Internasional
Taiwan Diambang Perang, China Tembakkan Rudal AS Kirim Kapal Induk
Taiwan kini diambang perang menyusul meningkatnya tensi akibat kunjungan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS)
Selain itu, penghormatan terhadap hukum internasional juga ditekankan oleh Menlu RI, termasuk penghormatan terhadap UNCLOS 1982.
"ASEAN dan RRT (China) harus bekerja lebih keras agar dapat berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan," ujar Retno dalam pernyataannya.
Minta Bantuan
Sementara itu, Taiwan meminta dukungan Indonesia di tengan ancaman militer China.
Perwakilan Kantor Dagang dan Ekonomi Taipe di Jakarta (Taipe Economic and Trade Office in Indonesia/TETO), John Chen, menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China yang merusak status quo Taiwan dan mengancam perdamaian serta stabilitas regional.
Dia meminta kepada semua kalangan di Indonesia menuntut China untuk segera menghentikan semua provokasi militer.
"Saya juga mengimbau kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi, untuk bersama-sama mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan menjaga perdamaian serta stabilitas tatanan internasional," ucap John Chen dalam pernyataan resmi yang dikirim TETO kepada Kompas.com, Jumat (5/8/2022).
Kantor perwakilan pemerintahan Taiwan di Indonesia itu melihat China telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut mulai dari Kamis hingga Minggu (4-7/8/2022), dengan tembakan langsung di sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya.
Total enam wilayah perairan dan wilayah udara Taiwan yang dilaporkan bakal menjadi lokasi latihan militer China.
TETO mendapat informasi bahwa latihan militer China telah memblokade laut dan udara Taiwan, memengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan tujuh pelabuhan internasional dari Taiwan.
Beberapa latihan bahkan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan, dan wilayah udara Taiwan.
"Aksi ini adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional, membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan selat Taiwan, serta melanggar hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan kapal laut dari berbagai negara yang akan melintas di kawasan tersebut," kata John Chen. (Kompas.com/CNN Indonesia/Tribun Network/ras)
Baca juga: Menlu Asia Tenggara Minta China Hentikan Latihan Militer di Taiwan, Rawan Jadi Konflik Terbuka
Baca juga: Panas! China Tembakkan 2 Rudal Dongfeng ke Selat Taiwan