Warga Ramai-Ramai Beri Bantuan Obat dan Makanan untuk Pelajar SD yang Positif HIV/AIDS

"Naik dibanding tahun 2021 yang baru ada 109 orang. Kami prediksi angka ini terus naik sampai akhir tahun nanti," kata Silmi.

US Embassy
Poster kampanye stop AIDS 

 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Data mengejutkan diungkapkan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebanyak 12 murid SD di Cianjur positif terpapar HIV/AIDS.

"Usianya antara 10 hingga 12 tahun. Masih duduk di kelas 5 dan 6 di sejumlah SD di Kabupaten Cianjur," ujar Sekretaris KPA Cianjur, Hilman, di Cianjur, Rabu (31/8/2022).

"Sebagian besar dari siswa yang terpapar ini merupakan anak yatim piatu. Orang tuanya sudah pada meninggal karena AIDS," tambah Hilman.

Sebanyak 12 anak-anak tersebut, ujar Hilman, kini tinggal di bersama nenek dan kakeknya atau kerabat mereka yang lain. "Mereka terpapar sejak lahir, terular dari orang tuanya. Kasus IRT (ibu rumah tangga) yang positif HIV di Cianjur memang terbilang tinggi. Rata-rata mereka tertular dari suaminya," ujarnya.

Selain menjamin pasokan obat bagi ke-12 murid ini, ungkap Hilman, KPA Cianjur juga menggalang donasi untuk membantu pemenuhan biaya sekolah dan kebutuhan hidup sehari-hari mereka.

"Alhamdulilah ada warga yang bersedia membantu secara rutin. Baik berupa bantuan uang maupun bantuan kebutuhan sehari-hari,seperti paket sembako," ujarnya.

Baca juga: Tim Divisi Humas Polri Gelar Supervisi di Polres Pidie dan Bireuen

Baca juga: Berikut Ini Data Kasus Corona di Lhokseumawe Semenjak 2020-2021, Total Kematian Capai 80 Orang

Baca juga: Selama 10 Bulan, SUBA Sudah Pulangkan TKI dari Malaysia ke Aceh 5.566 Orang 

Sejauh ini, kata Hilman, rata-rata kondisi kondisi ke-12 anak ini dalam keadaan sehat. Ke-12 anak ini tak mengetahui bahwa mereka adalah orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Meski demikian, pengawasan terus mereka lakukan.

"Kami juga sudah memberikan arahan kepada keluarga terdekatnya," ujar Hilman.

Meski HIV/AIDS menular, ujar Hilman, penularan hanya bisa terjadi melalui transfusi darah, hubungan seks bebas, atau melalui air susu ibu kepada anak yang disusuinya. Sehingga untuk pergaulan sehari-hari ke-12 anak ini dengan teman-teman sebanyaknya tidak ada masalah.

"Mereka bisa sangat normal bergaul dengan teman sebayanya," ujarnya.

Seperti di sejumlah wilayah lainnya di Jawa Barat, jumlah ODHA di Kabupaten Cianjur juga meningkat setiap tahunnya. Pengelola Program KPA Kabupaten Cianjur, Silmi Kaffah, menyebut tahun ini, hingga Juni lalu, jumlah penderita HIV/AIDS di Cianjur sudah sebanyak 119 orang.

Baca juga: Sukseskan Program GISA, Pj Bupati Aceh Singkil Temui Anak Stunting

Baca juga: Aduh, Penderita HIV/AIDS di Aceh Barat Capai 18 Orang, 6 Orang Meninggal Dunia dan 7 Menghilang

Baca juga: Vaksin Virus Corona Belum Ada, Beijing Pakai Obat Anti HIV/AIDS Buat Sembuhkan Pasien, Ampuhkah?

"Naik dibanding tahun 2021 yang baru ada 109 orang. Kami prediksi angka ini terus naik sampai akhir tahun nanti," kata Silmi.

Selain jumlah penderitanya yang terus bertambah, angka kematian ODHA di Kabupaten Cianjur juga terus bertambah setiap tahunnya. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, mengatakan angka kematian ODHA di Cianjur pada 2021 mencapai 74 orang,. Tahun ini, hingga Agustus, jumlahnya sudah mencapai 19 orang.

"Jadi selama 2021 hingga 2022 ini totalnya ada 93 ODHA yang meninggal," katanya.
Dari 93 ODHA yang meninggal tersebut, ungkap Frida, enam di antaranya berusia 1-14 tahun, dan dua ODHA berusia 15-19 tahun. "Meski angkanya tak banyak, kasus anak-anak meninggal akibat HIV/AIDS perlu jadi sorotan bersama," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved