Demo Kenaikan Harga BBM
Demo BBM Berlanjut, Massa Duduki Kantor Gubernur Aceh
Pemerintah juga diminta mencabut kebijakan kenaikan tarif listrik dan mendesak pemerintah dan DPR RI untuk membatalkan proyek pembangunan IKN.
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Aksi demonstrasi penolakan akan kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan tarif harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan non subsidi di Aceh berlanjut, Selasa (5/9/2022).
Sebab pada hari sebelumnya juga mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh melakukan aksi serupa di Kantor DPRA. Kali ini giliran mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala (USK) dan Poltekkes Aceh di halaman Kantor Gubernur Aceh.
Setidaknya sekitar 2.500 mahasiswa berkumpul menyuarakan penolakan kenaikan BBM. Almamater hijau dan hitam mengisi seluruh halaman. Tak jauh dari lokasi mahasiswa berkumpul, puluhan polisi berjaga dengan sigap di depan pintu masuk kantor Gubernur Aceh.
Presiden Mahasiswa (Presma) USK, Zawata Afnan dalam orasinya mengatakan, imbas dari naiknya harga BBM itu, membuat roda ekonomi masyarakat yang terpuruk akibat pandemi Covid-19 semakin parah.
Terlebih kata dia, akibat naiknya harga bbm itu juga membuat tarif angkutan umur baik itu darat, udara dan laut juga merangkak naik. Hal ini menjadi titik perhatian pihaknya melakukan aksi hari ini.
"Coba pikirkan,dampak dari kenaikan BBM ini. Teman-teman kami dari luar kota seperti Merauke semakin menjerit. Tarif penumpang untuk luar kota di Aceh juga semakin tinggi," ujarnya.
Dalam aksi tersebut kata Zawata, pihaknya menolak keras keputusan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Hal itu akan berdampak pada sistem roda ekonomi masyarakat. Selain itu, pihaknya juga mendesak pemerintah agar untuk segera memberantas mafia migas.
"Kita juga meminta agar pemerintah mencabut kebijakan kenaikan tarif listrik dan mendesak pemerintah dan DPR RI untuk membatalkan pembangunan IKN," jelasnya.
Pasalnya lanjut dia, proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) itu dinilai tidak tepat disaat masyarakat masih dalam krisis ekonomi seperti saat ini. "Jangan jadikan rakyat menjadi objek komersial atas kebijakan yang dikeluarkan," ungkapnya.
Selain itu menuntut kebijakan kenaikan BBM, dalam aksi tersebut juga para pendemo menyampaikan 20 tuntutan isu yang ada di Aceh. Salah satu poin tuntutan yang disuarakan oleh para mahasiswa itu yakni merevitalisasi pembahasan RUUPA, perpanjangan dana otsus agar masuk ke dalam prolegnas prioritas.
Kemudian meminta Pemerintah Aceh menghentikan alokasi dana otsus untuk lembaga vertikal. "Menghentikan eksploitasi tambang Linge yang awalnya hanya mendapat izin eksplorasi," pungkasnya.
Dalam aksi tersebut juga, massa meminta kepada Pj Gubernur Aceh agar kualitas pendidikan di Aceh lebih ditingkatkan. Selain itu, Aceh saat ini masih berada dalam garis kemiskinan.
Penuhi Tuntutan Mahasiswa
Penuhi tuntutan mahasiswa, Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki langsung menemui pendemo di halaman Kantor Gubernur Aceh. Ia tampak duduk bersila di hadapan ribuan mahasiswa yang memenuhi halaman.