Harga TBS Sawit dan CPO di Aceh Terus Bergerak Naik

Laporan Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM - Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh menyatakan, memasuki minggu kedua bulan Agustus 2022 ini, harga beli tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Aceh terus bergerak naik, baik yang berada di wilayah pantai barat - selatan Aceh maupun pesisir pantai – timur Aceh.

“Harganya berada pada kisaran Rp 1.100 - Rp 1.500/Kg, sebelumnya Rp 600 – Rp 800/Kg. Sedangkan CPO naik dari Rp 7.000/Kg menjadi di atas Rp 10.000/Kg,” sebut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP yang didampingi Kabid Perkebunan Cut Regina kepada Serambinews.com, Jumat (11/8/2022) ketika dimintai penjelasannya.

Cut Huzaimah mengatakan, untuk sementara ini, harga TBS sawit petani di Aceh yang paling tinggi dibeli perdagangan pengumpul dan PKS terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang yaitu Rp 1.400 – Rp 1.500/Kg, kemudian di Bireuen dan Aceh Utara Rp 1.350 – Rp 1.500/Kg, Aceh Timur Rp 1.350 – Rp 1.400/Kg.

Sedangkan untuk wilayah pantai barat – selatan Aceh, tertinggi pembelian TBS sawit petani terjadi di Aceh Singkil Rp 1.250 - Rp 1.350/Kg. Nagan Raya dan Aceh Barat 1.100 - Rp 1.200/Kg, Abdya lebih tinggi sedikit dari Nagan Raya dan Aceh Barat mencapai Rp 1.250/Kg, Aceh Selatan masih berkisar Rp 1.100/Kg.

Kabid perkebunan, Cut Regina mengatakan, harga beli TBS petani minggu kedua yang sudah naik berkisar Rp 1.100 – Rp 1.500/Kg itu, nilainya hampir mendekati harga penetapan pembelian TBS petani sawit di Pabrik Kelapa Sawit (PKS), yang telah ditetapkan Tim Penetapan Harga TBS Sawit Aceh, untuk periode minggu kedua bulan Agustus 2022.

• Harga TBS Kelapa Sawit Bergerak Naik, Segini Harga Sawit Hari Ini di Abdya

Untuk tanaman kelapa sawit baru berumur 3 tahun, harga penetapan beli TBS sawitnya untuk wilayah pantai barat -selatan Aceh, Rp 12.71/Kg dan tanaman kelapa sawit yang sudah berusia 10 – 20 tahun harga beli penetapan TBS nya Rp 1.853/Kg.

Sedangkan untuk penetapan wilayah pantai timur-utara Aceh, tanaman sawit yang baru berusia 3 tahun Rp 1.300/Kg dan tanaman sawit yang sudah berusia 10 – 20 tahun harga beli TBS nya ditetapkan Rp 1.895/Kg.

Harga penetapan dan pembelian TBS sawit petani antara pesisir pantai timur - utara dan pesisir pantai barat-selatan Aceh, selalu berbeda, tapi nilai perbedaannya tidak banyak dan itu dipengaruhi oleh jumlah PKS di daerah dan jarak PKS dengan lokasi pabrik minyak goreng serta pelabuhan ekspor.

Di Kabupaten Nagan Raya, harga beli TBS petani sawitnya sering kali berada dibawah harga beli TBS Aceh Abdya. Di Nagan Raya jumlah PKS nya mencapai 11 unit, semenatra di Abdya 2 unit.

Persaingan harga beli TBS sawit petani di Nagan Raya, lebih ketat, dibandingkan di Abdya. Sebagian pedagang pengumpul TBS di Nagan Raya menjual TBS ke Abdya, untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi. Harga beli TBS petani di Nagan Raya saat ini Rp 1.200/Kg, sementara di Abdya Rp 1.220 – 1.250/Kg.

Cut Regina mengungkapkan, kenaikan harga beli TBS petani pada minggu kedua bulan Agustus ini, sangat dipengaruhi oleh mulai meningkatnya pembelian produk CPO dari sejumlah pabrik minyak goreng dan produsen Bio Solar yang ada di Sumut dan Pulau Jawa. Kecuali itu, rencana Cina akan mengimpor 1 juta ton CPO dari Indonesia mulai bulan Agustus ini.

Harga CPO di tingkat PKS, sebut Regina sekarang sudah berada di atas Rp 10.000/Kg, dari sebelumnya Rp 7.000/Kg. Kenaikan harga CPO di tingkat PKS, mulai mempengaruhi harga jual minyak goreng curah bergerak naik.

Seorang pedagang minyak goreng di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar Aldy, menyampaikan kepada kami, harga jual eceran minyak goreng memasuki minggu kedua Agustus ini sudah meningkat menjadi Rp 12.500/Kg, dari sebelumnya Rp 11.800/Kg.

Menanggapi laporan dari pedagang minyak goreng curah tersebut, kata Cut Regina, harga jual minyak goreng curah kelapa sawit minggu ini bergerak naik, dampak langsung dari kenaikan harga jual CPO di PKS.

“Bahan baku minyak goreng curah kelapa sawit itu, dari CPO. Jadi, bila harga CPO nya sudah meningkat, harga jual minyak goreng curah kelapa sawitnya ikut naik juga,”ujar Cut Regina.

Kakanwil Ditjen Bea dan Cukai Aceh, Dr Safuadi memalui Humasnya Ari Subagio yang dimintai penjelasannya terkait ekspor CPO, volume ekspor CPO dari Aceh Januari – Juli 2022 menyebutkan baru mencapai 10.107 metrik ton dengan nilai 10,831 juta dollar AS miliar.

Volume ekspor CPO sebanyak 10.107 metrik ton itu, kata Ari Subagio, yang dicatat Kanwil Ditjen Bea Cukai Aceh dari pemuatan, di dua Pelabuhan Laut Lokal di Aceh, yaitu Pelabuhan Laut Calang sebanyak 6.400 metrik ton, dengan tujuan negara India dan Pelabuhan Lhokseumawe sebanyak 3.707 ton dengan tujuan negara Singapura.

Kita harapkan, dengan telah kembalinya dibuka ekspor CPO dan Cina akan impor 1 juta ton CPO dari Indonesia, volume ekspor CPO dari Pelabuhan Laut Lokal di Aceh, bisa bertambah, minimal sama dengan volume ekspor tahun lalu. Pada tahun 2021 lalu, volume ekspor CPO dari Januari – Desember dari Aceh, mencapai 41.811 metrik ton dengan nilai 35 juta dolar AS, negara tujuan Singapura dan Jepang.(*)

• 433 Jamaah Umrah Berangkat via Medan, Berharap Penerbangan Langsung dari Aceh Segera Terwujud

• Ini 15 Link Twibbon HUT Ke-77 RI, Segera Download untuk Meriahkan 17 Agustus 2022 di Media Sosial

• Ini 15 Link Twibbon HUT Ke-77 RI, Segera Download untuk Meriahkan 17 Agustus 2022 di Media Sosial