Selebritis

Bebas dari Penjara, Jerinx dan Nora Alexandra Bakal Jalani Program Bayi Tabung, Apa Itu?

Hal tersebut diungkap Nora di Instagram-nya. Jerinx akhirnya menepati janjinya kepada Nora untuk program bayi tabung fertilisasi in vitro (IVF).

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Instgaram @ncdpapl
Istri Jerinx Nora Alexandra Unggah Penampakan Sel Telurnya 

Begitu pun pada praktik bayi tabung.

Pasien yang menjalankan program ini bisa menemui sejumlah risiko, baik risiko kehamilan maupun kesehatan yang lebih luas.

Misalnya, kelahiran bayi prematur, keguguran, komplikasi obat kesuburan, kanker, dan lain sebagainya.

Untuk menghindari risiko yang ada, pasien harus berdiskusi dengan dokter yang menangani program bayi tabung dan membicarakan segala hal secara detil.

Proses program bayi tabung Untuk akhirnya bisa menjalani program bayi tabung, sepasang suami-istri harus menjalani proses yang cukup panjang.

Berikut tahapan yang harus dilalui:

Tahap 1: peninjauan riwayat kesehatan

Di tahap pertama adalah riwayat kesehatan pasien, baik istri maupun suami, akan ditinjau oleh dokter.

Di tahap ini, riwayat pemeriksaan dan pengobatan pasien di masa lalu akan ditanyakan.

Ini agar dokter bisa memberikan saran pilihan pengobatan yang dapat dilakukan ke depannya.

Tahap 2: konsultasi pra-perawatan

Selanjutnya, pasien akan bertemu dengan dokter spesialis kesuburan dan mengonfirmasi rencana perawatan.

Pasien juga akan diminta menandatangani formulir persetujuan untuk dilakukannya proses bayi tabung dan segala prosedur yang ada di dalamnya.

Terbukalah pada dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, karena bisa jadi obat tersebut mengganggu kelancaran proses bayi tabung.

Tahap 3: proses bayi tabung dimulai

Pasien akan diberi obat-obatan juga hormon yang diperlukan untuk proses bayi tabung, termasuk akan diberi tahu bagaimana cara mengelola suntikan hormon yang diberikan.

Tahap 4: stimulasi hormon

Suntikan hormon stimulasi akan merangsang ovarium untuk memproduksi lebih banyak telur.

Kondisi produksi telur yang tinggi ini memperbesar potensi kehamilan.

Tahap 5: Pemantauan perawatan

Sepanjang siklus bayi tabung, pasien akan diminta melakukan tes darah secara reguler untuk mengukur kadar hormon.

Tak hanya itu, pasien juga akan melakukan USG untuk mengukur ukuran dan jumlah folikel ovarium.

Tahap 6: Suntikan Pemicu

Setelah diketahui jumlah dan ukuran folikel optimal, dokter akan merencanakan koleksi sel telur pasien.

Pasien akan diberi suntikan pemicu berupa hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) di malam hari dan pengumpulan telur akan dilakukan 36-38 jam kemudian.

Tahap 7: Pengumpulan telur

Proses pengumpulan telur memerlukan rawat inap singkat, biasanya di bawah panduan ultrasonografi.

Saat operasi dilakukan, pasien akan diberi anestesi, jenis anestesi bisa dipilih oleh pasien, apakah ingin yang lokal, atau total.

Setelah itu, dokter membutuhkan sampel sperma suami agar dapat segera dilakukan pembuahan pada telur yang telah dikumpulkan.

Tahap 8: Pembuahan telur

Telur dan sperma yang telah dikumpulkan akan dibawa ke laboratorium dan ditempatkan di media khusus untuk persiapan proses pembuahan.

Pemilihan sperma untuk proses pembuahan ini biasanya akan dibantu seorang ahli embriologi dan di bawah kontrol mikroskopis yang canggih.

Lalu, telur akan disuntik dengan sperma tunggal yang telah dipilih.

Tahap 9: Pengembangan embrio

Telur yang sudah disuntik sperma akan ditempatkan dalam inkubator bersuhu 37° C.

Selang satu hari, dokter akan memeriksa apakah pembuahan berhasil dilakukan atau tidak.

Jika pembuahan terjadi, maka perkembangan embrio akan diinformasikan pada pasien.

Tahap 10: Transfer embrio

Selanjutnya, embrio yang telah berhasil berkembang akan ditransfer ke dalam rahim pasien melalui prosedur operasi sederhana.

Proses transfer ini menggunakan kateter halus yang dimasukkan ke dalam rahim.

Tahap 11: Pembekuan Embrio

Di dalam laboratorium, dokter tidak hanya melakukan 1 pembuahan, tapi ada beberapa.

Embrio yang berkembang dan memenuhi syarat namun tidak ditransfer ke dalam rahim akan disimpan dengan cara dibekukan.

Nantinya, embrio cadangan ini bisa digunakan apabila transfer embrio yang sebelumnya gagal.

Tahap 12: Tes kehamilan

Terakhir, kurang lebih dua minggu pasca-transfer embrio, pasien akan diminta untuk melakukan tes darah.

Ini untuk menentukan apakah telah terjadi kehamilan.

Jika hasilnya positif, maka dokter akan melakukan USG pada rahim pasien 3 minggu setelahnya. 

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved