30 Menit Bersama Tokoh

Muslim Armas Upayakan Kembali Bendungan Tiro Pidie Masuk Proyek Strategis Nasional, Ini Alasannya

Muslim mengungkapkan dirinya harus membuka ruang komunikasi dengan orang-orang yang mengetahui sebab musabab bendungan tersebut batal masuk PSN.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Tangkap Layar Youtube Serambi On TV
Ketua Umum Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (TIM) yang juga Ketua Umum Keluarga Ureung Pidie (KUPI), Muslim Armas (kiri) berbincang bersama Pemimpin Redaksi Harian Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur (kanan) terkait Bendungan Tiro Pidie dalam program '30 Menit Bersama Tokoh' yang disiarkan secara langsung di Youtube Serambi On TV dan Facebook Serambinews.com, Jumat (23/9/2022). 

Muslim Armas Upayakan Kembali Bendungan Tiro Pidie Masuk Proyek Strategis Nasional, Ini Alasannya

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ketua Umum Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (TIM) yang juga Ketua Umum Keluarga Ureung Pidie (KUPI), Muslim Armas angkat bicara terkait Bendungan Tiro Pidie yang dicoret dari proyek strategis nasional.

Ia mengatakan, akan mengupayakan kembali bendungan tersebut masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).

“Saya sudah berjanji akan membantu pemerintah daerah Pidie maupun Aceh terkait waduk Tiro yang dibatalkan pemerintah pusat sebagai proyek strategis nasional ini ingin dikembalikan lagi,” ujarnya dalam Program ’30 Menit Bersama Tokoh’ yang disiarkan secara langsung di Youtube Serambi On TV dan Facebook Serambinews.com, Jumat (23/9/2022) malam.

Program tersebut dipandu langsung oleh Pemimpin Redaksi Harian Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur.

Baca juga: Petani di Pidie Kecewa Bendungan Tiro Dicoret, Andalkan Bendungan Rukoh

Dalam mengupayakan kembali pembangunan Bendungan Tiro itu, Muslim mengungkapkan dirinya harus membuka ruang komunikasi dengan orang-orang yang mengetahui sebab musabab bendungan tersebut batal masuk PSN.

“Saya pulang (ke Aceh) tujuanya untuk itu. Alhamdulillah kemarin walau waktunya singkat, saya banyak mendapat masukan dari tokoh-tokoh di Tiro dan orang yang terlibat dalam proyek ini,” terangnya.

Setelah menerima masukan tersebut, ia pun akan menyampaikan hal ini kepada pemerintah pusat dan optimis bendungan tersebut bisa kembali masuk dalam proyek strategis nasional.

Kendati demikian, Muslim mengatakan bahwa masuknya Bendungan Tiro dalam proyek strategis nasional tentu sudah dikaji dan memiliki alasan kuat oleh pemerintah pusat.

“Bendungan Tiro dan Bendungan Rukoh di Keumala bisa mengairi hampir seluruh Pidie, bahkan termasuk Pidie Jaya. Kalau cuma hanya bendungan Rukoh bisa menimbulkan masalah kedepannya,” katanya.

Dikatakan Muslim, saat ini Bendungan Rukoh hanya mampu mengairi kawasan Pidie bagian barat, dan Bendungan Tiro jika dihentikan maka Pidie bagian timur tidak mendapat menikmati pengairan yang lancar.

Baca juga: Bendungan Tiro Dicoret Pemerintah Pusat, Ini Dampak akan Dirasakan Petani di Pidie

“Setelah saya cek, agak riskan kalau pemerintah hanya memberikan perhatian pada Bendungan Rukoh saja. Kenapa saya bilang riskan? Karena waduk Rukoh dan waduk Tiro ini sumber airnya sama, terutama dari Kerueng Inong,” ujarnya.

Karena itu, kata dia, kalau hanya Bandungan Rukoh saja yang dibangun akan berakibat pada persoalan pembagian air. Dikhawatirkan dapat memicu konflik horizontal antar penduduk desa maupun kecamatan.

“Saat ini sedang dibangun trowongan air lebih kurang sepanjang 10 kilometer ke arah waduk Rukoh. Begitu air dialirkan ke waduk Rukoh di daerah Keumala, secara otomatis debit air di kecamatan Tiro dan sekitarnya akan turun drastis dan tentunya mereka akan minta diutamakan dulu airnya dialirkan ke wilayah mereka,” jelasnya.

Sedangkan jika air dialirkan ke kecamatan Tiro, maka secara otomatis air ke Bendungan Rukoh akan berkurang..

“Hitungan kita bisa jadi 10 tahun enggak penuh-penuh Bendungan Rukoh itu. Dengan sistem pembagian tersebut juga bisa sampai 20 tahun baru penuh,” terang Muslim.

Menurutnya, jalan satu-satunya harus juga dibangun Bendungan Tiro. Karena level kedua Bendungan tersebut sama.

“Kita menghitung sekitar 8 bulan Bendungan Tiro ini sudah penuh dengan air. Kalau itu sudah penuh dan air bisa dialirkan semuanya ke Bendungan Rukoh. Jadi tinggal jaga saja airnya,” tambahnya.

Sementara itu, Muslim Armas menduga dicoretnya Bendungan Tiro dari proyek strategis nasional karena sosialisasi yang tidak gencar kepada warga.

Sehingga muncul suara bawah yang provokatif meminta masyarakat untuk tidak menerima pembangunan bendungan tersebut.

“Bahkan saya dengar sendiri, ada keuchik (kepada desa) mengatakan bahwa kalau waduk ini dibangun bakal banjir besar. Jadi banyak masyarakat ditakui oleh isu-isu liar ini dan provokatif. Sehingga terjadi penolakan,” bebernya.

Pada kenyataanya, kata Muslim Armas, pembangunan bendungan sangat menguntungkan masyarakat, karena memiliki multiplier effect yang tinggi.

Ia menyebutkan, setidaknya ada lima multiplier effect yang bisa dihasilkan dari sebuah bendungan.

“Pertama tidak terjadinya banjir lagi dan justu dapat mencegah banjir disaat musim hujan. Kedua, disaat musim kemarau air selalu ada dan pengairan berjalan,” sebutnya.

Ketiga, kata dia, bisa dibangun PLTA (Pembangit Listrik Tenaga Air) yang akan menguntungkan suplai listrik di kawasan tersebut, setidaknya 1 sampai 2 Megawaat yang dihasilkan.

Keempat, dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar melalui keramba-keramba, dan kelima sebagai objek pariwisata.

“Hal inilah yang saya rasa kurang ditanamkan oleh para penduduk,” paparnya.

Ia pun berharap kepada pembangku kepentingan dan masyarakat Pidie jika Bendungan Tiro kembali masuk dalam proyek strategis nasional agar menerimanya.

“Kita satu bahasa dulu, bahwa kita butuh waduk Tiro ini. Kalau kita sudah sepakat baru sama-sama kita berjuang ke pusat. Tapi kalau kita berbeda pendapat itu akan repot. Jangan sampai kita malu kedua kalinya,” pungkasnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved