Pilu! Bertahun-tahun Mengabdi Jadi Tenaga Honor, 2 PPPK Guru Meninggal Dunia Sebelum Dilantik
Keduanya mengabdi di sekolah yang berlokasi di Desa Songan, sebagai guru matematika dan guru bahasa Indonesia.
Keduanya mengabdi di sekolah yang berlokasi di Desa Songan, sebagai guru matematika dan guru bahasa Indonesia.
SERAMBINEWS.COM - Pengabdian menjadi guru honorer butuh perjuangan.
Bukan saja setahun, tapi bisa bertahun-tahun hingga menjelang masa tua bisa saja terjadi.
Begitu juga dirasakan oleh dua honorer di salah satu kawasan di Bali.
Setelah bertahun-tahun melakoni pekerjaan sebagai guru honorer daerah atau Guru Tidak Tetap (GTT) di Bangli, dua orang guru di SMPN 4 Kintamani akhirnya lolos rekrutmen PPPK Guru atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Kendati demikian keduanya tidak bisa dilantik.
Diketahui dua guru tersebut berusia 51 tahun dan 45 tahun.
Keduanya mengabdi di sekolah yang berlokasi di Desa Songan, sebagai guru matematika dan guru bahasa Indonesia.
Keduanya akhirnya lolos dalam rekrutmen PPPK tahun 2021, dan menerima SK PPPK pada bulan Juli 2022.
Namun belum sempat dilantik, keduanya meninggal dunia akibat sakit.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Bangli I Made Mahindra Putra, Senin (15/8/2022).
Sedianya jumlah PPPK guru yang dilantik sebanyak 508 orang sesuai jumlah SK yang dibagikan bulan Juli lalu.
"Namun karena ada dua orang yang meninggal dunia, maka hanya 506 PPPK guru yang dilantik," ucapnya.
Dua guru yang meninggal dunia menyisakan dua jabatan PPPK kosong. Mahindra menyebut, pihaknya akan melapor pada BKN agar dua jabatan PPPK yang kosong ini bisa ditambahkan pada rekrutmen PPPK tahap III.
Selain PPPK guru, adapula 52 PPPK non guru, serta puluhan pegawai ASN lainnya mulai dari yang diangkat pertama kali, pengangkatan perpindahan dari jabatan lain, dan kenaikan jenjang yang juga dilantik dan diambil sumpahnya pada hari ini.