Berita Bireuen
Irigasi Aneuk Gajah Rheut, Mon Seuke Pulot & Alue Geurutut Diharap Segera Rampung, Ini Anggaran 2022
Ketiga irigasi itu, yakni Irigasi Aneuk Gajah Rheut di Desa Lawang, Kecamatan Peudada, Irigasi Mon Seuke Pulot di Desa Pante Karya, Kecamatan Peusanga
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
Ketiga irigasi itu, yakni Irigasi Aneuk Gajah Rheut di Desa Lawang, Kecamatan Peudada, Irigasi Mon Seuke Pulot di Desa Pante Karya, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng.
Laporan Yusmandin Idris | Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Pembangunan tiga irigasi besar di Kabupaten Bireuen diharap segera rampung.
Pasalnya, kesiapan irigasi yang sangat ditunggu-tunggu petani ini, ada yang sudah belasan tahun dibangun, tapi hingga kini belum rampung.
Ketiga irigasi itu, yakni Irigasi Aneuk Gajah Rheut di Desa Lawang, Kecamatan Peudada, Irigasi Mon Seuke Pulot di Desa Pante Karya, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng.
Satu lagi Irigasi Alue Geurutut di Desa Alue Dua, Kecamatan Makmur.
Para camat dari ketiga kecamatan ini mengharapkan pembangunan masing-masing irugasi di kecamatan yang mereka pimpin segera rampung.
Pasalnya irigasi itu untuk mengairi ke ribuan hektare sawah yang selama petani hanya bisa menanam tanaman padi tadah hujan.

Baca juga: Begini Kondisi Irigasi Aneuk Gajah Rheut di Pedalaman Peudada, Dapat Rp 6 Miliar untuk Pembangunan
Camat Peudada, Bireuen, Erry Seprinaldi SSTP MSi, mengatakan masyarakat Peudada selalu mempertanyakan kapan irigasi Aneuk Gajah Rheut selesai dibangun.
“Perangkat desa dalam berbagai pertemuan selalu meminta agar irigasi di pedalaman Peudada yang dibangun 2017 segera rampung,” kata Erry kepada Serambinews.com, Sabtu (27/8/2022).
Secara terpisah, hal hampir sama disampaikan Camat Peusangan Siblah Krueng, Azhari SSos.
Menurutnya, ratusan petani menunggu irigasi tersebut rampung, bendungan Irigasi Mon Seuke Pulot sudah siap dan tinggal saluran yang belum selesai.
“Informasinya, ada sekitar 11 kilometer lagi saluran belum dibangun,” ujarnya.
Irigasi Mon Seuke Pulot katanya dibangun tahun 2009 lalu dan puluhan miliar anggaran sudah dikucurkan.
Baca juga: Uang Ganti Rugi Tanah Irigasi Mon Seuke Pulot Bireuen Capai Rp 27,17 Miliar
“Petani sangat mengharapkan irigasi besar tersebut segera rampung,” kata Azhari.
Azhari mengatakan beberapa waktu lalu, perangkat desa bersama unsur kecamatan sudah melihat langsung kondisi irigasi tersebut.
Intinya, semua berharap pemerintah mengucurkan anggaran besar untuk merampungkan saluran irigasi itu.
Sedangkan Camat Makmur, Mukhsin SAg, kepada Serambinews.com, Sabtu (27/8/2022) mengatakan dalam Musrenbang beberapa waktu lalu, Irigasi Alue Geurutut menjadi usulan utama agar mendapat prioritas pembangunan.
“Dua hari lalu, keuchik dan sejumlah desa bermusyawarah lagi dan mengusulkan agar irigasi cepat rampung,” ujarnya.
Baca juga: Irigasi Alue Geurutut Mampu Optimalkan Sawah Tadah Hujan

3 Irigasi Besar di Bireuen Dapat Tambahan Anggaran Pembangunan
Sebelumnya diberitakan Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat tahun ini mengalokasi anggaran tambahan untuk pembangunan saluran tiga irigasi besar di Kabupaten Bireuen.
Ketiga irigasi itu, yakni Irigasi Aneuk Gajah Rheut, Kecamatan Peudada Rp 6 miliar, Irigasi Mon Seuke Pulot, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, sekitar Rp 400 juta.
Terakhir Irigasi Alue Geurutut, Desa Alue Dua, Kecamatan Makmur sekitar Rp 1 miliar.
Namun, angka itu masih kecil dibanding kebutuhan anggaran.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bireuen, Fadli Amir ST MT, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Sabtu (27/8/2022).
Sementara itu, Anggota DPRK Bireuen, Munazir Nurdin, mengatakan idealnya plot anggaran tiap tahun untuk masing-masing irigasi itu minimal Rp 15-20 miliar.
"Dengan demikian pembangunannya bisa cepat selesai," kata Munazir Nurdin kepada Serambinews.com, Sabtu (27/8/2022).
Munazir menyebutkan Irigasi Aneuk Gajah Rheut membutuhkan anggaran untuk pembebasan tanah dan pembangunan saluran sampai ke kawasan Keude Peudada.
Sedangkan Irigasi Mon Seuke Pulot, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, untuk lanjutan pembangunan sekitar bendungan dan juga saluran induk dan saluran pembawa.
Adapun untuk irigasi Alue Geurutut, Kecamatan Makmur, membutuhkan anggaran besar untuk membangun saluran hingga tembus ke titik yang dibutuhkan petani.
Munazir Nurdin menambahkan masyarakat dari tiga kecamatan itu yang sawahnya masih tadah hujan sangat mengharapkan irigasi tersebut cepat selesai.
Dengan demikian mereka bisa menanam dua kali setahun.
Munazir Nurdin mengatakan beberapa waktu lalu dirinya melihat langsung ketiga irigasi itu, kondisi pintu air bendungan irigasi sudah mulai rusak, sedangkan irigasi belum berfungsi.
Menurutnya, langkah diperlukan sekarang agar ketiga irigasi tersebut cepat rampung adalah membentuk tim percepatan pembangunan ketiga irigasi tersebut.
"Jika langkah tersebut tidak segera dilakukan, bendungan irigasi yang sudah dibangun beberapa tahun lalu akan semakin lama selesainya.
Semakin bertambah masalah bagi peningkatan sektor pertanian," kata Munazir Nurdin.
Begini Kondisi Irigasi Aneuk Gajah Rheut di Pedalaman Peudada
Sebelumnya juga diberitakan Irigasi Aneuk Gajah Rheut di pedalaman Peudada, tepatnya di Desa Lawang, Kecamatan Peudada dibangun tahun 2017.
Lokasi Irigasi Aneuk Gajah Rheut itu sekitar 6 Kilometer arah selatan Keude Peudada, Kabupaten Bireuen.
Dua hari lalu, Jumat (26/8/2022) Serambinews.com melihat langsung kondisi irigasi tersebut.
Ruas jalan jalan menuju ke sana masih berbantuan dan becek di lokasi tertentu.
Setiba di kawasan lokasi irigasi, bendungan irigasi memang sudah dibangun dan terdapat satu jembatan permanen memanjang melintasi di atas bendungan tersebut.
Areal bendungan irigasi sudah ditumbuhi semak belukar, pintu utama irigasi pada bagian bawahnya sudah rusak, debit air di bendungan hanya sedikit.
Sedangkan sebelah selatan irigasi atau tangkapan air sudah ditumbuhi semak belukar.
Krueng Peudada yang melintasi bendungan tersebut sudah lama dialihkan ke sebelah barat
bendungan agar air sungai tetap lancar untuk irigasi Hagu dekat Keude Peudada.
Informasi diperoleh Serambinews.com, aliran sungai Peudada dialihkan untuk membangun bendungan irigasi.
Ketika irigasi selesai, maka alur sungai dialihkan kembali dan mengarah ke bendungan irigasi.
Sekitar bendungan irigasi sudah ditumbuhi semak belukar, abudment atau pangkal jembatan di pintu bendungan terlihat jelas.
Sekeliling bendungan sebagian terlihat tanaman pisang maupun semak belukar.
Selain itu, satu pintu air yang berada tidak jauh sebelah utara bendungan irigasi juga sudah ditutupi semak belukar.
Yahya, warga Peudada kepada Serambinews.com mengatakan, irigasi Aneuk Gajah Rheut sepertinya dibiarkan begitu saja dan tidak dilanjutkan kembali.
“Irigasi belum rampung dan informasi tidak ada anggaran lagi,” ujar Yahya.
Menyangkut saluran utama sebagian sudah dibangun di pinggir jalan desa, namun saluran utama juga sudah ditutupi semak belukar.
Mantan Wakil Ketua DPRK Bireuen, Drs M Arif, kepada Serambinews.com mengatakan, sekitaran bangunan saluran irigasi itu sudah ditumbuhi semak-semak belukar.
Irigasi Aneuk Gajah Reuet adalah gantungan harapan ribuan petani di Peudada, Kabupaten Bireuen.
Mereka mengharapkan irigasi cepat rampung, sehingga pola tanam padi akan lebih maksimal dan hasilnya meningkat.
Penelusuran Serambinews.com dalam beberapa hari ini, pembangunan jaringan irigasi Aneuk Gajah Rheut itu dimulai dari Desa Lawang hingga ke sejumlah desa di Peudada.
Namun jaringan irigasi itu terputus-putus, sehingga belum bisa dimanfaatkan.
Proyek pembangunan jaringan saluran irigasi Aneuk Gajah Rheut, Kecamatan Peudada ini menjadi idaman petani sejak 30 tahun lebih.
Misalnya petani Desa Blang Birah, Pintoe Batee, Blang Paya, dan Alue Rieng.
Baca juga: Saluran Utama Bendungan Irigasi Seuke Pulot Dibangun, Ini Gambarannya
Pasalnya selama ini lahan pertanian di kawasan itu merupakan tadah hujan.
Muhammad Arif berharap Pemerintah Aceh dan DPRA bersama Bappeda Aceh serta Dinas Pengairan Aceh mengambil langkah penanganan kontinyu irigasi itu.
Begitu juga irigasi Seuke Pulot, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng dan Irigasi Alue Geurutut, Kecamatan Makmur. (*)