Berita Bireuen

Masih Banyak Warga Desa di Bireuen BAB Sembarangan

Terkait kondisi kesehatan lingkungan di Bireuen, masih banyak desa di Bireuen yang warganya buang air besar sembarangan.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Kadiskes Bireuen, dr Irwan, Selasa (06/09/2022) sedang memaparkan data bidang kesehatan dalam pertemuan teknis terintegrasi lima sektor Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Kekeluargaan (PIS-PK) di aula MA Jangka 

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Hingga saat ini masih banyak desa di Bireuen yang warganya Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di berbagai tempat dan menjadi salah satu indikator bidang kesehatan  dari 12 indikator yang perlu kerjasama sehingga kebiasaan tersebut terus berkurang.

Hal tersebut disampaikan Kadiskes Bireuen, dr Irwan dalam pemaparan indikator bidang kesehatan dalam pertemuan  teknis terintegrasi  lima sektor Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Kekeluargaan (PIS-PK) di aula MA Jangka, Umuslim Peusangan, Bireuen, Selasa (06/09/2022).

Pertemuan dihadiri pejabat Dinkes Aceh, Ketua DPRK Bireuen, unsur Forkopimda,  para kepala SKPK Bireuen, seluruh kepala Puskesmas, seluruh camat dan serta berbagai unsur lainnya.

Dalam pertemuan yang dibuka Pj Bupati Bireuen, Aulia Sofyan PhD diwakili Sekdakab Bireuen, dr Irwan memaparkan berbagai kondisi kesehatan di Bireuen, salah satunya tentang masih banyak desa di Bireuen warganya membuang air besar sembarangan.

Dalam paparan melalui slide diperlihatkan data desa desa yang tidak lagi membuang air besar sembarangan  atau desa yang sudah stop BABS berdasarkan wilayah kerja Puskesmas, wilayah Puskesmas Samalanga 2 desa,  Simpang Mamplam (1), Pandrah, Jeunieb, Peulimbang, Cot Ijue, Juli-1  (0).

Kemudian, Peudada (10), Jeumpa (4), Kuala (7), Kota Juang (12), Juli-2 (8), Jangka (7), Peusangan (13) dan Peusangan Selatan (4). Selanjutya, Peusangan Siblah Krueng (5), Kutablang (21), Makmur (7), Gandapura (1) dan Mon Keulayu  (2).

Secara keseluruhan kata dr Irwan, jumlah desa di Bireuen sebanyak 609 desa, dari jumlah tersebut  baru 123 desa yang sudah tidak lagi BABS.

Disebutkan, persentase desa stop BABS terus meningkat, tahun  2019 hanya  53 desa, tahun  2020 meningkat menjadi  68 desa, tahun  2021 naik lagi menjadi  108 desa dan hingga Agustus 2022 menjadi  123 desa.

Dijelaskan, pertemuan pertemuan  teknis terintegrasi  lima sector Program  Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Kekeluargaan  (PIS-PK) yang dihadiri berbagai kalangan memaparkan berbagai kondisi agar berbagai pihak peduli terhadap kesehatan.

Sasaran utama agar Indek Kesehatan Keluarga (IKS)  di Bireuen terus meningkat. Adapun 12 indikator kesehatan menurut Kemenkes RI mulai dari keluarga mengikuti program keluarga berencana, setiap ibu yang melahirkan sudah difasilitas kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap.

Kemudian, bayi mendapat air  susu ibu (ASI) eksklusif, balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar dan  penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur.

Seterusnya, penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), keluarga mempunyai akses sarana air bersih dan keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

Adanya pertemuan teknis terintegrasi diharapkan menjadi masukan penting bagi semua pihak agar sama-sama meningkatkan kesehatan keluarga.(*)

Baca juga: Dosen Prodi Akuakultur Umuslim Bireuen Ajari Petambak Bikin Pellet Udang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved