Inflasi
Angka Inflasi Aceh Bisa Terkendali Rendah Jika Harga Pangan Stabil
Achris Sarwani menyatakan, yang perlu diketahui lebih detil adalah penyebab perubahan harga cabe merah tersebut apakah sifatnya sesaat, ataua bisa dal
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Aceh Achris Sarwani, yang juga sebagai pejabat Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh mengatakan, angka inflasi Aceh pada bulan September ini, bisa terkendali rendah, bila yang menjadi faktor pendukungnya, yaitu harga pangan, dalam jangka waktu yang panjang dalam kondisi normal.
“Penurunan harga cabe merah, yang sifatnya sesaat, belum bisa menjadi jaminan patokan inflasi yang dihitung secara bulanan,” kata Achris Sarwani kepada Serambinews.com, Jumat (16/9/2022) ketika dimintai tanggapannya terkait mulai menurunnya harga cabai merah pada minggu ketiga bulan September 2022 di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar dan dibeberapa pasar sayur di Kota Banda Aceh.
Achris Sarwani menyatakan, yang perlu diketahui lebih detil adalah penyebab perubahan harga cabe merah tersebut apakah sifatnya sesaat, ataua bisa dalam waktu jangka panjang.
Kalau harganya turun, sifatnya sesaat atau sebentar, penurunan cabe merah itu belum bisa dijadikan patokan penghitungan inflasi secara bulanan.
• Pemerintah Aceh Berupaya Kendalikan Inflasi, Ini Strategi TPID
Namun, kata Achris Sarwani, bila penurunannya berjalan dalam jangka lama, dua minggu sampai dua bulan, kemungkinan bisa dijadikan patokan dalam penghitungan Indek Harga Konsumen (IHK) komoditi pangan yang menjadi faktor pendukung kenaikan angka inflasi atau deflasi.
Contoh komoditi bawang merah. Harga jualnya pada bulan Mei dan Juni lalu masih mencapai Rp 60.000/Kg, setalah pada akhir Juni, petani bawang merah di Pidie dan Pijay panen bawang merah, harga bawang cenderung menurun menjadi Rp 40.000 – Rp 20.000/Kg.
Penurunan harga bawang merah, menjadi faktor penyumbang penurunan angka inflasi Aceh, pada bulan Agustus lalu.
Penurunan harga cabe merah pada minggu ketiga bulan September ini dari Rp 100.000 – Rp 90.000/Kg, turun menjadi Rp 50.000/Kg, belum bisa menjadi patokan, angka inflasi, pada akhir bulan September nanti bisa rendah atau tidak.
Kecuali masa penurunan harganya terus berlangsung sampai akhir bulan September, ia bisa menjadi faktor pengurang kenaikan IHK komoditi pangan.
Muhammad Husni, pedagang cabe di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, yang dimintai tanggapannya mengatakan, harga cabe merah memasuki minggu ketiga bulan Septembre ini, cenderung menurun, karena petani cabe merah di Pidie, Pijay, Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues sudah mulai panen.
Selain itu, pasokan cabe merah dari Pulau Jawa dan Brastagi Sumut, sampai pagi Jumat ini, masih tetap masuk dalam jumlah yang banyak, pagi ini dirinya masih menerima kiriman 10 goni cabai merah, dengan harga beli dibawah Rp 50.000/Kg.
Taufiq, pedagang cabe merah di lokasi yang serupa mengatakan, harga cabe merah, terus akan turun, jika pasokannya banyuk ke Pasar Induk Lambaro.
Penurunan harga cabe merah terjadi mulai Rabu (14/9) lalu, dari Rp 90.000/Kg, turun menjadi Rp 55.000 – Rp 50.000/Kg.
Sedangkan cabe rawit bertahan Rp 50.000/Kg, cabe hijau turun menjadi Rp 35.000/Kg, dari sebelumnya Rp 40.000/Kg.