Ekspresi Wajah Kapolri saat Dengar Suara "Sayang" dalam Rapat Komisi III DPR RI
Ekspresi wajah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo begitu kentara saat mendengar suara "Sayang" ketika rapat bersama Komisi III DPR RI di Senayan
Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
Jenderal bintang empat ini tak mampu menahan senyum tipisnya, sambil tetap tenang menjaga wibawa kala suara "Sayang" menggema dalam rapat yang disaksikan jutaan warga negara Indonesia melalui streaming virtual itu.
SERAMBINEWS.COM - Ekspresi wajah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo begitu kentara ketika mendengar suara "Sayang" saat rapat bersama Komisi III DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Jenderal bintang empat ini tak mampu menahan senyum tipisnya, sambil tetap tenang menjaga wibawa kala suara "Sayang" menggema dalam rapat yang disaksikan jutaan warga negara Indonesia melalui streaming virtual itu.
Suara sayang tersebut diduga berasal dari handphone salah seorang anggota DPR RI yang tidak diketahui siapa tuannya.
Kejadian bermula saat para Anggota Komisi III DPR RI memberikan masukkan terkait kesimpulan tertulis, rapat dengan Kapolri.
Saat semuanya sedang serius menyimak anggota Komisi III DPR Habiburokhman menyampaikan usulan, tiba-tiba suara pemecah tawa terdengar.
"Sayang," bunyi suara dari handphone yang tidak diketahui tuannya siapa.
Tawa pun pecah, seisi ruang rapat menjadi gaduh, terdengar beberapa celetukan yang membuat suasana semakin mencair.
"Maaf itu bukan dari HP saya, itu bukan dari HP," kata Habiburokhman.
Salah seorang dewan kemudian memotong pembicaraan Habiburokhman sambil berseloroh akan mengadukan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
"Kita laporkan ke MKD ini, Kita laporkan ke MKD," celetuk salah seorang Anggota Komisi III DPR RI disambut tawa lainnya.
Kemudian Ketua Komisi III DPR RI, Bambang Wuryanto yang memimpin langsung rapat itu mencoba menenangkan.
"Sebentar-sebentar, tenang dulu. Ini tenang dulu," kata ketua yang sering dipanggil Bambang Pacul itu.
"Ini interupsi yang bikin ketawa, jadi mohon dimaafkan, karena ini interuksi yang secara tiba-tiba. Bikin hati berdebar-debar kan," tambahnya.
Baca juga: Motif Pembunuhan Brigadir J Dibuka Sudding dalam Rapat Bersama Kapolri, Begini Kronologinya
Ekspresi Wajah Kapolri
Dalam rapat tersebut, salah satu kamera menyorot Kapolri. Sedangkan yang lainnya tertuju pada layar virtual draf kesimpulan rapat.
Jenderal bintang empat itu pun tak mampu menahan senyum tipis yang sekilas terpancar dari wajahnya.
Sesaat kemudian, Kapolri mengusap mulutnya saat dewan lain keburu riuh terkekeh mendengar suara misterius tersebut.
Kapolri tenang dengan pembawaan khasnya sambil tetap menjaga wibawa di depan wakil rakyat dalam sidang sekitar 11 jam lamanya itu.
Adapun kesimpulan rapat kerja Komisi III DPR RI dengan Kapolri masa persidangan I tahun sidang 2022-2023, Rabu 24 Agustus 2022 sebagai berikut.
1. Komisi III DPR RI mendukung secara penuh Kapolri dalam penanganan perkara tindak pidana dalam peristiwa Duren Tiga secara profesional, transparan dan akuntabel.
2. Komisi III DPR RI mendesak Kapolri untuk melakukan perbaikan sistem dan kelembagaan, reformasi kultural serta struktural di tubuh Polri secara terencana, terukur, objektif, prosedural dan akuntabel.
Baca juga: Bukan Uang Rp 900M, Kapolri Ungkap Barang yang Disita di Rumah Ferdy Sambo
Motif Pembunuhan Brigadir J Dibuka Sudding
Motif pembunuhan Brigadir J dibuka Anggota Komisi III DPR RI, Sarifuddin Sudding saat rapat bersama Kapolri di Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Dalam rapat tersebut, Sudding ingin mendapat kepastian mengenai kebenaran informasi yang didapatkan, langsung kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Berikut kronologi lengkap motif pembunuhan Brigadir J dibuka Sudding dalam Rapat Bersama Kapolri.
Anggota Komisi III DPR RI, Sarifuddin Sudding menceritakan ihwal munculnya motif pembunuhan dimulai pada 2 Juli 2022 lalu.
Rombongan pertama berangkat ke Magelang yakni Putri, Brigadir J, Ricky, Richard (Bharada E), Kuat Ma'ruf dan Susi yang merupakan asisten rumah tangga Sambo.
Baca juga: Kapolri Akui Pernah Didatangi Ferdy Sambo, Begini Kata Jenderal Sigit
Tujuan keberangkatan tersebut untuk melihat anak Ferdy Sambo yang sekolah di Magelang.
Singkat cerita, mereka tinggal di salah satu rumah kecil berlantai dua di Magelang.
"Segala aktivitas dalam rumah itu bisa dilihat sangat mudah," ucap Sudding.
Kemudian pada siang hari tertanggal 4 Juli, ada kejadian di mana Putri Candrawathi tidur di sofa ruang tamu.
Lalu datang Brigadir J ingin membopong, mengangkat Putri untuk masuk dalam kamar.
Baca juga: Suara Panggilan Sayang Hebohkan RDP Komisi III dan Kapolri, Anggota Rapat Langsung Riuh
Melihat kejadian itu, Kuat Ma'ruf membentak Brigadir J agar tidak melakukan hal tersebut dan tidak menyentuh Putri.
Yosua kemudian mengurungkan niatnya.
Selanjutnya pada 6 Juli, Ferdy Sambo menyusul ke Magelang untuk merayakan hari pernikahannya bersama Putri pada malam hari.
Bergabunglah mereka di Magelang, namun besok paginya pada 7 Juli, Ferdy Sambo kembali ke Jakarta.
Baca juga: Rapat di Depan Kapolri, DPR Malah Ribut soal ‘Sudah Doktor Belum?’
Peristiwa Pemicu, Motif Bunuh Brigadir J
Kemudian puncak motif pembunuhan Brigadir, masih menurut cerita Sudding, terjadi pada pukul 17.30 WIB sore menjelang magrib.
"Ini sebenarnya pemicu," ucap Anggota Komisi III DPR RI itu.
Saat itu Brigadir J masuk dalam kamar Putri di lantai dua, kemudian keluar dari kamar dilihat oleh Kuat.
Yosua mengendap-ngendap, lalu kemudian ditegur.
"Kenapa masuk ke kamar ibu? Kemudian lari," demikian Sudding menirukan Kuat Ma'ruf.
Mendengar ada tangisan Putri dari dalam kamar, Kuat dan Susi mengonfirmasi apa yang sedang terjadi dan dialami oleh istri Ferdy Sambo.
Kemudian Kuat menyarankan ke Putri agar kejadian tersebut dilaporkan ke Ferdy Sambo.
Malam harinya, sekitar pukul 23.00 WIB Putri melaporkan apa yang ia alami pada sore tadi ke Sambo lewat telpon.
"Karena pada jam 17.30 menjelang magrib, Kuat melihat ibu dalam posisi nangis, pakaian acak-acakan dan sebagainya," ucap Anggota DPR RI itu.
"Tolong saya disampaikan benar atau tidak tentang informasi ini (pak Kapolri)," tambah Sudding.
Ia melanjutkan, sekitar pukul 23.00 WIB malam Putri menelepon sambil menangis ke Ferdy Sambo menyampaikan diperlakukan seperti demikian oleh si Brigadir J.
Ditanya lebih lanjut oleh Sambo, Putri berjanji akan menjelaskan lebih rinci saat tiba di Jakarta.
Rombongan kemudian berangkat balik pada pagi 8 Juli dari Magelang ke Jakarta dan tiba di rumah Saguling sore hari.
Tiba di Saguling, dikonfirmasi apa yang telah dialami oleh Putri ke Ferdy Sambo.
Ternyata diceritakan semua apa yang dialami sejak 4-7 Juli itu.
"Marah si Ferdy Sambo, murka, hilang akal sehatnya sebagai bintang dua," ungkap Sudding.
"Diajaklah mereka ke Duren Tiga, terjadilah pembunuhan ini yang dilakukan oleh Richard dan Sambo," tambahnya.
Setelah merasa harkat dan martabatnya sebagai suami dilecehkan sedemikian rupa. Malam harinya Sambo melaporkan kejadian di Duren Tiga.
"Pada titik ini saya ingin mengonfirmasi benar apa tidak tentang kronologi ini," tanya Sudding ke Kapolri dalam rapat di Gedung DPR RI, Senayan itu.
Baca juga: Komisi III DPR Pertanyakan ke Kapolri, Mulai dari Kerajaan Sambo hingga Konsorsium 303
Jawaban Kapolri
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lantas menjawab terkait konfirmasi kebenaran kronologi sebagaimana yang diceritakan Sudding dalam rapat bersama DPR.
Ia menyampaikan, timsus sedang memastikan motif tersebut setelah memeriksa Putri Candrawathi pada pekan ini dengan kapasitas sebagai tersangka.
"Motif ini, kami sementara sudah mendapatkan keterangan dari saudara FS," kata Kapolri.
"Namun kami juga ingin memastikan sekali lagi untuk memeriksa ibu PC," tambahnya.
Keterangan istri Ferdy Sambo menurut Jenderal Sigit akan membulatkan pihaknya menetapkan motif pembunuhan Yosua sebagaimana yang jadi pertanyaan publik selama ini.
"Sehingga nanti yang kami dapat, apalagi pada saat posisi beliau sebagai tersangka, apakah berubah atau tidak," ucap Kapolri.
"Dengan demikian kami bisa mendapatkan satu kebulatan terkait dengan masalah motif," tandasnya.
Demikian ekspresi wajah Kapolri saat mendengar suara "Sayang" dalam rapat Komisi III DPR RI.
Semua tertawa, Jenderal Sigit ikut tersenyum tipis sambil tetap tenang menjaga wibawanya.
(Serambinews.com/Sara Masroni)