Suharso Monoarfa Dicopot PPP
Suharso Monoarfa Didesak Mundur dari Ketum PPP, Imbas Pidato Amplop Kiai dan Elektabilitas Partai
Kami sebagai pimpinan ketiga Majelis di DPP PPP meminta Saudara Suharso Monoarfa untuk berbesar hati mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum DPP PPP
Selain itu, terkait pemberitaan pribadi dari Suharso dan banyaknya demo juga mempengaruhi para petinggi partai memintanya mundur dari jabatan kursi ketum PPP.
Sebagai informasi, Suharso Monorfa terpilih jadi Ketum Partai PPP pada Muktamar IX PPP yang diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu 19 Desember 2022.
Ia terpilih jadi ketum periode 2020-2025. Sebelumnya ia jadi Plt Ketum DPP PPP pada 16 Maret 2019 menggantikan Romahurmuzy yang terjerat kasus korupsi.
• Musannif Dukung Permintaan Suharso Mundur dari Ketum PPP
Baca juga: Pidatonya Viral, Wakil Ketua PPP Aceh Musannif Dukung Permintaan Suharso Mundur dari Ketum Partai
Suharso Minta Maaf
Suharso sendiri minta maaf dan mengaku khilaf telah membuat kegaduhan terkait dengan pidato tentang dirinya.
Bahkan ia sudah tabayun dengan para petinggi partai, termasuk bertemu dengan KH Afifudin Muhajir yang merupakan wakil Ketua Dewan Syariah PPP.
Permintaan maaf itu disampaikan saat memberikan sambutan di acara Sekolah Politik PPP di Bogor, Jumat (19/8/2022).
“Saya mengaku itu sebuah kesalahan, saya memohon maaf dan meminta untuk dibukakan pintu maaf seluas-luasnya,” kata Suharso dilansir Kompas.id
Berikut Isi Lengkap Surat Permintaan Mundur Suharso Monoarfa
Berikut isi dari surat permintaan Suharso mundur itu:
1. Telah berkembang suasana yang tidak kondusif dan kegaduhan di partai, terutama di kalangan para kiai dan santri baik yang menjabat di struktur partai maupun pendukung PPP akibat dari pidato Saudara Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum PPP dalam forum pendidikan antikorupsi bagi PPP yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI pada tanggal 15 Agustus 2022.
Rekaman pidato Saudara telah menjadi viral di berbagai media sosial dan menciptakan suasana yang kontraproduktif bagi perjuangan partai menyongsong pemilihan umum mendatang.
Pidato Saudara Suharso Monoarfa terkait dengan pemberian sesuatu ketika silaturahmi atau sowan kepada para kiai tersebut telah dinilai oleh berbagai kalangan kiai dan santri sebagai penghinaan terhadap para kiai dan dunia pesantren.
Setelah kami mendengarkan kembali pidato terkait dengan hal di atas, maka kami juga berpandangan bahwa yang disampaikan oleh Saudara Suharso Monoarfa tersebut merupakan ketidakpantasan dan kesalahan bagi seorang pimpinan partai Islam yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan mengedepankan akhlak mulia, khususnya terhadap para ulama dan kiai yang menjadi panutan umat Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Sebelum timbulnya kegaduhan akibat pidato di KPK RI tersebut di atas, kami para pimpinan Majelis juga mengikuti dengan saksama berbagai demonstrasi yang masih berlanjut sampai saat ini dikarenakan sejumlah keputusan DPP PPP atas hasil forum permusyawaratan partai baik di tingkat musyawarah wilayah maupun musyawarah cabang PPP serta isu gratifikasi yang dilaporkan sebagai tindak pidana korupsi kepada KPK RI.