Berita Lhokseumawe

Ulama Minta Pencari Sumbangan Ganti Baju Diusut Tuntas

Video berisi aktivitas sekelompok pria yang turun dari mobil dan kemudian mengganti baju mereka dengan busana muslim (jubah) dan membawa kotak

Editor: bakri

LHOKSEUMAWE - Video berisi aktivitas sekelompok pria yang turun dari mobil dan kemudian mengganti baju mereka dengan busana muslim (jubah) dan membawa kotak sumbangan di Jalan Listrik, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, atau depan Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lhokseumawe, Sabtu (23/7/2022), viral di media sosial (medsos).

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Lhokseumawe, Tgk H Abubakar Ismail (Abati) berharap pihak berwenang mengusut tuntas kasus tersebut.

Abati kepada Serambi, Sabtu (23/7/2022), mengatakan, karena dari dulu di Aceh sudah ada dinas pendidikan dayah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, itu berarti dayah-dayah di seluruh sudah ada perhatian khusus dari pemerintah.

Karena itu, menurut Abati, pemerintah jangan lagi memberi izin atau peluang kepada pesantren untuk mencari sumbangan baik di lampu merah atau ke rumah-rumah.

"Dengan adanya pihak pesantren mencari sumbangan berarti pihak ketiga bisa masuk.

Bisa mengatasnamakan pesantren, bahkan ada yang mengatasnamakan masjid, panti asuhan, dan sebagainya," jelas Tgk Abubakar.

Bila tidak ada lagi pesantren yang meminta santrinya untuk mencari sumbangan ke rumah-rumah atau ke lampu merah, lanjut Abati, tentu orang-orang itu tak bisa masuk.

Masyarakat pun sudah tahu bahwa yang mencari sumbangan tersebut bukan pihak pesantren.

Karena pihak pesantren tidak lagi mencari sumbangan ke luar.

Kepada masyarakat yang ingin menyumbang, Abi berharap bisa memberi sumbangan dengan langsung datang ke pesantren yang dia mau.

Baca juga: Diduga Dana Sumbangan ACT Mengalir ke Kelompok Teroris Al-Qaeda, PPATK Blokir 60 Rekening

Baca juga: Modus Minta Sumbangan, Pemuda asal Aceh Selatan Gasak Uang Ibu Bidan di Blangpidie

"Jadi, seperti itu cara untuk mengantispasi.

Kalau tidak, kasus seperti ini bakal terus menerus terjadi di Aceh," katanya.

Pada saat ada ketegasan dari pemerintah untuk melarang pesantren mencari sumbangan, lanjut Abati, tentu pesentren-pesantren juga harus mendapat perhatian lebih serius dari pemerintah.

"Jangan nanti saat dilarang cari sumbang, tapi pemerintah tidak memberi bantuan kepada pesantren.

Ini jadi masalah juga.

Ini harus jadi perhatian serius," timpal Abati.

Abati juga berharap pemerintah lebih selektif dalam memberi izin pendirian dayah.

Menurut Tgk Abubakar, adanya pihak-pihak yang mengatasnamakan pesantren untuk mencari sumbangan sudah terjadi sejak dulu.

Bahkan, ada pesantren yang menjadi korban.

"Saya sendiri pernah jadi korban.

Ada orang yang mengatasnamakan pesantren kita mencari sumbangan.

Sedangkan kita tidak tahu dan sumbangan yang dikumpulkan tidak pernah diberikan kepada kita," ungkapnya.

Khusus terkait video yang viral itu, Abati menyatakan, pihaknya tidak bisa terus menuduh.

Tapi, perlu diperiksa oleh pihak berwajib terlebih dulu.

Orangnya sudah jelas, mobilnya sudah jelas, dan tempatnya sudah jelas.

Karena itu, pihak berwajib bisa memanggil orang tersebut.

"Kalau kita tuduh itu palsu, kadang-kadang itu benar utusan dayah.

Kalau kita bilang utusan dayah, kadang-kadang orang itu memanfaatkan kondisi.

Jadi, kita tidak bisa berandai-andai," papar Abati.

Namun, hal seperti itu tidak bagus.

"Karena di mobil ada perempuan.

Kalau benar utusan pesantren, mana ada perempuan dalam mobil.

Kemudian, tidak ada dalam mobil pakai baju preman dan saat turun baru pakai jubah.

Tidak ada orang pesantren begitu.

Kalau jubah di mobil, ya jubah di luar juga.

Ini kan mencurigakan.

Makanya, pihak berwenang harus memeiksa agar semuanya bisa jelas," pungkas Abati.

Permintaan hampir sama juga disampaikan Pimpinan Pesantren QAHA (Qari Hafizh) Ukhwatul Quran, Tgk Jamaludin H Kadir, dan Ketua Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat (IMAM),Tgk Muslem At-Thahiri.

Lakukan penertiban

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto, mengatakan, pihaknya hanya bisa meminta kepada dinas terkiat (Satpol PP dan dinas sosial) untuk menertibkan pengemis atau peminta sumbangan.

Sebab, menurutnya, pemerintah kabupaten/kota sudah ada qanun tentang hal tersebut yang di dalamnya turut diatur sanksi bagi yang melanggar.

Henki juga meminta pihak pesantren agar selektif dalam memberikan surat permohonan bantuan untuk pembangunan pesantren tersebut.

“Dalam hal ini perlu ada surat tembusan ke Forkopimda, sehingga dapat mengetahui giat itu,” jelas Henki Ismanto, kepada Serambi, kemarin.

Agar kasus seperti itu tak menjadi polemik di kalangan masyarakat, menurut Kapolres, dinas terkait bisa membuat spanduk dan imbauan di tempat keramaian yang isinya tidak menerima sumbangan dalam bentuk apa pun.

Kasatpol PP dan WH Lhokseumawe, Zulkifli, kepada Serambi, mengakui dirinya pagi tadi (pagi kemarin-red) juga menerima menerima kiriman video tersebut dari warga melalui pesan WhatsApp (Wa).

"Lokasinya memang pas di depan DLK Lhokseumawe," katanya.

Menurut Zulkifli, dirinya sudah mengerahkan semua personel untuk mengintai keberadaan pria-pria yang ada dalam video tersebut.

"Kalau masih ada di Lhokseumawe akan diproses sesuai hukum," tegas Zulkifli.

Ditanya apakah mereka berpeluang bukan dari kalangan santri, Zulkifli sangat meragukan bahwa mereka benar-benar santri.

"Kalau kita lihat sepintas lalu, mobil yang mereka guna adalah pelat BK.

Kemudian mengganti pakaian di luar mobil.

Kalau santri kita, tidak begitu," ucap dia.

Pada tahun 2021, sebut Zulkifli, pihaknya sudah mengimbau kepada santri yang mencari sumbangan ke jalan raya, wajib melaporkan ke Satpol PP.

"Sedangkan pria-pria yang ada di video tersebut, tidak pernah melapor ke kita," pungkasnya.

Seperti diketahui, dunia maya kembali dihebohkan dengan beredarnya video yang merekam aktivitas sekelompok pria yang turun dari mobil dan kemudian mengganti baju mereka dengan jubah serta membawa kotak sumbangan di Jalan Listrik, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe.

Video yang berdurasi dua menit 15 detik itu direkam oleh orang yang belum diketahui indetitasnya.

Terlihat jelas satu mobil Avanza warna merah berpelat BK berhenti tepat di depan Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lhokseumawe.

Begitu pintu mobil dibuka keluarlah sejumlah pria.

Terlihat ada yang menggantikan pakaian mereka dengan jubah di luar mobil.

Di sisi lain, sang pria yang merekam video itu juga berkomentar dalam bahasa Aceh .

“Nyan lage nyan proyek mita sedekah.

Troen dari moto baje preman, leuh nyan sok sarung, peci, dan pakek baje koko kajeut keu aneuk pesantren, leuh nyah jok tong saboh sapo.

Aleh pane trok awak nyan, aleh dari pesantren pane.

Lam moto na ureung inong lom, masak aneuk pesantren jeut meusapat inong ngon agam lagenyan.

(Inilah proyek cari sedekah minta sumbangan, ada pria berbaju preman turun dari mobil lalu memakai sarung, baju muslim.

Mereka berkedok sebagai peminta sumbangan.

Entah dari pesantren mana mereka datang.

Tapi dalam mobil malah ada perempuan.

Mana mungkin itu anak dayah, masa perempuan dengan laki-laki bercampur satu tempat,” jelas perekam video tersebut.

Hingga saat ini, Serambi terus berupaya mencari informasi secara detail terkait video tersebut. (bah/zak)

Baca juga: Petugas Amankan Dua Badut, Modus Baru Gepeng Minta Sumbangan

Baca juga: Viral Video Sekelompok Pemuda Kutip Sumbangan di Lhokseumawe, Kasatpol PP Angkat Bicara

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved