Konflik Rusia Vs Ukraina
NATO Ancam Perusak Pipa Gas Bocor, Kapal Rusia Terlihat Dekat Pipa Bocor
NATO mengancam bakal menindak pihak yang diduga melakukan sabotase hingga memicu kebocoran pipa gas Nord Stream
STOKHOLM - NATO mengancam bakal menindak pihak yang diduga melakukan sabotase hingga memicu kebocoran pipa gas Nord Stream.
Sejumlah pihak menduga Rusia pelakunya.
Melalui pernyataan resmi, NATO menegaskan bahwa jalur pipa gas yang menghubungkan Rusia dan Eropa itu melewati negara anggota mereka, termasuk Denmark.
"Setiap serangan yang disengaja terhadap infrastruktur penting Sekutu akan ditanggapi dengan tanggapan bersama dan tegas," bunyi pernyataan NATO yang dikutip Reuters, Kamis (29/9/2022).
Hingga kini, belum ada informasi pasti mengenai kebocoran pipa gas Nord Stream dan dugaan sabotase dibaliknya.
Namun, NATO menduga kuat kebocoran itu akibat sabotase.
"Semua informasi yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa ini adalah hasil dari tindakan sabotase disengaja, sembrono, dan tidak bertanggung jawab," tulis NATO.
Publik tengah gempar atas kabar kebocoran pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di Laut Baltik pada Senin lalu.
Sebelum bocor, terdengar dua ledakan di pipa itu.
Baca juga: Kanselir Jerman: Rusia Kembali Menjadi Ancaman Bagi Eropa dan NATO
Baca juga: Rusia Protes Rencana NATO Tempatkan Pasukan Permanen di Eropa
Pada Kamis, coast guard Swedia melaporkan empat kebocoran lain di pipa gas yang menghubungkan Rusia ke Eropa itu.
"Ada dua kebocoran di sisi Swedia, dan dua kebocoran di sisi Denmark," kata petugas Coast guard itu, dikutip AFP.
Kebocoran ini terjadi di tengah ketegangan Rusia dan negara Barat.
Moskow memutuskan berhenti memasok gas ke sejumlah negara Eropa imbas sanksi usai invasi Ukraina.
Sejumlah pihak mencurigai Rusia melakukan sabotase demi keuntungan sendiri.
Beberapa pejabat AS mengatakan bahwa hanya Rusia yang punya alasan dan kemampuan untuk merusak jalur pipa gas tersebut.
Namun, Rusia sendiri menuduh Amerika Serikat sebagai dalang dugaan kebocoran ini.
"Pada 7 Februari 2022, Joe Biden mengatakan Nord Stream akan tamat jika Rusia menginvasi Ukraina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Baca juga: Antisipasi Ancaman Nuklir, NATO Perkuat Pasukan di Wilayah Timur
Ia kemudian berujar, "Kita harus bertanggung jawab atas kata-kata kita.
Eropa harus tahu kebenarannya," kata Maria.
Sejumlah pejabat keamanan Eropa mendeteksi kehadiran kapal Angkatan Laut Rusia di dekat pipa gas Nord Stream yang diduga bocor karena disabotase.
Dua pejabat intelijen Barat mengatakan kepada CNN bahwa mereka sedang menyelidiki maksud kehadiran kapal itu di dekat Nord Stream.
Namun, mereka belum bisa memastikan kapal itu terkait dengan kebocoran pipa gas atau tidak.
Salah satu pejabat intelijen itu kemudian mengungkap bahwa petugas juga mendeteksi sejumlah kapal selam Rusia di area tersebut pekan lalu.
Seorang pejabat militer Denmark mengatakan bahwa kapal-kapal Rusia memang beroperasi secara rutin di area itu.
Ia menegaskan bahwa kehadiran kapal Rusia itu bukan berarti Negeri Beruang Merah terkait dengan insiden kebocoran di Nord Stream.
"Kami melihat kapal-kapal itu tiap pekan.
Aktivitas Rusia di Laut Baltik meningkat beberapa tahun belakangan.
Mereka kerap menguji kewaspadaan kami, baik di laut maupun udara," ucap pejabat itu.
Hingga saat ini, kabar mengenai kebocoran pipa gas penghubung Rusia dan Eropa itu masih simpang siur. (tribunnews.com/cnnindonesia.com)
Baca juga: Swedia Belum Ekstradisi Teroris Kurdi, Turki Ancam Tolak Swedia Jadi Anggota NATO
Baca juga: Erdogan Ancam Bekukan Keanggotaan Swedia-Finlandia di NATO