Komoditi

Dinas Pangan Aceh Siap Tanggung Ongkos Komoditi Pangan yang Naik untuk Tekan Inflasi Daerah

Selain itu untuk membantu distributor/pemasok komoditi pangan tersebut, pengecer dapat menjual dengan harga standar.

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
For Serambinews.com
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, saat berada di salah satu kebun salak di Sabang baru-baru ini 

Laporan Herianti l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Untuk pengendalian harga bahan pokok komoditi pangan yang berpengaruh terhadap angka inflasi daerah, Dinas Pangan Aceh menyatakan, siap menanggung ongkos transportasi bahan pokok pangan tersebut jika mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi.

“Anggaran, untuk subsidi ongkos angkut bahan pokok yang mengalami kenaikan sangat tinggi itu, sudah tersedia di dalam sumber dana APBA dan APBN 2022,” kata Kadis Pangan Aceh, Cut Yusminar APi MSi kepada Serambinews.com, Senin (19/9/2022) di Banda Aceh, ketika dimintai tanggapannya terhadap pernyataan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko yang menyatakan, jika harga kebutuhan pokok beranjak naik, presiden memerintahkan kepada pemerintah daerah harus menanggung biaya transportasinya.

Harga Cabai Merah di Abdya Masih Bertahan Rp 100.000/Kg, Berikut Ini Harga Komoditi Lainnya di Pasar

VIDEO Harga Komoditi di Takengon Melonjak Tajam, Cabai Merah Tembus Rp60 Ribu Per Kilogram

Cut Yusminar menyatakan, tujuan  pemerintah memberikan subsidi ongkos angkut untuk komoditi bahan pangan yang berpengaruh terhadap angka inflasi daerah adalah supaya harga jual komoditi kebutuhan pokok pangan itu di pasar tradisional di daerah, tidak terlalu tinggi, sehingga dapat menekan lonjakan harga atau kenaikan indeks harga konsumen (IHK), yang bisa mengakibatkan angka inflasi daerah jadi tinggi.

Selain itu untuk membantu distributor/pemasok komoditi pangan tersebut, pengecer dapat menjual dengan harga standar.

Adapun bahan kebutuhan pokok yang berpengaruh terhadap angka inflasi daerah, jika harga naik di atas normal, sebut Kadis Pangan Aceh, Cut Yusminar, antara lain komoditi beras, minyak goreng curah dan kemasan, telur ayam ras, gula pasir, tepung terigu, daging sapi, ikan, cabai merah, cabai rawit, cabai, bawang merah, bawang putih, kacang kedelai dan lainnya.

Cut Yusminar menjelaskan, cara untuk mendapatkan subsidi ongkos angkut komoditi pangan yang harganya cukup tinggi di daerah, Dinas Pangan Kabupaten/Kota atau Sub Dinas Pangan mencari penyalur, distributor atau pemasok komoditi yang harganya mahal di daerah datang ke Kantor Dinas Pangan Aceh, di Komplek Mahkamah Syariah Aceh, untuk mengajukan surat permohonan subsidi ongkos angkut.

Dinas Pangan Aceh, akan memproses dan memberikan subsidi ongkos angkut kepada pemasok komoditi pangan yang harganya sedang tinggi di daerah.

Subsidi ongkos angkut bahan pangan itu, kata Kadis Pangan Aceh, Cut Yusminar, sudah pernah dilakukan Dinas Pangan Aceh untuk komoditi bawang merah dan telur ayam ras pada tahun 2021. Bawang merah dipasok dari Nganjuk, Jawa Timur dan telur ayam ras, dipasok dari Sumut.

Sementara ini, sebut Cut Yusminar, ada beberapa daerah, komoditi  harga pangannya tinggi. Misalnya di daerah Simeulue, harga cabe merah masih tinggi mencapai Rp 80.000/Kg,  bawang merah Rp 42.000/Kg, tepung terigu Rp 13.000/Kg.

Dinas Pangan atau Sub Dinas Pangan setempat, yang merasa kenaikan harga komoditi pangan itu sangat tinggi dan membebani masyarakatnya, kata Cut Yusminar, bersama pemasok komoditi itu, bisa mengajukan subsidi ongkos angkut ke Dinas Pangan Aceh.

Harga cabai merah dan bawang merah di Banda Aceh dan Aceh Besar, sebut Cut Yusminar, untuk sementara ini sudah mulai turun. Cabe merah sudah bertahan satu minggu di level harganya berkisar Rp 50.000 – Rp 55.000/Kg, bawang merah berkisar 28.000 – Rp 30.000/Kg, sedangkan tepung terigu Rp 10.560/Kg atau Rp 264.000/sak (25 Kg).

Sedangkan beras, sebut Cut Yusminar, harganya terus bergerak naik, rata-rata Rp 5.000/sak, baik beras medium maupun premium. Beras medium naik dari Rp 160.000 menjadi Rp 165.000/sak (15 Kg) dan beras premium naik dari Rp 170.000 menjadi Rp 175.000/sak (15 Kg).

Minyak goreng curah, sebut Cut Yusminar, harganya sedang turun dari Rp 11.800/Kg menjadi Rp 11.600/Kg, begitu juga telur ayam ras asal Sumut, harganya sedang turun dari Rp 440.000/ikat (300 butir) menjadi Rp 430.000/ikat.

Gula pasir masih tinggi Rp 645.000 – Rp 650.000/sak (50 Kg) harga ecerannya tetap Rp 15.000/Kg, begitu juga kacang kedelai Rp 650.000/sak (50 Kg), harga ecerannya Rp 15.000/Kg. Sedangkan ayam potong masih stabil Rp 45.000 – Rp 48.000/ekor dan daging sapi Rp 150.000/Kg. Ikan tongkol sedang turun Rp 15.000 – Rp 20.000/Kg.(*)

Reza Fahlevi Dilantik Jadi Pj Wali Kota Sabang

Beban Berat Menyubsidi Ongkos Angkut Sembako

Meski Bercerai Kompak Urus Anak, Akankah Rujuk dengan Gading Marten? Ini Jawaban Gisel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved