran Ubah Prilaku, Kutuk Serangan Perbatasan Oleh Milisi Iran

Raja Abdullah II dari Jordania pada Minggu (24/7/2022) mengutuk serangan reguler di dekat perbatasan negaranya.

Editor: M Nur Pakar
AFP/File
Raja Abdullah II dari Jordania 

SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Raja Abdullah II dari Jordania pada Minggu (24/7/2022) mengutuk serangan reguler di dekat perbatasan negaranya.

Dia mengatakan serangan dilakukan milisi yang terkait dengan Iran, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Al-Rai.

Raja Abdullah II menyerukan perubahan prilaku oleh Iran.

Dia mengatakan tidak menginginkan ketegangan di kawasan itu.

Pernyataan Raja Jordania itu merujuk pada insiden bentrokan mematikan dengan penyelundup narkoba di perbatasan dengan Suriah.

“Jordania, seperti negara-negara Arab lainnya, mencari hubungan baik dengan Iran," katanya.

Baca juga: KSRelief Arab Saudi Bantu Anak Yatim Suriah di Jordania Rayakan Liburan Idul Adha

"Tetapi, harus saling menghormati, bertetangga yang baik, menghormati kedaulatan negara lain dan tidak mencampuri urusan mereka,” kata raja, seperti dilansir Petra, Minggu (24/7/2022).

“Operasi penyelundupan narkoba dan senjata merupakan ancaman bagi kami dan sesama negara Arab," ujarnya.

" Operasi penyelundupan telah mencapai negara-negara Arab dan Eropa,” tambahnya.

“Badan keamanan kami waspada, profesional, dan berdedikasi dan Jordania mampu menggagalkan ancaman apa pun di perbatasannya,” lanjut raja.

Raja Abdullah II meyakinkan publik bahwa Jordania terus berkoordinasi dengan negara lain untuk melawan ancaman ini, baik isu regional maupun global.

Dia menambahkan konsekuensi yang berasal dari krisis Suriah banyak dan membawa malapetaka dan akan membutuhkan pendekatan strategis.

Baca juga: Seorang Wanita Jordania Tikam Jantung Tetangganya Sampai Mati

“Menyelesaikannya membutuhkan mencapai solusi politik yang komprehensif yang mengatasi semua implikasinya," katanya.

"Khususnya mengakhiri penderitaan rakyat Suriah," harapnya.

"Menciptakan kondisi untuk memungkinkan kembalinya pengungsi secara sukarela, dan memulihkan keamanan dan stabilitas di Suriah,” jelas Raja Abdullah II.

Tentara Yordania melakukan operasi anti-penyelundupan reguler di perbatasan dengan Suriah.

Dimana pejuang yang didukung Iran mendukung rezim Damaskus dalam perang saudara yang meletus pada tahun 2011.

Pada 27 Januari 2022, Amman mengatakan pasukannya membunuh 27 pengedar narkoba yang didukung oleh kelompok bersenjata, menyita sejumlah besar narkoba.

Baca juga: Tentara Jordania Gagalkan Upaya Penyelundupan Ganja dan Pil Captagon dari Suriah

Seorang perwira dan penjaga perbatasan tewas dalam bentrokan serupa awal bulan yang sama.

Menurut organisasi yang memantau perdagangan narkoba, captagon stimulan gaya amfetamin yang semakin populer diproduksi di wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah.

Kemudian, dipasarkan hampir secara eksklusif di Timur Tengah.

Raja Abudllah II menyinggung topik-topik seperti penanganan Jordania terhadap pandemi Covid-19.

Kemudian, konflik antara Rusia dan Ukraina, ekonomi negara secara keseluruhan, dan masalah Palestina.

Dia juga memberi selamat kepada Arab Saudi atas KTT Jeddah karena mencerminkan sentralitas perjuangan Palestina sebagai prioritas, dan tingkat koordinasi di antara negara-negara Arab.(*)

Baca juga: Yayasan Kanker Raja Hussein Jordania Dapat Suntikan Dana dari Arab Saudi, Bantu Pasien Kanker Suriah

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved