VIRAL Vladimir Putin Akan Beri Uang Rp 230 Juta bagi Wanita Rusia yang Bersedia Melahirkan 10 Anak
Rusia tengah mengalami penurunan populasi manusia yang signifikan, sehingga mereka membutuhkan berbagai cara agar warganya selalu ada.
Penulis: Vidya Audina Gesty Arinda
SERAMBINEWS.COM - Rusia tengah mengalami penurunan populasi manusia yang signifikan, sehingga mereka membutuhkan berbagai cara agar warganya selalu ada.
Melansir dari Star UK, atas permasalah tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki solusi dengan menawarkan hadiah uang tunai setara dengan £13.000 (Rp 230 Juta) kepada setiap wanita di Rusia.

Tak hanya sembarangan, ia bersedia memberikan uang dengan nominal tersebut asal para wanita di Rusia bersedia melahirkan 10 anak.
Dengan adanya hadiah itu, diharapkan dapat mendorong lebih banyak wanita Rusia untuk memiliki keluarga besar, sehingga bisa mengatasi masalah tersebut.
Dekret baru ini akan ditandatangani oleh Putin pada Senin pekan ini.
Ini juga adalah kebangkitan kembali gelar 'Mother Heroine' era Uni Soviet yang dibawa oleh diktator Joseph Stalin setelah kematian massal tentara dan warga Rusia selama Perang Dunia Kedua.
Stalin juga memperkenalkan medali Order of Maternal Glory dalam bentuk kelas satu, dua dan tiga.
Kelas pertama mewakili ibu yang memiliki sembilan anak, sedangkan kelas ketiga mewakili mereka yang memiliki tujuh anak, dikutip dari Kosmo, Sabtu (20/8/2022).
Para ibu yang bersedia akan menerima pembayaran ketika anak ke-10 mereka mencapai usia satu tahun.
Syarat lainnya, mereka juga hanya akan menerima uang tunai jika semua anak mereka masih hidup.
Beberapa pengecualian berlaku termasuk jika anak terbunuh dalam konflik atau serangan teroris.
Baca juga: Megah bak Istana, Inilah Rumah Milik Bos Judi Online di Deli Serdang, Sering Didatangi Pejabat
Sebagai informasi, Rusia mengalami penurunan populasi yang tajam yang mencapai rekor baru pada Juli tahun ini.
Pada tahun 2021, populasi negara itu akan menyusut dari 146 juta menjadi 145,3 juta, setara dengan sekitar 57.000 orang per bulan, menurut surat kabar Rusia, The Moscow Times.
Ini menjadikannya tren penurunan populasi tertinggi selama beberapa dekade terakhir dengan tingkat penurunan hampir dua kali lipat sejak 2021.