Askar alias Pak Guru DPO Teroris MIT Poso Tewas Ditembak, Pernah Terlibat Pembunuhan Warga Sipil

Askar adalah satu-satunya DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih bergerilya di pegunungan Poso, Sigi, Parigi Moutong.

Editor: Faisal Zamzami
Handover
Askar alias Pak Guru, Daftar Pencarian Orang (DPO) kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso tewas dalam baku tembak dengan tim Sogili I Densus 88 Satgas Madago Raya, Kamis (29/9/2022) pukul 18.20 Wita. Askar alias Pak Guru juga terlibat 10 kasus pembunuhan terhadap warga sipil, baik di Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong. 

SERAMBINEWS.COM, POSO - Askar alias Pak Guru tewas ditembak tim Sogili I Densus 88 Satgas Madago Raya, Kamis (29/9/2022) di wilayah Pegunungan KM 13, Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso.

Askar adalah satu-satunya DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih bergerilya di pegunungan Poso, Sigi, Parigi Moutong.

Askar alias Pak Guru juga terlibat 10 kasus pembunuhan terhadap warga sipil, baik di Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong.

Kejahatan itu dilakukan Askar alias Pak Guru dalam rentang waktu tahun 2017 hingga 2021.

Informasi diperoleh TribunPalu.com, kontak tembak terjadi saat tim Sogili 1 melaksanakan penyergapan dan observasi di wilayah pegunungan, tepatnya Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso.


Selain jenazah Askar alias Pak Guru, tim Satgas Madago Raya juga menemukan diduga berisi bom.

Askar alias Pak Guru diketahui telah masuk Daftar Pencarian Orang atau DPO Densus 88 Anti Teror Polri sejak tahun 2014.

Pria kelahiran 1988 itu tercatat lama bermukim di Desa Dumu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pada 2012, dia menjadi anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Bima sebelum akhirnya hijrah ke Poso untuk memenuhi undangan Santoso, pimpinan MIT kala itu.

Askar bersama kedua rekannya, Abu Alim alias Ambo dan Nae alias Galuh mulai mengikuti pelatihan militer bersama kelompok MIT Poso pada 2014.

Pria berambut panjang berombak ini diketahui memiliki keahlian meracik dan merakit bom.

Baca juga: Suhardin, Buron Teroris MIT Poso Tewas Ditembak Polisi, 2 DPO Lagi Diminta Serahkan Diri

Kronologi Tewasnya Askar alias Pak Guru

Kapolda Sulteng, Irjen Pol Rudy Sufahriadi menjelaskan, keberhasilan penembakan Dpo MIT Poso Pak Guru merupakan hasil upaya pencarian selama ini.

Sehingga para personel Satgas Madago Raya menemukan jejak-jejaknya, kemudian dilakukan tindakan.

"Ketika dilihat kemudian ditembak terkena bagian tubuhnya (Dpo MIT Poso Pak Guru, red). Tertembak di bahu sebelah kanan mengakibatkan meninggal dunia," ujar Rudy saat konferensi pers di Kabupaten Poso, Jumat (30/9/2022).

Rudy juga menjelaskan, ketika DPO dinyatakan telah meninggal dunia selanjutnya jenazah dievakuasi.

Evakuasi dilakukan oleh Satbrimob Polda Sulteng, personel Satgas Madago Raya, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, dan TNI, menggunakan roda dua.


"Setelah berhasil dievkuasi dari TKP, lalu jenazah dibawa ke RS Bhayangkara di Kota Palu pada Pukul 00.20 WITA," ujarnya.

Pada saat kejadian, petugas juga berhasil menyita sejumlah barang bukti milik DPO MIT Poso Pak Guru.

Antaranya dua bom lontong, satu pucuk senjata revolver, dan satu tas ransel besar.

Baca juga: Teroris MIT Poso Ahmad Panjang Tewas saat Baku Tembak, Satgas Madago Raya Temukan Bom & Bubuk Mesiu

Anggota MIT Suhardin Tewas 27 April 2022

Sebelumnya, satu anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bernama Suhardin alias Hasan Pranata tewas tertembak, 27 April 2022.

Dengan tewasnya Suhardin, kelompok MIT kini diketahui tersisa dua orang, yakni Naim alias Galuh alias Mukhlas dan Askar alias Pak Guru.

Saat konferensi pers di Makopolsek Sausu, Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi menegaskan, DPO yang tertembak mati adalah Suhardin alias Hasan Pranata.

Identitas ini dipastikan setelah dilakukan pengecekan secara keseluruhan terhadap jenazah, dan juga kedatangan pihak keluarga ke RS Bhayangkara Polda Sulteng di Palu.

Rudy menjelaskan, keberhasilan penyergapan itu, berdasarkan pengalaman bulan Ramadan tahun lalu.

Saat itu terjadi penyerangan aksi teror kepada masyarakat di wilayah Desa Kalemago, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso.

Sehingga berdasarkan pengalaman itu, pada bulan Ramadan tahun ini Satgas Madago Raya memperketat pengamanan.

Selain itu juga dengan terus melakukan langkah-langkah pengejaran.

"Karena bulan Ramadan menurut mereka (DPO, red) merupakan bulan Amaliah. Untuk itu saya dan Danrem 132/Tadulako serta para personel jajaran bekerja dengan keras," kata Rudy, Kamis (27/4/2022).

"Yaitu dengan terus mencari, mencegah supaya para DPO Poso itu tidak beraksi, sehingga usaha itu membuahkan hasil dan berhasil menembak seorang DPO bernama Suhardin alias Hasan Pranata," tambahnya.

Informasi diterima TribunPalu.com, Rabu (27/4/2022), sebelum melakukan tindakan tegas terukur terhadap DPO tersebut, personel Satgas Madago Raya telah meminta kepada Suhardin alias Hasan Pranata agar menyerahkan diri.

Namun imbauan itu tidak dihiraukan, Suhardin malah melakukan perlawanan yang membahayakan keselamatan petugas.


Anggota DPO MIT Poso itu bahkan melakukan tindakan dengan melemparkan body vest berwarna loreng ke anggota pos sekat, yang diduga BOM.

Sehingga pasukan pemburu teroris itu melakukan tindakan tegas kepolisian, yang mengakibatkan DPO teroris itu meninggal dunia.

Diketahui, Satgas Madago Raya terus melakukan pengejaran terhadap tiga sisa anggota dari kelompok MIT Poso.

Ketiganya telah masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Kini petugas masih memburu Askar alias Jaid alias Pak Guru dan Nae alias Galuh alias Mukhlas.

Informasi dihimpun TribunPalu.com, tim Inafis Satgas Madago Raya juga berhasil mengidentifikasi barang bukti di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

Barang bukti itu antaranya:

- 9 butir munisi Cold cal 38 spesial.

- 17 butir munisi tajam cal 5,56 mm.

- Benang jahit 2 buah.

- Sisir 1 buah.

- Baterai kecil 3 buah.

- Korek gas merk marlboro 3 buah.

- Bungkus bekas top kopi 2 buah.

- 1 bungkus bekas mie merek ayam.

- 1 bungkus bekas biskuit roma.

- 1 bungkus tepung terigu merk kompas

- 1 buah tas rompi warna loreng

- 1 buah sikat gigi.

- 1 buah sisir warna pink.

- 1 senter kepala warna hitam hijau.

- 1 buah sendok makan.

- 1 bungkus serundeng kelapa.

- 1 buah bom lontong.

- 10 buah lampu led.

- 1 buah alas tidur.

- 1 buah silet merk goal.

- 2 buah selang plastik panjang 5cm berdiameter 0,5cm.

Baca juga: Kuta Pase FC Lhokseumawe Seleksi Pemain, Hari Ini Tetapkan 20 Orang Perkuat Tim Ini dalam Liga 3

Baca juga: VIDEO Viral Pedagang di Pelabuhan Ulee Lheu Diterjang Angin Kencang

Baca juga: VIDEO Beredar Video Sel Mewah Ferdy Sambo, Ini Kata Divisi Humas Polri

Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Akhir Pelarian 'Pak Guru' Teroris MIT Poso: Ahli Racik Bom, Terlibat 10 Kasus Pembunuhan Warga Sipil

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved