Petarung MMA asal Bener Meriah, Wandi Gayo Rindu Pulang ke ‘Tanoh Tembuni’

Nama aslinya Mirwandi Arinasko, petarung One Pride MMA (Mixed Martial Arts) yang berasal dari Bener Meriah ini berhasil mengalahkan Ricky Saputra dalam waktu 21 detik pada pertarungan Sabtu (23/7/2022) lalu.

Ia mengungkapkan kerinduannya pulang ke tanoh tembuni.

PETARUNG olahraga keras One Pride MMA (Mixed Martial Arts), Wandi Gayo, menyatakan rindu menjenguk ‘tanoh tembuni’ atau tanah kelahiran setelah lama merantau ke Garut, Jawa Barat.

Ia rindu menjenguk kedua orang tuanya di Kuyun.

Ia rindu sanak keluarga, rekan dan sahabatnya di Tanah Gayo.

Wandi Gayo mengungkapkan rasa rindu ke Tanoh Tembuni selama percakapan dengan TribunGayo bertaruh ‘Orom Si Bujang Mersik Wandi Gayo’ live di TribunGayo, Selasa (26/7/2022) malam.

“Tentu saja ada rasa rindu setelah menjalani pertangan lalu, tapi untuk sementara rasa rindu itu harus dipendam dulu," katanya sambil tersenyum khas.

Lelaki yang dijuluki ‘Si Bujang Mersik’ ini berhasil menaklukkan lawannya Ricky Saputra dalam waktu 21 detik pada pertarungan One Pride MMA disuarakan TvOne, Sabtu (23/7/2022) lalu.

Wandi Gayo lahir di Kampung Kuyun Kecamatan Celala Aceh Tengah 9 Desember 1997.

Ia menghabiskan masa kecil dan remajanya di Tanah Gayo.

Baca juga: Bawa Atribut Daerah, Wandi Gayo Angkat Marwah Gayo di Ajang Olahraga Keras One Pride

Baca juga: Olahragawan Gayo Wakili Jawa Barat dalam Olahraga Keras One Pride MMA, Live di TV One Sabtu Malam

Menjalani pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah di Aceh Tengah.

Sebagai bentuk kecintaannya kepada Gayo dan ingin berjuang mengangkat harkat dan martabat Gayo, Wandi Gayo sengaja menambahkan namanya menjadi ‘Wandi Gayo’ dari nama aslinya Mirwandi Arinasko.

Ia juga melengkapi atribut penampilannya dengan syal motif Gayo dan iringan musik Gayo kreasi ‘Serudang Mango’ dari lagu karya penyair didong Tiket, berjudul ‘Jejari’.

Wandi Gayo mengaku terpompakan semangatnya saat ia membawa atribut Gayo.

"Saya benar-benar makin bersemangat," katanya.

Si bujang mersik Wandi Gayo mengatakan, bertarung di jalur profesional diperbolehkan membawa atribut sendiri.

"Karena saya orang Gayo, maka saya membawa nama Gayo, syal Gayo dan ilustrasi musik Gayo," ceritanya.

Wandi memiliki tinggi badan 170 cm, berat badan 61 kg.

Sejak kecil dia sudah menyukai olah raga keras.

Orang tuanya pernah memasukan Wandi belajar karate di Gentala Takengon.

Kegemaran olahraga keras ini terus berlanjut sampai ia duduk di bangku sekolah menengah tingkat atas.

Sebelum terjun ke olahraga One Pride MMA, Wandi Gayo sudah lebih dulu menekuni pencak silat, karate, dan Wushu.

Ia mengaku butuh 1,4 tahun untuk beradaptasi dengan olahraga MMA yang merupakan kombinasi dari olahraga beladiri yang sudah ada.

Siap Fasilitasi

Sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian prestasi Wandi Gayo, Pemkab Bener Meriah melalui Kepala Dinas Pariwisata Bener Meriah, Irmansyah, akan memfasilitasi kepulangan Wandi Gayo ke tanah kelahiran.

Kesiapan itu disampaikan Irmansyah langsung kepada Wandi Gayo melalui saluran telepon seluler, sesaat setelah mengikuti dan menyimak wawancara di TribunGayo.

"Insya Allah, kami dari Bener Meriah siap memfasilitasi kepulangan Bung Wandi Gayo, sebagai apresiasi kami terhadap prestasi yang telah bung capai dan mengangkat warkat dan Marwah Gayo melalui jalur olahraga keras One Pride," kata Irmansyah.

Ia mempersilakan Wandi Gayo menyusun jadwal kepulangannya ke Tanah Gayo, dan akan difasilitasi melalui pesawat terbang ke Rembele.

Irmansyah yang sedang berada di Jakarta, menyatakan bangga dan hormat atas pencapaian Wani Gayo.

"Kita bangga, baik atas nama pribadi orang Gayo maupun Pemerintah Bener Meriah, karena Bung Wandi Gayo telah merjuang keras dan sukses mencapai kemenangan," kata Irmansyah. (fikar w eda)

Baca juga: Dianggap Sebagai Raja MMA, Intip 5 Kemampuan Demetrious Johnson yang di Atas Rata-rata

Baca juga: Liana Jojua Wanita Petarung MMA Keluar dari UFC Usai Kalah, Para Penggemar Kecewa Berat