Inna Lillahi - Ulama Besar Yaman Habib Abubakar Al-Adni Meninggal Dunia, Berikut Profilnya
Habib Abubakar Al-Adni bin Ali Al-Masyhur, seorang ulama terkemuka di Hadramaut, Yaman meninggal dunia.
Dikutip dari galerikitabkuning.com, Habib Abu Bakar al-Adni ilahirkan dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang religius, menjadikannya sejak masih kecil telah menghafal al-Quran.
Lingkungan yang penuh dengan para ulama saat itu, membuatnya berkesempatan untuk belajar pada para ulama yang berada di kawasan Hadramaut, seperti Ahwar, Aden, dan sekitarnya.
Habib Abu Bakar al-Adni Bin Ali al-Masyhur Dan Habib Umar
Menurut penuturannya, Sejak berumur 14 tahun telah dilatih oleh ayahnya yakni al-Habib Ali al-Masyhur untuk berdakwah.
Bahkan diusia yang cukup belia itu sang ayah sudah sering memerintahnya untuk menyusun konsep khutbah jumat, kemudian dibaca didepan sang ayah sebelum disampaikan di atas mimbar.
Sosok sang ayah sangat melekat pada diri sang anak, bahkan hampir disemua sisi hidupnya banyak dipengaruhi dan didik oleh sang ayah.
Selain mengajarkan disiplin pada waktu, sang ayah juga sangat perhatian pada pendidikan keluarga disamping juga sebagai pendidik yang mengajarkan arti dan tujuan hidup.
Disamping belajar kepada sang ayah, Habib Abu Bakar juga belajar krepada para ulama secara tradisional maupun menimba ilmu secara formal di sekolah, hingga akhirnya lulus dari Universitas Aden jurusan tarbiah.
Masa Remaja Habib Abu Bakar al-Adni
Dalam kitab al-Khuruj Min Dairatul Hamra, beliau menceritakan saat masa remaja, dilalui olehnya dan keluarga di bawah tekanan pemerintah.
Hingga akhirnya beliau dan keluarga terpaksa harus keluar dari Yaman menuju Arab Saudi.
Dikutip dari galerikitabkuning.com, Di Hijaz, dia diperintahkan sang ayah untuk menjadi Imam salat, dan mengisi pengajian, menjadi khatib di salah satu Masjid di Jedah.
Mula-mula beliau ingin melanjutkan studinya ke al-Azhar Mesir, namun kedua orang tuanya tidak berkenan, dan memintanya untuk mendalami ilmu agam kepada al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf.
Saat menjadi murid Habib Abdul Qadir ini, keinginan untuk melanjutkan studi ke Mesir semakin sirna, sebab beliau mendapati sosok gurunya sebagai tujuan utamanya.
Habib Abubakar mulai dekat dengan sang guru, yaitu Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf, hingga sang murid banyak sekali menyelesaikan pelajaran dan membacakannya di depan sang guru, dan sebab ini pula beliau menjadi murid istimewa bagi sang guru.