Ikan Danau
Ikan Depik Butuh Air Jernih dan Tenang
Ikan depik hidup di antara batu-batu yang membentuk sungai kecil, yang oleh orang Gayo menyebutnya sebagai "didisen."
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS COM, JAKARTA - Publik Gayo dihebohkan dengan munculnya ikan predator di Danau Laut Tawar, Takengon, Aceh Tengah.
Ikan predator bergigi tajam dan pernah menggigit tangan warga itu ternyata berasal dari perairan tawar Tiongkok dan Amazon.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Aliman Selian SPi, MSi memberi klarifikasi bahwa ikan tersebut merupakan ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum), dan bukan piranha.
Keberadaan ikan predator itu mencemaskan warga Gayo, konon akan memangsa ikan endemik, depik. Meski soal ini belum ada penelitiannya.
Depik (rasbora tawarensis) merupakan ikan endemik yang hidup di Danau Laut Tawar. Ikan ini menjadi simbol dan kebanggaan masyarakat Gayo. Ikan ini hanya muncul pada musim tertentu
Bagaimana ikan depik hidup dan bertahan di Danau Laut Tawar? Prof Fauzi Hasibuan, seorang geolog dari Bandung yang sudah melakukan serangkaian penelitian di danau tersebut, menjelaskan, ikan depik ini hidup di antara batu-batu yang membentuk sungai kecil, yang oleh orang Gayo menyebutnya sebagai "didisen."
Depik membutuhkan air yang jernih dan tenang. "Kalau airnya keruh dan kotor, depik tidak bisa hidup, ia membutuhkan keadaan tertentu," kata Prof Fauzi Hasibuan.
“Depik itu hidupnya di antara batu-batu yang membentuk sungai kecil menuju danau. Airnya jernih dan tenang yang disebut dengan didisen,” sambung pria yang lahir dan besar di Tanah Gayo Aceh Tengah ini.
Prof Fauzi menyarankan agar Depik dilindungi dari kepunahan. Ia menyarankan Pemerintah Daerah membuat regulasi yang mengatur dan menyelamatkan ikan Depik.
"Pemerintah daerah perlu membuat peraturan untuk menyelamatkan depik. Sebab ia ikan endemik," katanya.
Ia mengkuatirkan, depik bisa saja punah kalau pola penangkapan ikan dilakukan secara serampangan dan ekosistem danau tidak terpelihara dengan baik.
Ia membandingkan, dulu ikan depik ukurannnya lumayan besar seukuran jari telunjuk orang dewasa. Tapi akhir-akhir ini, ukuran Depik kecil-kecil. Itu antara lain karena adanya perubahan pola penangkapan dan perubahan ekosistem danau.
“Nah apakah sudah ada qanun soal ini, saya kira harus dipikirkan. Dulu ikan depiknya besar-besar, tapi sekarang ukurannya kecil-kecil, karena semuanya ditangkap,” katanya.
Ia menyebut sungai kecil yang disebut "didisen" salah satunya ada di Mendale, Bebuli, Kecamatan Kebayakan. Airnya datang dari Bener Meriah, bukan dari sungai yang sekitar danau. "Jadi secara geologi kita harus menjaga kelestarian lingkungan secara luas, sebab sumber air danau salah satunya berasal dari Bener Meriah,” jelas Fauzi Hasibuan.(*)
Baca juga: VIDEO Depik Ikan Endemik Danau Lut Tawar, Berharga Ekonomi Tinggi
Baca juga: Penurunan Populasi Ikan Depik jadi Pembahasan Pakar Perikanan