Breaking News

Benarkah Mie Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat karena Gandum Mahal? Ini Kata Mendag & Direktur Indofood

Mentan menyebutkan harga mie instan bakal naik hingga 3 kali lipat. Kenaikan harga mie instan ini diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat ini.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Mursal Ismail
Pixabay.com
Ilustrasi - Benarkah Mie Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat karena Gandum Mahal? Ini Kata Mendag & Direktur Indofood 

Mentan menyebutkan harga mie instan bakal naik hingga 3 kali lipat. Kenaikan harga mie instan ini diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat ini.

SERAMBINEWS.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) baru-baru ini mengingatkan masyarakat terkait adanya kemungkinan kenaikan harga mie instan di pasar.

Mentan menyebutkan harga mie instan bakal naik hingga 3 kali lipat.

Kenaikan harga mie instan ini diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat ini.

Adapun penyebab kemungkinan harga mie instan naik dilatarbelakangi oleh mahalnya harga gandum akibat perang Rusia-Ukraina yang tak berkesudahan.

"Jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya 3 kali lipat itu, maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," kata Syahrul, dilansir dari Kompas.com (9/8/2022).

Menurutnya, ketersediaan gandum di dunia memang tidak berkurang.

Baca juga: Anak Kos Siap-siap, Harga Mi Instan akan Naik Tiga Kali Lipat

Hanya saja harganya akan sangat mahal karena konflik global yang membuat masalah pada rantai pasokan.

Lantas benarkah harga mie instan bakal naik 3 kali lipat dari harga sekarang?

Dibantah Mendag

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membantah informasi yang beredar saat ini di kalangan masyarakat, bahwa ada kenaikan harga pada mie instan akibat dampak mahalnya harga gandum.

Berbeda pendapat dengan Menteri Pertanian, Mendag justru malah memastikan mie instan tidak akan mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat.

"Mi instan tidak akan naik tiga kali," ujarnya, dilansir dari Antara.

Namun demikian, Zulkifli tidak memungkiri bahwa tren harga gandum memang sedang naik.

"Gandum memang trennya naik, karena gagal panen di Australia yakni sekitar 67 juta ton gagal panen," jelasnya.

Namun demikian, Zulkifli memprediksi tren harga gandum ini akan mengalami penurunan pada September nanti.

Pasalnya, kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu ke Rusia membawa dampak baik terhadap ketersediaan dan pasokan gandum di Indonesia.

Pasar gandum menjadi bebas dan dibanjiri oleh Ukraina.

Baca juga: Indonesia Nomor 2, Ini Deretan Negara dengan Konsumsi Mi Instan Terbanyak di Dunia

Sementara itu, jika sejumlah negara pemasok gandum mengalami keberhasilan panen, maka harga gandum diprediksi turun.

"Jadi kalau tiga kali tidak lah, kalau ada kemarin naik sedikit iya, sehingga, inflasi kita 4 persen, 5 persen jadi naiknya segitu, tapi cenderung September akan turun," jelas Zulkifli.

Bukan komponen utama mi instan

Selain Mendag, kabar kenaikan harga mi instan hingga 3 kali lipat ini juga dibantah oleh Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang.

Melansir Kompas.com, Franciscus menjelaskan, tepung terigu yang berasal dari gandum bukan satu-satunya komponen utama pembuatan mi instan.

Oleh karena itu, apabila harga bahan pokok tersebut naik, hal itu tidak akan memengaruhi harga mi instan secara signifikan.

"Mi instan itu kan bukan hanya terigu, komponen terigunya juga tidak besar-besar amat," tuturnya seperti dikutip dari Kompas.com (10/8/2022).

Sebagai perbandingan, Franciscus menggunakan fenomena ketika harga cabai naik tempo hari.

Kenaikan harga cabai tersebut tidak serta merta membuat harga mi instan naik drastis.

Padahal komponen tersebut juga ada di dalam satu kemasan mi instan.

Begitupun saat harga minyak goreng naik.

"Jadi memang enggak begitu berdampaklah," ungkap Franciscus.

Dia juga mengatakan hingga saat ini belum ada keluhan mengenai supply gandum.

"Masih aman-aman saja, masih lancar. Belum ada keluhan tuh sampai sekarang," tandasnya.

Baca juga: Harga Tepung tak Kunjung Turun, Omzet Pengusaha Mie Kuning Basah di Takengon Menipis

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mi instan bakal naik 3 kali lipat lantaran naiknya harga gandum yang disebabkan oleh dampak perang Rusia-Ukraina.

Dia menjelaskan, saat ini terdapat kurang lebih 180 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa keluar dari negara tersebut.

Sementara Indonesia menjadi salah satu negara yang bergantung pada impor gandum.

"Jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat itu. Maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," ujar Mentan dalam webinar Strategi Penerapan GAP Tanaman Pangan Memacu Produksi Guna Antisipasi Krisis Pangan Global, Senin (8/8/2022).

Lebih lanjut Mentan mengatakan, ketersediaan gandum dunia sebetulnya ada, namun karena konflik global tersebut membuat masalah pada rantai pasok sehingga berimplikasi pada harga gandum yang menjadi mahal.

"Ada gandumnya, tetapi harganya akan mahal bangat, sementara kita impor terus ini, kalau saya jelas tidak setuju, apapun kita makan saja, seperti singkong, sorgum, sagu," kata Mentan.

(Serambinews.com/Yeni Hardika; Kompas.com/Alinda Hardiantoro/Elsa Catriana)

BACA BERITA LAIINYA DI SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved