Konservasi Harimau
Wali Nanggroe Bahas Konservasi Harimau pada Forum Internasional di Rusia
Kegiatan yang bertema “Praktik Terbaik Untuk Konservasi Harimau” ini mengulas mengenai berbagai hal terkait harimau.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar menjadi salah satu pembicara pada diskusi konservasi harimau yang diselenggarakan International Tiger Forum ke 2 di Rusia, Senin (5/2022). Malik Mahmud menjadi wakil Indonesia dalam kegiatan yang turut diikuti Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Malik Mahmud mengikuti acara tersebut secara virtual dari Gedung Wali Nanggroe Aceh, Aceh Besar. Acara yang dipandu oleh Amirkhan Amirkhanov, penasihat kepala Layanan Federal Rusia untuk Pengawasan Sumber Daya Alam menghadirkan sebelas pembicara untuk membahas kondisi harimau di dunia.
Yaitu Sergey Aramilev, Direktur Umum Organisasi Nirlaba Otonom Amur Tiger Center, Azlan Che Amat, Dosen di Departemen Studi Klinis Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Kedokteran, Universiti Putra Malaysia, Karen Dallakyan, Presiden Dana perlindungan hewan "Selamatkan saya".
Selain itu, Rajesh Gopal, Sekretaris Jenderal Global Tiger Forum, Guangshun Jiang, Wakil Direktur Eksekutif Pusat Penelitian Kucing Kehutanan Nasional dan Grassland Administration, Sekolah Tinggi Satwa Liar dan Kawasan Lindung, Universitas Kehutanan Timur Laut.
Lalu, Victor Kuzmenko, Ketua Pusat Organisasi Non-Pemerintah Trans-Regional untuk Rehabilitasi Harimau dan Satwa Langka Lainnya, Sergey Lyapustin, Kepala Departemen Bea Cukai, "Akademi Pabean Rusia" Vladivostok cabang, Richard Scobey, Direktur Eksekutif Traffic International.
Selanjutnya, Govindhaswamy Umapathy, Ilmuwan Utama Senior Laboratorium untuk Konservasi Spesies Terancam Punah, Pusat Biologi Seluler dan Molekuler (CCMB), Dewan Ilmiah dan Riset Industri (CSIR) dari Kementerian Sains dan Teknologi Republik India, dan Sathya Prakash Yadav, Sekretaris Anggota, Otoritas Konservasi Harimau Nasional (NTCA).
Kegiatan yang bertema “Praktik Terbaik Untuk Konservasi Harimau” ini mengulas mengenai berbagai hal terkait harimau, baik dari sisi melindungi habitat, pemberantasan perdagangan ilegal turunan harimau, penyelesaian konflik, dan mengungkap jalur perdagangan ilegalnya yaitu India–Nepal–Bhutan–China; Indonesia–Malaysia; Myanmar–Laos–Cina; Rusia–Cina.
Dalam diskusi itu, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud menyampaikan kondisi harimau Sumatera yang habitatnya mendiami kawasan Gunung Leuser. Wali Nanggroe menyebutkan, habitat harimau Sumatera saat ini sudah berkurang karena dijerat dan diburu untuk dijual organnya.
Kondisi ini, jauh beda dengan populasi harimau di Rusia dan India. Rusia di era Vladimir Putin, menurut Malik Mahmud, sangat konsen melakukan konservasi harimau. Begitu juga dengan India. “Mereka sukses sekali, harimau di Rusia sudah bertambah. Di India juga sudah baik,” ucapnya.
Karena itu, Malik Mahmud mengajak semua pihak di Aceh, termasuk masyarakat adat untuk menjaga kesimbangan alam dengan tidak merusak hutan yang merupakan habitat harimau. Ia prihatin dengan kondisi hutan Aceh saat ini yang banyak gundul dan mengancam habitat satwa liar.
“Saya selalu meminta agar hutan di Aceh dapat diselamatkan dan dilestarikan beserta dengan satwa-satwanya. Di Aceh juga banyak burung-burung bagus. Kita berharap pemerintah mengambil peran supaya hutan di Aceh tidak terdegradasi dan satwanya jangan sampai langka,” ungkapnya.
Selama ini, kata Malik Mahmud, peran Pemerintah Aceh dalam menyelamatkan hutan Aceh masih kurang. Kepada masyarakat yang ingin membuka lahan, Malik Mahmud juga mengingatkan agar tidak merusak hutan yang merupakan habitat satwa liar dan tidak pula menggangu lintasannya.
“Kita harapkan, pemerintah, masyarakat Aceh juga, karena apa yang Allah berikan kepada negeri kita ini luar biasa, kita sebagai khalifah di dunia ini sebetulnya penjaga alam ini. Kita manusia mempunyai akal. Jadi kita di Aceh harus sadar bahwa kita adalah khalifah bagi alam,” tutupnya.(*)
Baca juga: Harimau Terjerat Jaring Babi Diberi Nama Putri Siti Mulie Reko