Breaking News

Berita Banda Aceh

USK Kembali Kukuhkan Empat Profesor

Universitas Syiah Kuala (USK) kembali mengukuhkan empat profesor baru dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin Ketua Senat, Prof Dr Ir Abubakar MS

Editor: bakri
FOR SERAMBINEWS.COM
Prof Dr Syamsidik ST MSc, Prof Dr Rita Hayati SP MSi, Prof Dr Syarifuddin SH MHum, dan Prof Dr Dra Hanifah Yusuf Apt MKes 

Misalnya, fungsi utama jalan sebagai infrastruktur transportasi, namun juga difungsikan untuk mereduksi energi gelombang tsunami.

"Makanya, kajian Prof Syamsidik ini sangat realistis untuk diterapkan dalam pembangunan di Indonesia, yang daerahnya tidak memiliki kekuatan finansial cukup untuk membangun struktur infrastruktur mahal dalam upaya mitigasi tsunami," ungkap Rektor.

USK juga berbangga atas kepakaran Prof Dr Rita Hayati SP MSi karena bidang ilmu yang ditekuninya tergolong langka di kampus ini.

Sehingga, selama ini Prof Rita sudah dikenal sebagai spesialis teknologi pascapanen.

Ia mengkaji penerapan berbagai aplikasi teknologi pascapanen untuk menjaga kualitas hasil pertanian tersebut.

Adapun aplikasi teknologi pasca panen yang dikaji Prof Rita yaitu aplikasi model Isotermi Sorpsi Air dan penggunaan teknologi non-destruktif, cepat dan ramah lingkungan berbasis sinar inframerah (NIRS).

"Kajian teknologi pascapanen ini tentu saja harus terus dikembangkan, sehingga mampu menghasilkan produk pertanian yang berkualitas, baik dari segi keamanan maupun nutrisinya," beber Prof Marwan.

Rektor menuturkan, hasil kajian Prof Syamsidik dan Prof Rita akan sulit diterapkan dalam kebijakan pemerintah jika tidak memiliki perangkat hukum yang mendukung.

Karena itu, kajian Prof Dr Syarifuddin SH MHum terkait hukum tata ruang dalam investasi dan kaitannya dalam pelaksanaan otonomi daerah sangatlah penting.

Karena selama ini pengaturan tata ruang dilakukan dari atas ke bawah (top-down approach).

Di mana pemerintah secara legitimate mempunyai kewenangan penuh untuk mengaturnya.

Dampaknya, terkadang terjadi benturan kepentingan perseorangan atau publik.

Padahal, prinsip otonomi itu bermakna bahwa masyarakat diberikan kesempatan untuk ikut serta mengetahui pengaturan tata ruang, sehingga mereka mampu memanfaatkan ruang secara tertib sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Dengan kata lain, pengaturan tata ruang yang berasal dari bawah (buttom-up approach).

"Kajian Prof Syarifuddin sangat penting untuk ditindaklanjuti, agar terwujudnya tata ruang yang berkeadilan serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah," ungkap Rektor.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved