Info Aceh Tengah
Bupati Shabela Abubakar Sebut Motif Mirip Kerawang Gayo Juga Ditemukan di Taiwan Hingga Vietnam
Begitu juga beberapa tempat lain di dunia, China, Amerika Latin dan sebagainya. Motif mirip Kerawang Gayo ini ada di sejumlah tempat.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
Begitu juga beberapa tempat lain di dunia, China, Amerika Latin dan sebagainya. Motif mirip Kerawang Gayo ini ada di sejumlah tempat.
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar menyampaikan bahwa di Taiwan juga ada pola hias mirip kerawang Gayo.
Begitu juga beberapa tempat lain di dunia, China, Amerika Latin dan sebagainya. Motif mirip Kerawang Gayo ini ada di sejumlah tempat.
Ia menyampaikan hal itu dihadapan masyarakat Gayo Jakarta dalam acara Gelar Budaya Gayo “Didong Jalu” di Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Sabtu (23/7/2022).
“Waktu kami ke Taiwan, kepada kami diperlihatkan motif yang sangat mirip dengan kerawang Gayo yang dipakai orang Gayo.
Ini kebetulan ada sahabat saya, Prof Mr Chen peneliti dari Taiwan,” katanya seraya memperkenalkan Prof Mr Chen kepada khalayak.
Baca juga: Selama Tiga Hari Masyarakat Gayo Jakarta Kenakan Pakaian Kerawang Gayo, Ini Alasannya
Lantas apakah benar ada kemiripan antara pola hias kerawang gayo dengan yang di Taiwan, seperti diutarakan Bupati Shabela Abubakar?
Hasil penelusuran Serambinews.com/Tribun Gayo, ternyata pernyataan bupati ada benarnya.
Setidaknya ini pernah dijelaskan oleh Arkeolog, Dr Ketut Wiradnyana, M.Si yang memimpin penelitian selama 10 tahun di Ceruk Mendale Aceh Tengah.
Ia mengatakan, bahwa ragam hias pada gerabah yang ditemukan Tim Peneliti Balai Arkeologi Sumatera Utara di Loyang Mendale dan Loyang Muslimin Tepi Danau Laut Tawar Aceh Tengah memiliki kesamaan dengan pola hias dari kelompok budaya Sa-Huynh Kalanay yang tersebar di Vietnam.
Kelompok budaya ini juga mongoloid Austronesia namun paling belakangan penyebarannya dalam era zaman prasejarah.
Baca juga: Tas dan Syal Motif Kerawang Gayo Paling Diburu Pengunjung MTQ Aceh
“Produknya pasca 2000 SM. Kelompok budaya Sa-Huynh Kalanay inilah yang memberi banyak variasi dalam pola hias.
Salah satu cirinya adalah tidak ada ruang kosong dalam gerabah yang mereka hasilkan. Gerabah-gerabah itu diukir sedemikian rupa sehingga ruangnya penuh.
Satu lagi cirinya, terdapat warna putih dalam pola hias mereka. Ini semua kita temukan di Loyang Muslimin dan Loyang Mendale,” ujar Ketut Wiradnyana.