Kisah Suami Istri Tewas Saat Kerusuhan Laga Arema vs Persebaya, Sang Anak Usia 11 Tahun Selamat
Pasangan suami istri (Pasutri) Aremania turut menjadi korban tragedi kerusuhan suporter pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabt
Salah satu penonton yang selamat, Rezqi Wahyu, warga Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang mengutarakan kronologi insiden tersebut melalui akun Twitter-nya @RezqiWahyu_05, Sabtu (2/10).
Rezqi mengatakan umumnya pertandingan berjalan lancar hingga akhir pertandingan. Saat jeda istirahat babak pertama, terdapat sedikit kericuhan di Tribun 12-13. Namun, kericuhan tersebut bisa diamankan oleh petugas.
"Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikit pun. Yang ada hanya suporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya," tulis Rezqi.
Ia berpendapat tragedi dimulai usai pertandingan berakhir. Para pemain, pelatih, hingga manajer Arema mendekati tribun bagian timur untuk memberikan gestur minta maaf kepada para suporter mereka.
Namun, satu orang suporter dari tribun selatan, nekat masuk ke lapangan dan mendekati tim.
"Di sisi lain, ada 1 orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka," lanjutnya.
Tindakan suporter tersebut rupanya diikuti oleh beberapa orang lain. Rezqi mengatakan mereka meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema.
"Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizi mencoba memberi pengertian kepadan oknum-oknum tersebut," terang Rezqi.
Kondisi berubah ricuh usai semakin banyak orang yang turun ke lapangan. Kekecewaan para penonton dari berbagai sisi stadion mencuat.
"Di ikuti dengan lempar-lempar berbagai macam benda ke arah lapangan dan para suporter yang semakin tidak terkendali. Akhirnya pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib," katanya.
Rezqi mengatakan para suporter makin banyak yang masuk ke lapangan dan tak terkendali. Akhirnya petugas melakukan upaya untuk menghalau suporter tersebut.
Petugas berupaya tegas memukul mundur suporter yang terus merangsek dari berbagai sisi tribun. Menurut kesaksian Rezqi, beberapa suporter terkena pentungan aparat yang coba bertindak tegas.
Kondisi di stadion saat itu sudah tidak kondusif. Akhirnya petugas mengeluarkan beberapa kali gas air mata ke arah suporter yang masih berada di lapangan.
"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, disetiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di Tribun 10," ungkap Rezqi.
Para suporter menjadi panik akibat tembakan tersebut dan berusaha mencari pintu keluar. Penghubung keluar-masuk antara penonton tersebut tampak penuh sesak.